31 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Salam Bandung untuk Asia-Afrika

Dalam Gedung Merdeka, Jokowi kembali menegaskan perlunya demokrasi terkait politik global dalam pidato pembukaan. Hal tersebut dinilai bisa diwujudkan dengan mempererat kerjasama ekonomi antara dua benua. “Kita harus bahu-membahu supaya bangsa kita sejajar dengan bangsa-bangsa maju di belahan dunia yang lain,” ungkapnya.

Umpan tersebut langsung disambar oleh Mugabe yang terus menyoroti absennya perwakilan Afrika dalam penentu keputusan di PBB. Dia masih menegaskan perlunya perubahan dalam sistem dan struktur lembaga dunia itu. “Sudah banyak halangan prosedural yang dilakukan untuk menekan kita. Itu harus dilawan mulai dari sekarang,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Jokowi pun sempat menandatangani Bandung Message dengan dua kepala negara perwakilan lainnya. Yakni, Xi Jinping dan Raja Swaziland Mswati III. Rangkaian pun dilanjutkan dengan jeda karena sholat jumat kemudian peresmian monument Asia- Afrika.

Jamuan makan siang pun dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di rumah dinasnya Gedung Pakuan. Dari sana, delegasi pun langsung dilepas untuk kembali ke negara masing-masing.

Lansia Tak Ikut Napak Tilas, Serangan Kantuk Saat Marathon Pidato

Perhelatan KAA harusnya menjadi event elegan antar kepala negara. Namun, hal tersebut bukan berarti rangkaian berjalan mulus tanpa celah. Ada saja beberapa cerita-cerita unik nan kocak yang muncul.

Salah satu cerita muncul dari dua kepala negara Kim Yong Nam dan Robert Mugabe. Dua tokoh dunia tersebut tak terlihat pada salah satu momen penting pada acara hari terakhir KAA: napak tilas alias historical walk. Padahal, Mugabe seharusnya memberikan sambutan sebagai ketua Uni Afrika.

Absennya dua tokoh tersebut boleh dimaklumi, kedua petinggi negara tersebut hampir memasuki satu abad. Mugabe yang sudah menjadi presiden Zimbabwe sejak 1987 itu memang selalu dipapah untuk naik ke podium. Hal tersebut pun akhirnya membuat kedua orang tersebut memilih untuk lebih dulu memasuki gedung merdeka daripada memperlambat barisan.

Bicara soal podium, tak ada yang bisa memisahkan pidato dengan tingkah para peserta. Perhelatan yang seharusnya dihadiri dengan penuh perhatian itu pun tak bisa menghilangkan rasa kantuk para peserta. Misalnya, saat pidato Mugabe. Mata Ibu Negara Malaysia Rosmah Mansor pun terlihat kuyu mencoba membuka mata.

Bahkan, beberapa pejabat kabinet kerja seperti Kepala Bappenas Andrinof Chaniago pun terlihat memejamkan mata sejenak mendengar pidato dalam bahasa inggris tersebut.

Dalam Gedung Merdeka, Jokowi kembali menegaskan perlunya demokrasi terkait politik global dalam pidato pembukaan. Hal tersebut dinilai bisa diwujudkan dengan mempererat kerjasama ekonomi antara dua benua. “Kita harus bahu-membahu supaya bangsa kita sejajar dengan bangsa-bangsa maju di belahan dunia yang lain,” ungkapnya.

Umpan tersebut langsung disambar oleh Mugabe yang terus menyoroti absennya perwakilan Afrika dalam penentu keputusan di PBB. Dia masih menegaskan perlunya perubahan dalam sistem dan struktur lembaga dunia itu. “Sudah banyak halangan prosedural yang dilakukan untuk menekan kita. Itu harus dilawan mulai dari sekarang,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Jokowi pun sempat menandatangani Bandung Message dengan dua kepala negara perwakilan lainnya. Yakni, Xi Jinping dan Raja Swaziland Mswati III. Rangkaian pun dilanjutkan dengan jeda karena sholat jumat kemudian peresmian monument Asia- Afrika.

Jamuan makan siang pun dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di rumah dinasnya Gedung Pakuan. Dari sana, delegasi pun langsung dilepas untuk kembali ke negara masing-masing.

Lansia Tak Ikut Napak Tilas, Serangan Kantuk Saat Marathon Pidato

Perhelatan KAA harusnya menjadi event elegan antar kepala negara. Namun, hal tersebut bukan berarti rangkaian berjalan mulus tanpa celah. Ada saja beberapa cerita-cerita unik nan kocak yang muncul.

Salah satu cerita muncul dari dua kepala negara Kim Yong Nam dan Robert Mugabe. Dua tokoh dunia tersebut tak terlihat pada salah satu momen penting pada acara hari terakhir KAA: napak tilas alias historical walk. Padahal, Mugabe seharusnya memberikan sambutan sebagai ketua Uni Afrika.

Absennya dua tokoh tersebut boleh dimaklumi, kedua petinggi negara tersebut hampir memasuki satu abad. Mugabe yang sudah menjadi presiden Zimbabwe sejak 1987 itu memang selalu dipapah untuk naik ke podium. Hal tersebut pun akhirnya membuat kedua orang tersebut memilih untuk lebih dulu memasuki gedung merdeka daripada memperlambat barisan.

Bicara soal podium, tak ada yang bisa memisahkan pidato dengan tingkah para peserta. Perhelatan yang seharusnya dihadiri dengan penuh perhatian itu pun tak bisa menghilangkan rasa kantuk para peserta. Misalnya, saat pidato Mugabe. Mata Ibu Negara Malaysia Rosmah Mansor pun terlihat kuyu mencoba membuka mata.

Bahkan, beberapa pejabat kabinet kerja seperti Kepala Bappenas Andrinof Chaniago pun terlihat memejamkan mata sejenak mendengar pidato dalam bahasa inggris tersebut.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/