31.8 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Marga Siregar Siapkan Langkah Hukum

FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS Keluarga memperlihatkan foto Firman Chandra Siregar salahsatu korban pesawat Malaysia Airlines tujuan Beijing yang hilang.
FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS
Keluarga memperlihatkan foto Firman Chandra Siregar salahsatu korban pesawat Malaysia Airlines tujuan Beijing yang hilang.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perkumpulan Marga Siregar di Kota Medan berencana mengambil langkah hukum terkait pernyataan PM Malaysia Najib Rajak yang menyatakan pesawat Malaysia Airlines MH370 tenggelam di Samudera Hindia Selatan.

Hal ini disebabkan mereka belum bisa menerima pernyataan yang seolah menyebutkan jika pesawat yang ditumpangi salah seorang kerabat mereka, Firman Chandra Siregar (25), sudah dipastikan terjatuh di kawasan tersebut.

“Kami mendesak agar pernyataan tersebut dibarengi dengan bukti, tidak hanya pernyataan,” kata Ketua Parsadaan (Persatuan-red) Toga Siregar (Patogar) Kota Medan, Januari Siregar, Rabu (26/3).

Januari menyebutkan, pernyataan dari PM Malaysia tersebut lebih mengarah pada upaya dari pemerintah Malaysia untuk melepaskan diri dari tanggung jawab. Sehingga dengan munculnya pernyataan tersebut, maka dalam waktu tertentu mereka juga memiliki alasan untuk menghentikan pencarian. “Itu asumsi kita, padahal ini masih terus menjadi tanggungjawab mereka,” ungkapnya.

Sejauh ini, Patogar masih menunggu kebijakan yang akan diambil oleh pihak Malaysia pasca munculnya pernyataan dari PM Malaysia tersebut. Jika mereka menghentikan pencarian dengan alasan yang tidak jelas tersebut, maka Patogar akan mengambil jalur hukum tersebut. “Kita akan tempuh jalur hukum, tapi seperti apa, kita lihat nanti,” ungkapnya.

 

SINYAL IPAD MILIK FIRMAN

Sementara itu, terungkap bahwa beberapa hari setelah pesawat Malaysia Airline dinyatakan hilang, pihak keluarga mengetahui sinyal Ipad (komputer tablet) milik Firman masih aktif.

Pandapotan Siregar yang tidak lain adik kandung orangtua Firman, bahkan menyatakan hal tersebut kepada pihak Malaysia, saat orangtua Firman diundang ke Kuala Lumpur. “Ketika keluarga ke Kualalumpur, Malaysia, sudah diinformasikan soal sinyal dari Ipad tersebut,” ujarnya.

Dari pihak keluarga sendiri, ditambahkan Pandapotan Siregar lagi, mereka tidak ada melakukan hal khusus untuk mengecek ke provider kartu yang digunakan dalam Ipad Firman. “Tidak ada kita lakukan, karena kita tidak tahu soal IT. Biarlah mereka yang melakukan pengecekan,” tambahnya lagi.

Pihak keluarga sendiri mengaku tak percaya dengan keterangan PM Malaysia. Karenanya, pihak keluarga terus berdoa anak mereka kembali dengan selamat. “Keluarga tak percaya atas informasi PM Malaysia. Belum ada hal lain yang kami lakukan, kecuali mengintensifkan berdoa setiap malam terhadap penumpang dan pengihiburan terhadap keluarga penumpang,” ujar pria yang mengenakan kemeja kotak-kotak tersebut.

Terkait munculnya pernyataan pihak Malaysia yang akan memberikan dana santunan hingga Rp 2 miliar, kepada pihak keluarga. Pandapotan Siregar menyebut pihaknya belum membicarakan hal itu. “Belum ada hal yang lain-lain, apalagi menuntut. Hanya saja pemberitaan tersebut yang diasampaikan mereka yang mengatakan jatuh di Samudra Hindia tidak bisa dipercaya. Kalau betul mana buktinya yang bisa menunjukkan bahwa dia adalah korban,” terangnya.

Diberitakan sebelumnya, Firman Siregar adalah anak keempat dari CH Siregar tersebut merupakan satu dari tujuh warga negara Indonesia yang merupakan penumpang pesawat Malaysia Airlines MH370 yang berangkat ke Beijing yang terakhir diketahui tidak ada komunikasi lagi hingga saat ini.

 

KAMI HANYA INGIN KEPASTIAN

Anak-anak pasangan korban Sugianto Lo dan Vinny Cintya Tio menyatakan,  juga belum meyakini dengan pemberitaan dan keterangan PM Malaysia Najib Razak yang menyatakan pesawat yang hilang sejak Sabtu (8/3) tersebut jatuh di Samudera Hindia Selatan.

“Anak pertama Sugianto Lo, Antonius sedikit kecewa dengan pemberitaan dan pernyataan bahwa orang tuanya tidak selamat, karena puing-puingnya belum ditemukan. Belum benar itu bang 239 orang termasuk orangtua saya yang berada di dalam pesawat MH 370 itu,” ujar adik Sugianto Lo, Siswanto (45), saat ditemui dikediamannya di Jalan Bilal, Gang Idris, Kelurahan Pulo Brayan Darat, Kecamatan Medan Barat.

Keterangan pers PM Malaysia Najib Razak di televisi yang menyatakan pesawat yang hilang sejak Sabtu (8/3) tersebut jatuh di Samudera Hindia Selatan dan 239 penumpangnya tidak selamat, membuat Suarni (65) orang tua dari Sugianto Lo menangis.

“Sedih dia (orang tua Sugianto-red) mendengar pernyataan itu di televisi,” ujar adik ipar Sugianto Lo, Juhai (50), saat ditemui.

Dijelaskannya, untuk mengurangi kesedihan orangtua mereka, pihak keluarga meyakinkan bahwa pemberitaan dan keterangan dari PM Malaysia tersebut belum tentu benar. “Kami meyakinkan orangtua kami bahwa pemberitaan itu belum benar. Memang begitu orang tua kami kalau mendengar kabar yang tidak mengenakan langsung sedih dan diam. Agak lama kami baru bisa ajak bicara. Kami hibur dia dengan menyatakan percaya ama tuhan bahwa Sugianto Lo dan istrinya bakal selamat,” katanya.

Pantuan di lapangan, terlihat keluarga dari Sugianto Lo menyambangi rumahnya. Tampak pula pihak keluarga melihat album dari pasangan suami istri tersebut.

Tak hanya itu, orangtua Sugianto Lo hingga kini masih tampak sedih dan mengeluarkan air mata pasca pemberitaan dan keterangan dari PM Malaysia tersebut.

 

PROTES

Salah seorang anggota keluarga penumpang membacakan pernyataan sikap di Hotel Beijing tempat mereka menginap, mengecam maskapai penerbangan MAS, pemerintah dan militer Malaysia karena selalu mencoba menunda dan menyembunyikan kebenaran.

Dalam pernyataannya, keluarga mengatakan mereka akan bergerak menuju Kedubes Malaysia di Beijing pada Selasa pagi untuk memprotes, mencari kebenaran dan meminta anggota keluarga mereka dikembalikan.

Lebih lanjut disampaikan keluarga, mereka akan melakukan semua cara yang mungkin untuk mencari kesalahan yang tak termaafkan oleh pihak maskapai, pemerintah serta militer Malaysia.

“Tindakan tercela mereka itu tidak hanya membodohi serta mengecewakan secara fisik dan mental keluarga 154 penumpang China, namun juga melencengkan dan menunda operasi penyelamatan, membuang-buang tenaga, sumber daya dan kehilangan waktu berharga untuk upaya penyelamatan,” kata seorang anggota keluarga yang enggan disebut namanya.

Dia juga menyampaikan, bahwa Pemerintah Malaysia, Maskapai MAS serta pihak militer telah melakukan pembunuhan terhadap penumpang pesawat nahas.

“Jika 154 keluarga tercinta kami hilang nyawa akibat hal ini, maka Malaysia Airlines, pemerintah Malaysia dan militer Malaysia adalah pembunuh sebenarnya, yang telah membunuh orang-orang yang kami sayangi,” katanya seperti dikutip Reuters.(mri/gib/tun/bd)

FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS Keluarga memperlihatkan foto Firman Chandra Siregar salahsatu korban pesawat Malaysia Airlines tujuan Beijing yang hilang.
FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS
Keluarga memperlihatkan foto Firman Chandra Siregar salahsatu korban pesawat Malaysia Airlines tujuan Beijing yang hilang.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perkumpulan Marga Siregar di Kota Medan berencana mengambil langkah hukum terkait pernyataan PM Malaysia Najib Rajak yang menyatakan pesawat Malaysia Airlines MH370 tenggelam di Samudera Hindia Selatan.

Hal ini disebabkan mereka belum bisa menerima pernyataan yang seolah menyebutkan jika pesawat yang ditumpangi salah seorang kerabat mereka, Firman Chandra Siregar (25), sudah dipastikan terjatuh di kawasan tersebut.

“Kami mendesak agar pernyataan tersebut dibarengi dengan bukti, tidak hanya pernyataan,” kata Ketua Parsadaan (Persatuan-red) Toga Siregar (Patogar) Kota Medan, Januari Siregar, Rabu (26/3).

Januari menyebutkan, pernyataan dari PM Malaysia tersebut lebih mengarah pada upaya dari pemerintah Malaysia untuk melepaskan diri dari tanggung jawab. Sehingga dengan munculnya pernyataan tersebut, maka dalam waktu tertentu mereka juga memiliki alasan untuk menghentikan pencarian. “Itu asumsi kita, padahal ini masih terus menjadi tanggungjawab mereka,” ungkapnya.

Sejauh ini, Patogar masih menunggu kebijakan yang akan diambil oleh pihak Malaysia pasca munculnya pernyataan dari PM Malaysia tersebut. Jika mereka menghentikan pencarian dengan alasan yang tidak jelas tersebut, maka Patogar akan mengambil jalur hukum tersebut. “Kita akan tempuh jalur hukum, tapi seperti apa, kita lihat nanti,” ungkapnya.

 

SINYAL IPAD MILIK FIRMAN

Sementara itu, terungkap bahwa beberapa hari setelah pesawat Malaysia Airline dinyatakan hilang, pihak keluarga mengetahui sinyal Ipad (komputer tablet) milik Firman masih aktif.

Pandapotan Siregar yang tidak lain adik kandung orangtua Firman, bahkan menyatakan hal tersebut kepada pihak Malaysia, saat orangtua Firman diundang ke Kuala Lumpur. “Ketika keluarga ke Kualalumpur, Malaysia, sudah diinformasikan soal sinyal dari Ipad tersebut,” ujarnya.

Dari pihak keluarga sendiri, ditambahkan Pandapotan Siregar lagi, mereka tidak ada melakukan hal khusus untuk mengecek ke provider kartu yang digunakan dalam Ipad Firman. “Tidak ada kita lakukan, karena kita tidak tahu soal IT. Biarlah mereka yang melakukan pengecekan,” tambahnya lagi.

Pihak keluarga sendiri mengaku tak percaya dengan keterangan PM Malaysia. Karenanya, pihak keluarga terus berdoa anak mereka kembali dengan selamat. “Keluarga tak percaya atas informasi PM Malaysia. Belum ada hal lain yang kami lakukan, kecuali mengintensifkan berdoa setiap malam terhadap penumpang dan pengihiburan terhadap keluarga penumpang,” ujar pria yang mengenakan kemeja kotak-kotak tersebut.

Terkait munculnya pernyataan pihak Malaysia yang akan memberikan dana santunan hingga Rp 2 miliar, kepada pihak keluarga. Pandapotan Siregar menyebut pihaknya belum membicarakan hal itu. “Belum ada hal yang lain-lain, apalagi menuntut. Hanya saja pemberitaan tersebut yang diasampaikan mereka yang mengatakan jatuh di Samudra Hindia tidak bisa dipercaya. Kalau betul mana buktinya yang bisa menunjukkan bahwa dia adalah korban,” terangnya.

Diberitakan sebelumnya, Firman Siregar adalah anak keempat dari CH Siregar tersebut merupakan satu dari tujuh warga negara Indonesia yang merupakan penumpang pesawat Malaysia Airlines MH370 yang berangkat ke Beijing yang terakhir diketahui tidak ada komunikasi lagi hingga saat ini.

 

KAMI HANYA INGIN KEPASTIAN

Anak-anak pasangan korban Sugianto Lo dan Vinny Cintya Tio menyatakan,  juga belum meyakini dengan pemberitaan dan keterangan PM Malaysia Najib Razak yang menyatakan pesawat yang hilang sejak Sabtu (8/3) tersebut jatuh di Samudera Hindia Selatan.

“Anak pertama Sugianto Lo, Antonius sedikit kecewa dengan pemberitaan dan pernyataan bahwa orang tuanya tidak selamat, karena puing-puingnya belum ditemukan. Belum benar itu bang 239 orang termasuk orangtua saya yang berada di dalam pesawat MH 370 itu,” ujar adik Sugianto Lo, Siswanto (45), saat ditemui dikediamannya di Jalan Bilal, Gang Idris, Kelurahan Pulo Brayan Darat, Kecamatan Medan Barat.

Keterangan pers PM Malaysia Najib Razak di televisi yang menyatakan pesawat yang hilang sejak Sabtu (8/3) tersebut jatuh di Samudera Hindia Selatan dan 239 penumpangnya tidak selamat, membuat Suarni (65) orang tua dari Sugianto Lo menangis.

“Sedih dia (orang tua Sugianto-red) mendengar pernyataan itu di televisi,” ujar adik ipar Sugianto Lo, Juhai (50), saat ditemui.

Dijelaskannya, untuk mengurangi kesedihan orangtua mereka, pihak keluarga meyakinkan bahwa pemberitaan dan keterangan dari PM Malaysia tersebut belum tentu benar. “Kami meyakinkan orangtua kami bahwa pemberitaan itu belum benar. Memang begitu orang tua kami kalau mendengar kabar yang tidak mengenakan langsung sedih dan diam. Agak lama kami baru bisa ajak bicara. Kami hibur dia dengan menyatakan percaya ama tuhan bahwa Sugianto Lo dan istrinya bakal selamat,” katanya.

Pantuan di lapangan, terlihat keluarga dari Sugianto Lo menyambangi rumahnya. Tampak pula pihak keluarga melihat album dari pasangan suami istri tersebut.

Tak hanya itu, orangtua Sugianto Lo hingga kini masih tampak sedih dan mengeluarkan air mata pasca pemberitaan dan keterangan dari PM Malaysia tersebut.

 

PROTES

Salah seorang anggota keluarga penumpang membacakan pernyataan sikap di Hotel Beijing tempat mereka menginap, mengecam maskapai penerbangan MAS, pemerintah dan militer Malaysia karena selalu mencoba menunda dan menyembunyikan kebenaran.

Dalam pernyataannya, keluarga mengatakan mereka akan bergerak menuju Kedubes Malaysia di Beijing pada Selasa pagi untuk memprotes, mencari kebenaran dan meminta anggota keluarga mereka dikembalikan.

Lebih lanjut disampaikan keluarga, mereka akan melakukan semua cara yang mungkin untuk mencari kesalahan yang tak termaafkan oleh pihak maskapai, pemerintah serta militer Malaysia.

“Tindakan tercela mereka itu tidak hanya membodohi serta mengecewakan secara fisik dan mental keluarga 154 penumpang China, namun juga melencengkan dan menunda operasi penyelamatan, membuang-buang tenaga, sumber daya dan kehilangan waktu berharga untuk upaya penyelamatan,” kata seorang anggota keluarga yang enggan disebut namanya.

Dia juga menyampaikan, bahwa Pemerintah Malaysia, Maskapai MAS serta pihak militer telah melakukan pembunuhan terhadap penumpang pesawat nahas.

“Jika 154 keluarga tercinta kami hilang nyawa akibat hal ini, maka Malaysia Airlines, pemerintah Malaysia dan militer Malaysia adalah pembunuh sebenarnya, yang telah membunuh orang-orang yang kami sayangi,” katanya seperti dikutip Reuters.(mri/gib/tun/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/