SHAH ALAM – Melayu merupakan masyarakat istimewa, sebab sangat identik dengan Islam. Sedangkan upaya pemurtadan umat Islam sudah terjadi semenjak 500 tahun lalu, bedanya sekarang lebih terang-terangan.
Demikian disampaikan Mufti Perak Harussani Zakaria Tan Sri seperti dikutip Malaysia-Today.net, Senin (24/10). Menurut dia, seuruh masyarakat Melayu beragama Islam. Tapi, untuk menghindari pemurtadan umat Islam, sebaiknya mulai sekarang menyatu jangan ada terpecah-pecah.
“Terpecahnya umat Islam merupakan satu kelemahan, ini yang menyebabkan umat Islam mudah dimanfaatkan,” ujarnya.
Dia menilai kasus pemurtadan di kalangan warga Muslim bukanlah masalah kecil. Untuk itu, dia meminta Muslim Malaysia peka dan bersatu dengan masalah yang dihadapi. “Saya tahu, umat Islam telah berjuang keras dan tidak setuju satu sama lain dalam menghadapi masalah tersebut,” katanya.
Direktur Forum Depan Bertindak Anti-Murtad (Forkad), Kamaruzzaman Mohammad mengatakan perpecahan di kalangan Muslim Malaysia sebagian besar disebabkan masalah kecil. Padahal, umat Islam harus bersatu guna menghindari tekanan dan intimidasi dalam berbagai bentuk, termasuk isu pemurtadan.
“Jika bersatu tidak akan ada yang berani menyentuh umat Islam. Sebabnya, aksi unjuk rasa Sabtu kemarin menjadi momentum bersatu sekaligus menyelamatkan umat Islam dari pemurtadan,” tegasnya.
Isu pemurtadan tengah menghangat di Malaysia. Sejumlah ormas Islam menyatakan pemerintah dinilai menutup-nutupi jumlah Muslim yang berpindah agama. Kencangnya isu tersebut, sempat memicu reaksi dari kalangan non Muslim. Meski tidak terlalu reaktif, kalangan non-Muslim menilai apa yang dilakukan umat Islam, terutama saat aksi unjuk rasa sejuta umat, terlalu reaktif sehingga memicu risiko benturan antar etnis dan agama.
Sejauh ini, pemerintah Malaysia belum mengeluarkan pernyataan terkait isu tersebut. Namun, komite antar umat beragama telah dibentuk untuk menangani persoalan itu. (bbs/jpnn)