Dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar pembelot Korea Utara ke Selatan adalah perempuan. Tidak terlalu terikat tempat kerja, perempuan seringkali lebih memiliki kebebasan bergerak.
Diambil alihnya ekonomi utama Korea Utara oleh perempuan mengubah budaya paternalistik yang menganggap perempuan ideal adalah ibu rumah tangga.
Meskipun media negara mendorong persamaan gender kelembagaan, masyarakat telah lama didominasi oleh pria. Uang telah mengubahnya.
“Standar-standar hidup Korea Utara bergantung pada kemampuan dan keterampilan bisnis perempuan, bukan negara. Perempuan menggantikan peran negara lewat ekonomi pasar,” ujar Kim Eun-ju, yang mengepalai Pusat Perempuan dan Politik Korea di Seoul yang melakukan wawancara secara rutin dengan para pembelot baru-baru ini.
“Sekarang para pria bahkan mencari calon istri di pasar,” ujarnya.
Jung, mahasiswi pembelot, mengatakan: “Para perempuan Korea Utara independen dan kuat namun akan mendapat lebih banyak karena negara tidak dapat memberikan banyak bagi individu.” (VOA)
Di Korea Utara, Laki-laki Pengambil Keputusan, Perempuan Pencari Nafkah
Dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar pembelot Korea Utara ke Selatan adalah perempuan. Tidak terlalu terikat tempat kerja, perempuan seringkali lebih memiliki kebebasan bergerak.
Diambil alihnya ekonomi utama Korea Utara oleh perempuan mengubah budaya paternalistik yang menganggap perempuan ideal adalah ibu rumah tangga.
Meskipun media negara mendorong persamaan gender kelembagaan, masyarakat telah lama didominasi oleh pria. Uang telah mengubahnya.
“Standar-standar hidup Korea Utara bergantung pada kemampuan dan keterampilan bisnis perempuan, bukan negara. Perempuan menggantikan peran negara lewat ekonomi pasar,” ujar Kim Eun-ju, yang mengepalai Pusat Perempuan dan Politik Korea di Seoul yang melakukan wawancara secara rutin dengan para pembelot baru-baru ini.
“Sekarang para pria bahkan mencari calon istri di pasar,” ujarnya.
Jung, mahasiswi pembelot, mengatakan: “Para perempuan Korea Utara independen dan kuat namun akan mendapat lebih banyak karena negara tidak dapat memberikan banyak bagi individu.” (VOA)