SUMUTPOS.CO – Kisruh Rusia dan Ukraina kini merembet ke Indonesia seusai kabar yang menyebut bahwa Vladimir Putin akan datang ke Indonesia menghadiri KTT G20. Presiden Amerika Serikat, Joe Biden awalnya mendesak agar Putin didepak dari KTT G20 yang akan diadakan di Bali.
Namun, apabila Putin tetap diizinkan untuk datang, Joe Biden meminta agar Indonesia mempertemukan Putin dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Dikutip dari Dailymail, pertanyaan dari Joe Bidan itu disampaikannya seusai menghadiri pertemuan antara negara NATO, Uni Eropa dan G7 Biden lebih suka mengeluarkan Rusia dari G20 sebagai hukuman atas tindakan brutal yang telah dilakukannya pada Ukraina. ”Pada poin selanjutnya jawaban saya adalah ya. Itu tergantung pada G20 ,” ujar Biden.
Apabila Indonesia dan negara lain tetap mengundang Rusia, Biden menyerukan agar Ukraina juga hadir dalam acara tersebut. Meskipun sedianya, Zelensky tidak termasuk dalam anggota G20. “Jika Indonesia dan negara lainnya tidak setuju, maka menurut pandangan saya kita harus meminta agar keduanya, (Rusia dan) Ukraina dapat menghadiri pertemuan juga,” kata Biden.
Duta Besar RI sekaligus Staf Khusus Program Prioritas Kemlu dan Co-Sherpa G20 Indonesia, Dian Triansyah Djani mengatakan, Indonesia sendiri harus mengundang semua negara anggota G20, termasuk Rusia. Hal ini sesuai dengan prinsip presidensi, yang mana semua negara yang tergabung dalam G20 harus diundang.
“Sebagai presidensi dan sesuai dengan presidensi-presidensi sebelumnya adalah untuk mengundang semua anggota G20, dan bahwa diplomasi Indonesia selalu didasarkan pada prinsip-prinsip base on principal. Oleh karena itu, memang kewajiban Presidensi G20 untuk mengudang semua anggotanya,” ujar Triansyah.
Sebelumnya, kabar bahwa Putin akan datang ke Indonesia menghadiri KTT G20 disampaikan oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieve. Lyudmila menyebut sejauh ini, Putin akan hadir ke Indonesia setelah menerima undangan dari Indonesia yang merupakan tuan rumah KTT G20 akhir tahun 2022 mendatang. “Tergantung banyak hal, termasuk situasi Covid yang semakin membaik. Tapi, sejauh ini ya niatnya datang,” katanya kepada wartawan.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison prihatin terhadap rencana Putin untuk menghadiri KTT G20 di Indonesia tahun ini. “Gagasan untuk duduk satu meja dengan Vladimir Putin, yang Amerika Serikat (saja) sudah dalam posisi menyerukan tentang kejahatan perang di Ukraina, bagi saya adalah langkah yang terlalu jauh,” kata Morrison
Seperti diketahui, AS telah memimpin penerapan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia. Ketegangan pun meningkat antara kedua negara, mencapai tingkat yang tidak terlihat sejak Perang Dingin.
Di sisi lain, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana mengatakan, Indonesia harus menyukseskan agenda KTT G20 dan memastikan seluruh kepala pemerintahan dan kepala negara hadir. Ia mengatakan, Indonesia juga bisa turun menjadi juru damai atas konflik di Ukraina.”Kemenlu harus turun menjadi juru damai atas konflik yang terjadi di Ukraina dan saat ini meluas antara AS dengan sekutunya dan Rusia,” kata Hikmahanto.
Menurut dia, pemerintah bisa meminta perwakilan Indonesia di AS dan negara-negara sekutu untuk mengidentifikasi apa yang diminta terhadap Rusia. Hal serupa, kata dia, juga harus dilakukan perwakilan Indonesia di Rusia. “Selanjutnya Menlu berdasarkan masukan dari perwakilan Indonesia merumuskan solusi yang tepat untuk ditawarkan baik ke AS dan sekutunya dan ke Rusia,” ujarnya.
Menurutnya, Menteri Luar Negeri dapat melakukan shuttle diplomacy atau diplomasi ulang alik untuk membicarakan solusi yang ditawarkan pemerintah Indonesia. “Langkah terakhir, bila diperlukan Menlu dapat meminta Presiden untuk melakukan pembicaraan langsung dengan Presiden Putin dan Presiden Joe Biden agar konflik segera diakhiri demi kemanusiaan dan keselamatan serta perekonomian dunia,” ucap dia.(jpg/kps)