Sementara itu, beberapa maskapai mulai mengubah peraturan terbangnya merujuk pada indikasi penyebab kecelakaan Germanwings ini. Aturan tersebut mengharuskan dua awak pesawat berada di dalam kokpit selama penerbangan berlangsung.
Dilaporkan Reuters, maskapai yang kini mengharuskan dua awak di dalam ruang kokpit di antaranya adalah Norwegian Air Shuttle, EasyJet (Inggris), Air Canada, Air New Zealand, dan Air Berlin.
Sejumlah maskapai penerbangan dilaporkan bergegas mengubah peraturan mereka dengan mengharuskan dua awak pesawat berada di dalam kokpit selama penerbangan berlangsung.
Langkah ini dilakukan menyusul terungkapnya tindakan kopilot Germanwings yang mengunci diri sendiri di dalam kokpit dan memprogram penukikan tajam yang menyebabkan pesawat nahas itu menabrak lereng Gunung Alpen, Selasa (24/3).
Peraturan seperti ini sebenarnya telah diterapkan di Amerika Serikat. Namun, di banyak negara, salah seorang pilot diperbolehkan meninggalkan kokpit, misalnya untuk ke toilet, asalkan ada pilot lainnya yang mengendalikan penerbangan.
Dilaporkan Reuters, sejumlah maskapai yang kini mengharuskan dua awak di dalam ruang kokpit di antaranya adalah Norwegian Air Shuttle, EasyJet (Inggris), Air Canada, Air New Zealand dan Air Berlin.
Maskapai Kanada menyatakan akan segera memberlakukan aturan tersebut pada semua penerbangan mereka. Semenyata maskapai Ryanair, yang telah lebih dulu menerapkan peraturan ini, menyosialiasikan peraturan ini kepada para penumpang.
Namun, tidak semua maskapai penerbangan menerapkan peraturan tersebut. Salah satu maskapai yang tidak menerapkan peraturan semacam ini adalah Lufthansa, induk perusahaan dari Germanwings.
CEO Lufthansa, Carsten Spohr, menyakini bahwa peraturan semacam ini tidak diperlukan.
“Saya tidak yakin prosedur kami perlu diubah. Ini contoh kasus yang khusus. Tapi kita akan meninjau hal ini dengan berbagai ahli di Lufthansa dan pemerintah. Kita tidak boleh kehilangan kendali dan membuat keputusan jangka pendek,” kata Spohr.
Asosiasi penerbangan Jerman, BDL, menyatakan bahwa semua penerbangan di Jerman, termasuk Lufthansa, telah sepakat untuk membahas perubahan aturan tersebut. (bbs/val)