26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Suhu di Arab Saudi Bisa Capai 50 Derajat Celsius, CJH Diminta Persiapkan Fisik

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Calon jamaah haji (CJH) tahun ini bakal menghadapi tantangan ganda saat menunaikan ibadah di Tanah Suci. Selain adanya pandemi Covid-19, jamaah akan merasakan cuaca ekstrem. Saat musim haji nanti, diperkirakan suhu di Arab Saudi bisa mencapai maksimum 50 derajat Celsius. Sebagai perbandingan, rata-rata cuaca di Indonesia sekitar 28–30 derajat Celsius.

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menuturkan, suhu di Saudi saat ini cukup panas. “Panasnya bukan main. Saya sampai sana, temperatur 40 sampai 44 derajat Celsius,” kata Yaqut yang baru tiba dari lawatannya ke Arab Saudi, Selasa (24/5).

Menurut informasi yang dia terima, suhu saat ini belum mencapai puncak. Diperkirakan, puncak panas di Saudi terjadi saat musim haji mendatang. Dia mengatakan, saat puncak cuaca panas, suhu di Makkah diperkirakan bisa mencapai 50 derajat Celsius. “Namanya juga prakiraan. Semoga tidak sampai segitu,” tuturnya.

Kalaupun nanti suhu di Saudi mencapai puncaknya, Yaqut berharap jamaah bersiap-siap sejak di Tanah Air. Dia mengingatkan jamaah untuk rutin minum air. Juga mengonsumsi makanan bergizi. Jamaah yang selama ini wajib konsumsi obat rutin tetap bisa melakukannya sesuai dengan anjuran dokter. Kemudian, melengkapinya dengan vitamin untuk daya tahan tubuh.

Beberapa hari menjelang keberangkatan, CJH diminta untuk menjaga kondisi fisik supaya tetap prima. CJH dijadwalkan mulai masuk asrama haji pada 3 Juni. Kemudian, pada 4 Juni mulai diterbangkan menuju Madinah.

Menurut Yaqut, kondisi fisik yang prima diperlukan supaya jemaah bisa menjalani seluruh rangkaian ibadah haji dari awal hingga akhir dengan lancar. “Persiapkan fisik sebaik-baiknya. Dan, mental tentu saja,” katanya.

Di sisa waktu menjelang keberangkatan, Yaqut juga berpesan supaya CJH fokus mendalami manasik haji. Meskipun ada pembimbing ibadah, CJH tetap harus mempelajari manasik haji.

Sementara itu, dalam beberapa hari kunjungan kerjanya ke Arab Saudi, Menag memantau langsung persiapan layanan haji di sana. Mulai mengecek kesiapan akomodasi atau hotel, katering, transportasi, sampai layanan kesehatan. ’’Insya Allah kita siap menerima kedatangan jemaah haji secara optimal,’’ katanya.

Yaqut menyatakan bakal berupaya melayani jemaah sebaik-baiknya. Dengan begitu, jemaah bisa berfokus pada ibadahnya.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief menambahkan, dalam waktu dekat Kemenag mengeluarkan sejumlah imbauan. Di antaranya, imbauan supaya CJH jangan sampai kecapekan. “Karena musim haji kali ini agak berat. Seperti yang disampaikan Pak Menag tadi,” katanya.

Ketika berada di Saudi, lanjut dia, CJH diminta untuk tetap menjalankan protokol kesehatan. Di antaranya, mengenakan masker dan rajin mencuci tangan. Meski pihak Saudi sudah melakukan pelonggaran, khususnya soal penggunaan masker di tempat terbuka, alangkah baiknya CJH tetap bermasker.

Sebelumnya, Kepala Sub-Direktorat Bina Petugas Haji Kemenag Suvianto mengimbau seluruh jamaah haji untuk selalu menjaga kondisi tubuh dengan mengatur aktivitas dan memperhatikan asupan air minum. “Puncak ibadah pada Juli, saat musim panas. Jadi, jangan terlalu banyak aktivitas di luar (rangkaian ibadah haji) dan banyak air minum,” pesan Suvianto.

Lebih lanjut, Suvianto juga menyarankan kepada para jamaah haji agar senantiasa menerapkan pola hidup sehat. Dengan begitu, dampak dari potensi cuaca panas tersebut dapat diantisipasi, terutama sebelum waktu wukuf di Arafah yang merupakan puncak ibadah haji.

Adapun, menurut catatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), angka kematian jemaah haji Indonesia dalam 10 tahun terakhir berkisar dua orang per mil atau per seribu individu. Kemenkes pun melaporkan, kelelahan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kematian jemaah haji Indonesia. Maka dari itu, jamaah haji Indonesia diimbau agar kembali memperhatikan kondisi tubuh selama berada di Tanah Suci supaya tidak kelelahan hingga jatuh sakit.

196 CJH Diisi Kuota Cadangan

Sebagai informasi, Tahun 2022 ini Indonesia mendapat kuota haji sebanyak 100.051 orang yang terdiri atas 92.825 jemaah haji reguler, 7.226 jemaah haji khusus, dan 1.901 petugas. Sedangkan Provinsi Sumatera Utara, mendapat kuota sebanyak 3.777 jamaah.

Dari total itu, hingga batas waktu pelunasan dana haji pada 20 Mei lalu, sekitar 3.581 CJH yang melunasi. Sisanya, 196 CJH belum melunasi, sehingga digantikan dari kuota cadangan.

Kepala Seksi (Kasi) Haji Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara (Kemenag Sumut) H Iyong Syahrial mengatakan, ke 196 CJH belum melunasi hingga batas waktu yang ditentukan dikarena berbagai faktor. “Banyak hal lah, ada yang sakit, ada yang mungkin terpisah suami istrinya karena suaminya tidak ikut dalam daftar itu. Dari 196 itu, kita ambil dari kuota cadangan yang telah melunasi, untuk menutupi kuota kita agar terpenuhi,” ungkapnya kepada Sumut Pos, Selasa (24/5).

Menurutnya, dari yang telah melunasi dana haji hanya berkisar 95 persen saja. Sedangkan untuk menutupi 5 persen lagi, diambil dari kuota cadangan yang telah melunasi dana haji. “Setiap tahunnya ada jamaah cadangan yang memang diperuntukkan untuk menutupi sisa kuota yang tidak terpenuhi,” jelasnya.

Dari 196 CJH yang masuk dalam kuota cadangan, kata Iyong, nantinya akan diberitahukan kepada Kemenag Kabupaten/Kota berdasarkan sistem ranking. “Jamaah cadangan yang di ranking berdasarkan nomor urut yang sudah melunasi, dan dia masuk kedalam kelompok 196 itu, secara sistem akan masuk ke aplikasinya kabupaten/kota masing-masing,” jelasnya.

“Sehingga jamaah kabupaten/kota akan memberitahukan, bahwa status jamaah yang bersangkutan dari jamaah cadangan telah berubah status jadi jamaah berhak berangkat,” sambungnya.

Sementara, katanya, untuk jamaah yang tidak melunasi dana haji tersebut, akan diberangkatkan pada tahun berikutnya. “Semua jamaah yang menunda (keberangkatan) tahun ini, akan menjadi jamaah berhak lunas tahun berikutnya,” katanya.

Dari total haji reguler berjumlah 3.777 yang akan diberangkatkan, hingga kini pihaknya belum mendapatkan laporan jamaah yang batal berangkat dikarenakan meninggal dunia, sakit ataupun hal lainnya. “Sampai saat ini belum ada (laporan),” pungkasnya.

131 CJH Binjai Berangkat

Kepala Seksi Kantor Kementerian Agama Kota Binjai, Negara Pohan mengatakan, Kota Binjai mendapat jatah sebanyak 131 orang untuk Calhaj tahun 2022 ini. Ditambah 27 cadangan yang sudah melunasi biaya penyelenggara ibadah haji tahun 2020 lalu. Artinya, jika ada yang berhalangan berangkat dari 131 orang ini, maka 27 yang sudah melunasi biaya keberangkatan pada dua tahun lalu, yang akan diterbangkan. “Alhamdulillah calon jamaah haji Kota Binjai rampung semua pelunasan Biaya Penyelenggara Ibadah Hajinya,” kata dia, beberapa waktu lalu.

Dia menjelaskan, dari 131 Calhaj terdiri dari 51 orang berjenis kelamin pria dan wanita sebanyak 80 orang. Sementara untuk usia pria termuda 32 tahun, dan perempuan 37 tahun. “Berdasarkan keputusan Pemerintah Arab batas usia yang diperbolehkan berangkat berusia 65 tahun per 31Juni 2022. Calon jemaah haji tertua laki-laki dan perempuan di Kota Binjai berusia 64 tahun,” tambah dia.

Namun demikian, belum ada penentuan kloter keberangkatan diterapkan untuk Sumut. Meski begitu, kloter satu masuk asrama dijadwalkan mulai 14 Juni 2022. “Rencananya Kementerian Agama Kota Binjai akan melaksanakan manasik haji dalam waktu dekat ini. Batasan manasik haji dilaksanakan sebelum kloter satu masuk asrama,” pungkasnya. (jpc/man/ted)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Calon jamaah haji (CJH) tahun ini bakal menghadapi tantangan ganda saat menunaikan ibadah di Tanah Suci. Selain adanya pandemi Covid-19, jamaah akan merasakan cuaca ekstrem. Saat musim haji nanti, diperkirakan suhu di Arab Saudi bisa mencapai maksimum 50 derajat Celsius. Sebagai perbandingan, rata-rata cuaca di Indonesia sekitar 28–30 derajat Celsius.

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menuturkan, suhu di Saudi saat ini cukup panas. “Panasnya bukan main. Saya sampai sana, temperatur 40 sampai 44 derajat Celsius,” kata Yaqut yang baru tiba dari lawatannya ke Arab Saudi, Selasa (24/5).

Menurut informasi yang dia terima, suhu saat ini belum mencapai puncak. Diperkirakan, puncak panas di Saudi terjadi saat musim haji mendatang. Dia mengatakan, saat puncak cuaca panas, suhu di Makkah diperkirakan bisa mencapai 50 derajat Celsius. “Namanya juga prakiraan. Semoga tidak sampai segitu,” tuturnya.

Kalaupun nanti suhu di Saudi mencapai puncaknya, Yaqut berharap jamaah bersiap-siap sejak di Tanah Air. Dia mengingatkan jamaah untuk rutin minum air. Juga mengonsumsi makanan bergizi. Jamaah yang selama ini wajib konsumsi obat rutin tetap bisa melakukannya sesuai dengan anjuran dokter. Kemudian, melengkapinya dengan vitamin untuk daya tahan tubuh.

Beberapa hari menjelang keberangkatan, CJH diminta untuk menjaga kondisi fisik supaya tetap prima. CJH dijadwalkan mulai masuk asrama haji pada 3 Juni. Kemudian, pada 4 Juni mulai diterbangkan menuju Madinah.

Menurut Yaqut, kondisi fisik yang prima diperlukan supaya jemaah bisa menjalani seluruh rangkaian ibadah haji dari awal hingga akhir dengan lancar. “Persiapkan fisik sebaik-baiknya. Dan, mental tentu saja,” katanya.

Di sisa waktu menjelang keberangkatan, Yaqut juga berpesan supaya CJH fokus mendalami manasik haji. Meskipun ada pembimbing ibadah, CJH tetap harus mempelajari manasik haji.

Sementara itu, dalam beberapa hari kunjungan kerjanya ke Arab Saudi, Menag memantau langsung persiapan layanan haji di sana. Mulai mengecek kesiapan akomodasi atau hotel, katering, transportasi, sampai layanan kesehatan. ’’Insya Allah kita siap menerima kedatangan jemaah haji secara optimal,’’ katanya.

Yaqut menyatakan bakal berupaya melayani jemaah sebaik-baiknya. Dengan begitu, jemaah bisa berfokus pada ibadahnya.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief menambahkan, dalam waktu dekat Kemenag mengeluarkan sejumlah imbauan. Di antaranya, imbauan supaya CJH jangan sampai kecapekan. “Karena musim haji kali ini agak berat. Seperti yang disampaikan Pak Menag tadi,” katanya.

Ketika berada di Saudi, lanjut dia, CJH diminta untuk tetap menjalankan protokol kesehatan. Di antaranya, mengenakan masker dan rajin mencuci tangan. Meski pihak Saudi sudah melakukan pelonggaran, khususnya soal penggunaan masker di tempat terbuka, alangkah baiknya CJH tetap bermasker.

Sebelumnya, Kepala Sub-Direktorat Bina Petugas Haji Kemenag Suvianto mengimbau seluruh jamaah haji untuk selalu menjaga kondisi tubuh dengan mengatur aktivitas dan memperhatikan asupan air minum. “Puncak ibadah pada Juli, saat musim panas. Jadi, jangan terlalu banyak aktivitas di luar (rangkaian ibadah haji) dan banyak air minum,” pesan Suvianto.

Lebih lanjut, Suvianto juga menyarankan kepada para jamaah haji agar senantiasa menerapkan pola hidup sehat. Dengan begitu, dampak dari potensi cuaca panas tersebut dapat diantisipasi, terutama sebelum waktu wukuf di Arafah yang merupakan puncak ibadah haji.

Adapun, menurut catatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), angka kematian jemaah haji Indonesia dalam 10 tahun terakhir berkisar dua orang per mil atau per seribu individu. Kemenkes pun melaporkan, kelelahan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kematian jemaah haji Indonesia. Maka dari itu, jamaah haji Indonesia diimbau agar kembali memperhatikan kondisi tubuh selama berada di Tanah Suci supaya tidak kelelahan hingga jatuh sakit.

196 CJH Diisi Kuota Cadangan

Sebagai informasi, Tahun 2022 ini Indonesia mendapat kuota haji sebanyak 100.051 orang yang terdiri atas 92.825 jemaah haji reguler, 7.226 jemaah haji khusus, dan 1.901 petugas. Sedangkan Provinsi Sumatera Utara, mendapat kuota sebanyak 3.777 jamaah.

Dari total itu, hingga batas waktu pelunasan dana haji pada 20 Mei lalu, sekitar 3.581 CJH yang melunasi. Sisanya, 196 CJH belum melunasi, sehingga digantikan dari kuota cadangan.

Kepala Seksi (Kasi) Haji Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara (Kemenag Sumut) H Iyong Syahrial mengatakan, ke 196 CJH belum melunasi hingga batas waktu yang ditentukan dikarena berbagai faktor. “Banyak hal lah, ada yang sakit, ada yang mungkin terpisah suami istrinya karena suaminya tidak ikut dalam daftar itu. Dari 196 itu, kita ambil dari kuota cadangan yang telah melunasi, untuk menutupi kuota kita agar terpenuhi,” ungkapnya kepada Sumut Pos, Selasa (24/5).

Menurutnya, dari yang telah melunasi dana haji hanya berkisar 95 persen saja. Sedangkan untuk menutupi 5 persen lagi, diambil dari kuota cadangan yang telah melunasi dana haji. “Setiap tahunnya ada jamaah cadangan yang memang diperuntukkan untuk menutupi sisa kuota yang tidak terpenuhi,” jelasnya.

Dari 196 CJH yang masuk dalam kuota cadangan, kata Iyong, nantinya akan diberitahukan kepada Kemenag Kabupaten/Kota berdasarkan sistem ranking. “Jamaah cadangan yang di ranking berdasarkan nomor urut yang sudah melunasi, dan dia masuk kedalam kelompok 196 itu, secara sistem akan masuk ke aplikasinya kabupaten/kota masing-masing,” jelasnya.

“Sehingga jamaah kabupaten/kota akan memberitahukan, bahwa status jamaah yang bersangkutan dari jamaah cadangan telah berubah status jadi jamaah berhak berangkat,” sambungnya.

Sementara, katanya, untuk jamaah yang tidak melunasi dana haji tersebut, akan diberangkatkan pada tahun berikutnya. “Semua jamaah yang menunda (keberangkatan) tahun ini, akan menjadi jamaah berhak lunas tahun berikutnya,” katanya.

Dari total haji reguler berjumlah 3.777 yang akan diberangkatkan, hingga kini pihaknya belum mendapatkan laporan jamaah yang batal berangkat dikarenakan meninggal dunia, sakit ataupun hal lainnya. “Sampai saat ini belum ada (laporan),” pungkasnya.

131 CJH Binjai Berangkat

Kepala Seksi Kantor Kementerian Agama Kota Binjai, Negara Pohan mengatakan, Kota Binjai mendapat jatah sebanyak 131 orang untuk Calhaj tahun 2022 ini. Ditambah 27 cadangan yang sudah melunasi biaya penyelenggara ibadah haji tahun 2020 lalu. Artinya, jika ada yang berhalangan berangkat dari 131 orang ini, maka 27 yang sudah melunasi biaya keberangkatan pada dua tahun lalu, yang akan diterbangkan. “Alhamdulillah calon jamaah haji Kota Binjai rampung semua pelunasan Biaya Penyelenggara Ibadah Hajinya,” kata dia, beberapa waktu lalu.

Dia menjelaskan, dari 131 Calhaj terdiri dari 51 orang berjenis kelamin pria dan wanita sebanyak 80 orang. Sementara untuk usia pria termuda 32 tahun, dan perempuan 37 tahun. “Berdasarkan keputusan Pemerintah Arab batas usia yang diperbolehkan berangkat berusia 65 tahun per 31Juni 2022. Calon jemaah haji tertua laki-laki dan perempuan di Kota Binjai berusia 64 tahun,” tambah dia.

Namun demikian, belum ada penentuan kloter keberangkatan diterapkan untuk Sumut. Meski begitu, kloter satu masuk asrama dijadwalkan mulai 14 Juni 2022. “Rencananya Kementerian Agama Kota Binjai akan melaksanakan manasik haji dalam waktu dekat ini. Batasan manasik haji dilaksanakan sebelum kloter satu masuk asrama,” pungkasnya. (jpc/man/ted)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/