25.6 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Diboyong Konvoi Enam Mobil Lapis Baja

Kadhafi Diduga Menyeberang ke Aljazair

TRIPOLI-Pemimpin Libya yang di ujung tanduk kekuasaan, Muammar Kadhafi, dikabarkan menyeberang ke negara tetangga, Aljazair, Jumat lalu (26/8). Rombongan pria 69 tahun itu diboyong konvoi enam mobil Mercedes Benz berlapis baja.

Kabar tersebut bersumber dari Kantor Berita Mesir MENA yang mengutip sumber di kalangann pemberontak Libya yang berjaga di Ghadamis, kota perbatasan Libya-Aljazair, kemarin (27/8). Selain Kadhafi, di dalam rombongan itu diduga juga ada pejabat-pejabat senior negeri bekas jajahan Italia itu dan juga putra-putra sang kolonel.

Sayang, seperti dilansir Reuters, tak satu pun otoritas Aljazair bersedia merespons kabar itu. Upaya kantor berita Tiongkok, Xinhua, menelpon pejabat Kementerian Luar Negeri Aljazair tak ditanggapi.

Begitu pula ketika Xinhua mengontak klepala bagian humas kementerian yang sama. Juga belum ada respons yang terdengar dari Dewan Transisi Nasional (NTC), organisasi yang memayungi pemberontak Libya.

Menurut MENA, konvoi enam mobil itu dilindungi seorang komandan militer suku gurun pasir setempat yang dikenal dekat dengan Kadhafi. Sedangkan pemberontak gagal mengejar dan menghentikan rombongan tersebut.

Kalau berita itu benar, berarti Kadhafi bergerak dari Sabha, kota di Gurun Sahara, tempat asal leluhurnya. Kota tersebut bisa dijangkau lewat terowongan bawah tanah yang berpusat di bawah kompleks kediamannya, Bab Al Aziziya.
Kadhafi memiliki pendukung luas di kota itu, terutama dari suku-suku setempat. Selain ke Aljazair yang terletak di sebelah barat Libya, Kadhafi juga bisa dengan gampang menyeberang ke Chad atau Niger yang berada di sebelah selatan. Kebetulan, negeri-negeri itu belum mengakui kepemimpinan NTC.

Jumat lalu (26/8), Kementerian Luar Negeri Aljazair menepis rumor yang mengatakan kalau negeri bekas jajahan Aljazair itu baru akan mengakui NTC kalau ada jaminan organisa tersebut bakal turut memberantas kelompok militan Islam radikal yang selama ini kerap menganggu Aljazair.

Sementara itu, seiring runtuhnya kekuasaan yang dipegangnya selama 42 tahun, satu per satu kebohongan Muammar Kadhafi terbongkar. Yang terbaru sekaligus mungkin juga paling mengejutkan, Hana, putri angkat yang disebutnya tewas akibat serangan udara Amerika Serikat ke Tripoli pada Mei 1986, diduga kuat masih hidup.

Itu berdasar temuan wartawan Irish Times Mary Fitzgerald yang ikut blusukan ke Bab Al Aziziya setelah kompleks kediaman Kadhafi itu jatuh ke tangan pemberontak pada Jumat lalu (26/8). Sebagaimana dikutip The Guardian, di bekas kamar yang diyakini bekas kamar Hana ditemukan ijazah fakultas kedokteran atas nama Hana Kadhafi dalam bahasa Arab.

Selain itu, ditemukan sertifikat kursus bahasa Inggris dari British Council dengan grade A juga atas nama Hana Kadhafi yang di dokumen resmi tertulis dilahirkan pada 11 November 1985. Ada  pula foto paspor perempuan yang diduga sebagai Hanna serta foto perempuan yang sama bersama Aisha, putri kandung Kadhafi. Temuan lain di kamar tersebut adalah satu set DVD serial TV Sex and the City dan CD Backstreet Boys di kamar tersebut.

Sayang, British Council di Tripoli sudah ditutup dan ditinggalkan para stafnya sejak konflik Libya meletus pada Februari lalu. Semua dokumen tentang siapa saja yang pernah kursus di sana tersimpan di dalam kantor itu.

Tapi, seorang juru bicaranya yang pernah bekerja di Tripoli dan dikontak The Guardian di London yakin bahwa memang dulu ada murid bernama Hana Kadhafi. “Saat itu kami beranggapan bahwa Hana Kadhafi yang kursus di British Council itu merupakan Hana yang lain yang diadopsi Kolonel Kadhafi sebagai penghormatan kepada Hana Kadhafi yang diklaim tewas. Sudah pasti tak ada kemungkinan bagi kami untuk memverifikasi,” kata sang juru bicara.

Kadhafi meraup banyak simpati dari rakyatnya setelah menyatakan bahwa Hana tewas akibat serangan udara AS pada Mei 1986 itu. Sang kolonel juga mendirikan sebuah monumen untuk menghormati sang anak angkat di dalam kompleks kediamannya.

Serangan tersebut dilancarkan AS yang ketika itu dipimpin Ronald Reagan sebagai balasan atas pengeboman di sebuah kelab malam di Berlin, Jerman, beberapa waktu sebelumnya yang dilakukan warga Libya. Namun, “kematian” Hana membuat Negeri Paman Sam itu menuai banyak kecaman.

Bukti-bukti yang ditemukan Fitzgerald memperkuat laporan yang diturunkan koran Jerman Die Welt pada awal tahun ini. Die Welt menulis bahwa Hana berprofesi sebagai dokter dan sangat berpengaruh dalam asosiasi dokter di Libya. “Sejumlah rumah sakit juga berada di bawah arahannya,” tulis Die Welt tentang Hana yang lancar berbicara bahasa Inggris dan rutin belanja ke London itu.

Die Welt juga menyertakan dokumen yang terkait pembekuan aset Kadhafi di Swiss pada Februari lalu. Ada 23 nama anggota keluarga sang kolonel yang tertulis di sana, termasuk Hana Kadhafi. Ada pula file laporan dari kantor berita Tiongkok Xinhua pada 1999 tentang jamuan makan siang bagi Nelson Mandela di Tripoli. Dalam kesempatan tersebut, istri Kadhafi yang menjamu Mandela didampingi dua putrinya, Aisha dan Hana.

Daily Telegraph yang menyambangi bekas Kedubes Libya di London juga mendapat dokumen yang menyebutkan bahwa pada 2008, seorang dokter gigi Inggris diterbangkan ke Tripoli untuk merawat Hana Kadhafi. Tapi, sang dokter yang tak disebutkan namanya itu menolak berbicara ke media.

Sementara itu, pemberontak meneruskan upaya perburuan Kadhafi dengan menyiapkan serangan besar-besaran ke Sirte yang berada di timur Tripoli. Di kota kelahirannya itulah, pria 69 tahun tersebut saat ini diduga bersembunyi.
NATO sebelumnya telah melancarkan serangan udara ke kota terbesar kedua di Libya itu untuk melemahkan kekuatan loyalis sang kolonel. Pemberontak juga beruntung mendapat tambahan persenjataan dari tank, peluncur roket, serta artileri berat lainnya milik pasukan Kadhafi yang ditinggalkan begitu saja di sepanjang jalur Tripoli”Sirte.

Dengan bantuan koordinasi dari pasukan elite Inggris dan Prancis, Sirte akan dikepung dari dua sisi, barat dan timur. Dari barat, pasukan dari Tripoli sudah sampai Misrata, kota tetangga Sirte. Sedangkan dari timur, pejuang anti-Kadhafi bergerak dari markas besar mereka di Benghazi.

Menaklukkan Sirte dan menangkap Kadhafi sangat penting artinya bagi Dewan Transisi Nasional, organisasi yang memayungi pemberontak, agar bisa sepenuhnya mendapat pengakuan internasional. Hingga kini, lebih dari 30 negara memang sudah mengakui mereka, tapi tidak demikian halnya dengan Uni Afrika, organisasi berpengaruh di Benua Hitam tersebut.

Selain itu, kalau Sirte bisa ditaklukkan, berarti jalur antara Tripoli di barat dan Benghazi di timur sepenuhnya di tangan pemberontak. Jalur itu merupakan urat nadi perekonomian Libya.

“Saya tidak akan berhenti berjuang hingga Kadhafi tertangkap,” kata Abdullah Maiteeg, seorang mantan insinyur perminyakan yang kini menjadi tentara pemberontak kepada Daily Telegraph.

Di saat persembunyian Kadhafi tak kunjung diketahui, krisis kemanusiaan semakin menghantui Libya. Di rumah sakit di Abu Salim, pinggiran Tripoli, Daily Telegraph kemarin melaporkan adanya 80 jenazah tak terurus. Suplai listrik, air bersih, dan obat-obatan juga kian minim. (c4/ttg/jpnn)

Kadhafi Diduga Menyeberang ke Aljazair

TRIPOLI-Pemimpin Libya yang di ujung tanduk kekuasaan, Muammar Kadhafi, dikabarkan menyeberang ke negara tetangga, Aljazair, Jumat lalu (26/8). Rombongan pria 69 tahun itu diboyong konvoi enam mobil Mercedes Benz berlapis baja.

Kabar tersebut bersumber dari Kantor Berita Mesir MENA yang mengutip sumber di kalangann pemberontak Libya yang berjaga di Ghadamis, kota perbatasan Libya-Aljazair, kemarin (27/8). Selain Kadhafi, di dalam rombongan itu diduga juga ada pejabat-pejabat senior negeri bekas jajahan Italia itu dan juga putra-putra sang kolonel.

Sayang, seperti dilansir Reuters, tak satu pun otoritas Aljazair bersedia merespons kabar itu. Upaya kantor berita Tiongkok, Xinhua, menelpon pejabat Kementerian Luar Negeri Aljazair tak ditanggapi.

Begitu pula ketika Xinhua mengontak klepala bagian humas kementerian yang sama. Juga belum ada respons yang terdengar dari Dewan Transisi Nasional (NTC), organisasi yang memayungi pemberontak Libya.

Menurut MENA, konvoi enam mobil itu dilindungi seorang komandan militer suku gurun pasir setempat yang dikenal dekat dengan Kadhafi. Sedangkan pemberontak gagal mengejar dan menghentikan rombongan tersebut.

Kalau berita itu benar, berarti Kadhafi bergerak dari Sabha, kota di Gurun Sahara, tempat asal leluhurnya. Kota tersebut bisa dijangkau lewat terowongan bawah tanah yang berpusat di bawah kompleks kediamannya, Bab Al Aziziya.
Kadhafi memiliki pendukung luas di kota itu, terutama dari suku-suku setempat. Selain ke Aljazair yang terletak di sebelah barat Libya, Kadhafi juga bisa dengan gampang menyeberang ke Chad atau Niger yang berada di sebelah selatan. Kebetulan, negeri-negeri itu belum mengakui kepemimpinan NTC.

Jumat lalu (26/8), Kementerian Luar Negeri Aljazair menepis rumor yang mengatakan kalau negeri bekas jajahan Aljazair itu baru akan mengakui NTC kalau ada jaminan organisa tersebut bakal turut memberantas kelompok militan Islam radikal yang selama ini kerap menganggu Aljazair.

Sementara itu, seiring runtuhnya kekuasaan yang dipegangnya selama 42 tahun, satu per satu kebohongan Muammar Kadhafi terbongkar. Yang terbaru sekaligus mungkin juga paling mengejutkan, Hana, putri angkat yang disebutnya tewas akibat serangan udara Amerika Serikat ke Tripoli pada Mei 1986, diduga kuat masih hidup.

Itu berdasar temuan wartawan Irish Times Mary Fitzgerald yang ikut blusukan ke Bab Al Aziziya setelah kompleks kediaman Kadhafi itu jatuh ke tangan pemberontak pada Jumat lalu (26/8). Sebagaimana dikutip The Guardian, di bekas kamar yang diyakini bekas kamar Hana ditemukan ijazah fakultas kedokteran atas nama Hana Kadhafi dalam bahasa Arab.

Selain itu, ditemukan sertifikat kursus bahasa Inggris dari British Council dengan grade A juga atas nama Hana Kadhafi yang di dokumen resmi tertulis dilahirkan pada 11 November 1985. Ada  pula foto paspor perempuan yang diduga sebagai Hanna serta foto perempuan yang sama bersama Aisha, putri kandung Kadhafi. Temuan lain di kamar tersebut adalah satu set DVD serial TV Sex and the City dan CD Backstreet Boys di kamar tersebut.

Sayang, British Council di Tripoli sudah ditutup dan ditinggalkan para stafnya sejak konflik Libya meletus pada Februari lalu. Semua dokumen tentang siapa saja yang pernah kursus di sana tersimpan di dalam kantor itu.

Tapi, seorang juru bicaranya yang pernah bekerja di Tripoli dan dikontak The Guardian di London yakin bahwa memang dulu ada murid bernama Hana Kadhafi. “Saat itu kami beranggapan bahwa Hana Kadhafi yang kursus di British Council itu merupakan Hana yang lain yang diadopsi Kolonel Kadhafi sebagai penghormatan kepada Hana Kadhafi yang diklaim tewas. Sudah pasti tak ada kemungkinan bagi kami untuk memverifikasi,” kata sang juru bicara.

Kadhafi meraup banyak simpati dari rakyatnya setelah menyatakan bahwa Hana tewas akibat serangan udara AS pada Mei 1986 itu. Sang kolonel juga mendirikan sebuah monumen untuk menghormati sang anak angkat di dalam kompleks kediamannya.

Serangan tersebut dilancarkan AS yang ketika itu dipimpin Ronald Reagan sebagai balasan atas pengeboman di sebuah kelab malam di Berlin, Jerman, beberapa waktu sebelumnya yang dilakukan warga Libya. Namun, “kematian” Hana membuat Negeri Paman Sam itu menuai banyak kecaman.

Bukti-bukti yang ditemukan Fitzgerald memperkuat laporan yang diturunkan koran Jerman Die Welt pada awal tahun ini. Die Welt menulis bahwa Hana berprofesi sebagai dokter dan sangat berpengaruh dalam asosiasi dokter di Libya. “Sejumlah rumah sakit juga berada di bawah arahannya,” tulis Die Welt tentang Hana yang lancar berbicara bahasa Inggris dan rutin belanja ke London itu.

Die Welt juga menyertakan dokumen yang terkait pembekuan aset Kadhafi di Swiss pada Februari lalu. Ada 23 nama anggota keluarga sang kolonel yang tertulis di sana, termasuk Hana Kadhafi. Ada pula file laporan dari kantor berita Tiongkok Xinhua pada 1999 tentang jamuan makan siang bagi Nelson Mandela di Tripoli. Dalam kesempatan tersebut, istri Kadhafi yang menjamu Mandela didampingi dua putrinya, Aisha dan Hana.

Daily Telegraph yang menyambangi bekas Kedubes Libya di London juga mendapat dokumen yang menyebutkan bahwa pada 2008, seorang dokter gigi Inggris diterbangkan ke Tripoli untuk merawat Hana Kadhafi. Tapi, sang dokter yang tak disebutkan namanya itu menolak berbicara ke media.

Sementara itu, pemberontak meneruskan upaya perburuan Kadhafi dengan menyiapkan serangan besar-besaran ke Sirte yang berada di timur Tripoli. Di kota kelahirannya itulah, pria 69 tahun tersebut saat ini diduga bersembunyi.
NATO sebelumnya telah melancarkan serangan udara ke kota terbesar kedua di Libya itu untuk melemahkan kekuatan loyalis sang kolonel. Pemberontak juga beruntung mendapat tambahan persenjataan dari tank, peluncur roket, serta artileri berat lainnya milik pasukan Kadhafi yang ditinggalkan begitu saja di sepanjang jalur Tripoli”Sirte.

Dengan bantuan koordinasi dari pasukan elite Inggris dan Prancis, Sirte akan dikepung dari dua sisi, barat dan timur. Dari barat, pasukan dari Tripoli sudah sampai Misrata, kota tetangga Sirte. Sedangkan dari timur, pejuang anti-Kadhafi bergerak dari markas besar mereka di Benghazi.

Menaklukkan Sirte dan menangkap Kadhafi sangat penting artinya bagi Dewan Transisi Nasional, organisasi yang memayungi pemberontak, agar bisa sepenuhnya mendapat pengakuan internasional. Hingga kini, lebih dari 30 negara memang sudah mengakui mereka, tapi tidak demikian halnya dengan Uni Afrika, organisasi berpengaruh di Benua Hitam tersebut.

Selain itu, kalau Sirte bisa ditaklukkan, berarti jalur antara Tripoli di barat dan Benghazi di timur sepenuhnya di tangan pemberontak. Jalur itu merupakan urat nadi perekonomian Libya.

“Saya tidak akan berhenti berjuang hingga Kadhafi tertangkap,” kata Abdullah Maiteeg, seorang mantan insinyur perminyakan yang kini menjadi tentara pemberontak kepada Daily Telegraph.

Di saat persembunyian Kadhafi tak kunjung diketahui, krisis kemanusiaan semakin menghantui Libya. Di rumah sakit di Abu Salim, pinggiran Tripoli, Daily Telegraph kemarin melaporkan adanya 80 jenazah tak terurus. Suplai listrik, air bersih, dan obat-obatan juga kian minim. (c4/ttg/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/