26.7 C
Medan
Saturday, May 11, 2024

Ribuan Pasangan di Beijing Pura-Pura Cerai Gara-gara Pajak

Perceraian-Ilustrasi
Perceraian-Ilustrasi

SUMUTPOS.CO – Dalam agama, perceraian adalah hal yang tidak disuka. Agama tertentu bahkan melarangnya. Namun, jika agamanya adalah uang, perceraian bisa menjadi solusi untuk mempertahankan kemakmuran.

Misalnya, yang terjadi di Shanghai, Tiongkok. Sebanyak 17.286 pasangan bercerai pada 2014. Jumlah itu meningkat 17,4 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun, diperkirakan perceraian tersebut diikuti gelombang rujuk atau pernikahan ulang. Otoritas catatan sipil setempat mencatat, pada 2013, jumlah pasangan rujuk mencapai 14.730.

Fenomena itu terjadi karena warga di sana ingin menghindari pajak properti yang diberlakukan sejak 2013. Dalam skema pajak tersebut, pemilik yang menjual rumah kedua akan dikenai pajak 20 persen dari keuntungan penjualan.

Tarif pajak itu melesat kalau dibandingkan dengan aturan sebelumnya yang hanya 1–2 persen. Otoritas setempat menerapkan aturan tersebut untuk mengerem harga properti yang peningkatannya ugal-ugalan.

Untuk menghindari pajak itu, pasangan yang memiliki dua rumah bakal mengurus surat cerai. Dua rumah tersebut lantas dibagi sehingga masing-masing punya satu kepemilikan. Seorang di antara mereka lantas menjual rumah. Karena mereka terhitung hanya punya satu rumah, pajaknya pun murah. Setelah urusan jual beli beres, mereka berdua rujuk kembali.

’’Saat ini sangat biasa melihat pasangan di Shanghai membawa orang tua dan anak-anak untuk mengurus perceraian seolah-olah itu adalah momen bahagia,’’ kata Ming Li, wakil direktur Pusat Konseling Pernikahan dan Keluarga Tiongkok.

Ming menyatakan, semua itu mengindikasikan terjadinya ‘perceraian palsu’. Dia memprediksi jumlah rujuk meningkat pada 2015 dan 2016 karena ’’perceraian palsu’’ tersebut.

Song Jian, seorang pengacara di Beijing, mengingatkan bahwa ‘perceraian palsu’ itu bukannya tidak punya efek. ’’Pernikahan pasangan yang sudah bercerai tetap tidak dilindungi hukum. Seorang di antara mereka bisa memanfaatkan untuk mendapat pasangan baru,’’ ungkapnya. Benar juga sih. Sudah dapat rumah, punya pasangan baru pula. (China Daily/c14/sof)

Perceraian-Ilustrasi
Perceraian-Ilustrasi

SUMUTPOS.CO – Dalam agama, perceraian adalah hal yang tidak disuka. Agama tertentu bahkan melarangnya. Namun, jika agamanya adalah uang, perceraian bisa menjadi solusi untuk mempertahankan kemakmuran.

Misalnya, yang terjadi di Shanghai, Tiongkok. Sebanyak 17.286 pasangan bercerai pada 2014. Jumlah itu meningkat 17,4 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun, diperkirakan perceraian tersebut diikuti gelombang rujuk atau pernikahan ulang. Otoritas catatan sipil setempat mencatat, pada 2013, jumlah pasangan rujuk mencapai 14.730.

Fenomena itu terjadi karena warga di sana ingin menghindari pajak properti yang diberlakukan sejak 2013. Dalam skema pajak tersebut, pemilik yang menjual rumah kedua akan dikenai pajak 20 persen dari keuntungan penjualan.

Tarif pajak itu melesat kalau dibandingkan dengan aturan sebelumnya yang hanya 1–2 persen. Otoritas setempat menerapkan aturan tersebut untuk mengerem harga properti yang peningkatannya ugal-ugalan.

Untuk menghindari pajak itu, pasangan yang memiliki dua rumah bakal mengurus surat cerai. Dua rumah tersebut lantas dibagi sehingga masing-masing punya satu kepemilikan. Seorang di antara mereka lantas menjual rumah. Karena mereka terhitung hanya punya satu rumah, pajaknya pun murah. Setelah urusan jual beli beres, mereka berdua rujuk kembali.

’’Saat ini sangat biasa melihat pasangan di Shanghai membawa orang tua dan anak-anak untuk mengurus perceraian seolah-olah itu adalah momen bahagia,’’ kata Ming Li, wakil direktur Pusat Konseling Pernikahan dan Keluarga Tiongkok.

Ming menyatakan, semua itu mengindikasikan terjadinya ‘perceraian palsu’. Dia memprediksi jumlah rujuk meningkat pada 2015 dan 2016 karena ’’perceraian palsu’’ tersebut.

Song Jian, seorang pengacara di Beijing, mengingatkan bahwa ‘perceraian palsu’ itu bukannya tidak punya efek. ’’Pernikahan pasangan yang sudah bercerai tetap tidak dilindungi hukum. Seorang di antara mereka bisa memanfaatkan untuk mendapat pasangan baru,’’ ungkapnya. Benar juga sih. Sudah dapat rumah, punya pasangan baru pula. (China Daily/c14/sof)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/