26.7 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Setelah Twitter, Turki Kini Blokir Akses ke YouTube

TURKI, SUMUTPOS.CO- Setelah memblokir situs jejaring sosial Twitter pekan lalu, pemerintah Turki pada Kamis (27/3) juga menerapkan larangan akses ke situs YouTube. Kedua situs tersebut tidak lagi dapat diakses oleh jaringan internet Turki.

Pemerintah Turki menyebut bahwa hal tersebut dilakukan sebagai respon atas bocornya rekaman percakapan antar pejabat pemerintah. Salah satu di antara adalah rekaman yang membahas operasi militer Turki ke negara tetangga Suriah.

Selain itu, badan regulasi media Turki juga mengumumkan larangan serupa untuk tidak menyiarkan bocoran percakapan tersebut di saluran televisi dan radio.

“(Keputusan) ini terlihat tepat bahwa larangan siaran atas rekaman suara di sosial media dan (percakapan) yang diduga dilakukan antara menteri luar negeri, kepala Badan Intelejen Nasional, dan sejumlah pejabat militer,” kata Dewan Tinggi Radio dan Televisi Turki melalui pengumuman di situsnya seperti dilansir CNN.

Elit politik Turki sejak sebulan terakhir mendapat pukulan melalui kampanye kebocoran penyadapan yang direkam oleh pihak yang belum diketahui melalui jaringan internet. Beberapa rekaman merupakan pembicaraan antara Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dan sejumlah pejabat tinggi lainnya.

Rekaman tersebut menyebar jelang pemilu yang akan digelar Turki pada 30 Maret mendatang. (bbs/net)

TURKI, SUMUTPOS.CO- Setelah memblokir situs jejaring sosial Twitter pekan lalu, pemerintah Turki pada Kamis (27/3) juga menerapkan larangan akses ke situs YouTube. Kedua situs tersebut tidak lagi dapat diakses oleh jaringan internet Turki.

Pemerintah Turki menyebut bahwa hal tersebut dilakukan sebagai respon atas bocornya rekaman percakapan antar pejabat pemerintah. Salah satu di antara adalah rekaman yang membahas operasi militer Turki ke negara tetangga Suriah.

Selain itu, badan regulasi media Turki juga mengumumkan larangan serupa untuk tidak menyiarkan bocoran percakapan tersebut di saluran televisi dan radio.

“(Keputusan) ini terlihat tepat bahwa larangan siaran atas rekaman suara di sosial media dan (percakapan) yang diduga dilakukan antara menteri luar negeri, kepala Badan Intelejen Nasional, dan sejumlah pejabat militer,” kata Dewan Tinggi Radio dan Televisi Turki melalui pengumuman di situsnya seperti dilansir CNN.

Elit politik Turki sejak sebulan terakhir mendapat pukulan melalui kampanye kebocoran penyadapan yang direkam oleh pihak yang belum diketahui melalui jaringan internet. Beberapa rekaman merupakan pembicaraan antara Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dan sejumlah pejabat tinggi lainnya.

Rekaman tersebut menyebar jelang pemilu yang akan digelar Turki pada 30 Maret mendatang. (bbs/net)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/