30 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Korut Tuduh AS Dalangi Gangguan Internet

SUMUTPOS.CO – Pemerintah Korea Utara menuduh Amerika Serikat sebagai pihak yang bertanggung jawab atas gangguan internet selama beberapa hari di tengah perselisihan mengenai film The Interview.

Terhitung sejak Selasa (23/12), jaringan internet Korea Utara lumpuh dan beberapa situs pemerintah mengalami gangguan.

Berdasarkan laporan kantor berita Korea Selatan, Yonhap, laman kantor berita Korut, KCNA, tidak bisa diakses pada Jumat (26/12) dini hari waktu setempat.

Walau kembali daring (online) pada pukul 08.30, hari yang sama, laman tersebut hanya bisa diakses secara terbatas.

Selain KCNA, laman badan propaganda Korut Uriminzokkiri dan Ryugyong, serta laman Air Koryo, sesekali padam. Bahkan, pada Sabtu (27/12) pagi, ketiga laman itu tidak bisa diakses sama sekali.

Atas rangkaian gangguan itu, pemerintah Korut menuding Amerika Serikat merupakan dalangnya.

“Amerika Serikat, dengan ukuran fisik yang besar dan secara memalukan bermain sembunyi-sembunyi seperti anak kecil yang beringus di hidung, telah melancarkan gangguan operasi internet media utama republik kami. Benar-benar tindakan yang bisa ditertawakan,” sebut pernyataan resmi Komisi Pertahanan Nasional Korut seperti dikutip Reuters.

Lebih lanjut, badan itu membantah tudingan bahwa Korut berada di balik serangan siber terhadap rumah produksi Sony Pictures yang menayangkan film The Interview.

“(Barack) Obama lebih baik membersihkan semua tindakan jahat yang dilakukan AS melalui kebijakan permusuhan melawan (Korea Utara) jika dia mencari perdamaian di tanah AS. Maka kemudian semuanya akan baik.”

The Interview

Setelah Sony Pictures mendapat serangan siber dan gagal menayangkan The Interview, Presiden AS Barack Obama mengaku akan merespons.

“Kami akan merespons secara proporsional dan di dalam ruang, waktu, dan cara yang kami pilih. Kami tidak terima ada diktator di sebuah tempat bisa menerapkan sensor di Amerika Serikat,” ujarnya.

Meski sempat dibatalkan, The Interview akhirnya ditayangkan sekitar 300 bioskop di AS pada hari Natal.

Film tersebut juga ditawarkan melalui sebuah situs dan Layanan Google, YouTube dan Play, serta Xbox Video , tetapi hanya untuk AS.

Rory Bruer, kepala distribusi global dari Sony Pictures, mengaku film tersebut telah mendulang lebih dari US$1 juta pada hari pertama rilis.

The Interview menampilkan James Franco dan Seth Rogen sebagai dua orang wartawan yang mendapatkan kesempatan untuk beraudiensi dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

Lalu badan intelijen Amerika Serikat CIA mempekerjakan kedua wartawan itu untuk membunuh Kim Jong-un. (BBC)

SUMUTPOS.CO – Pemerintah Korea Utara menuduh Amerika Serikat sebagai pihak yang bertanggung jawab atas gangguan internet selama beberapa hari di tengah perselisihan mengenai film The Interview.

Terhitung sejak Selasa (23/12), jaringan internet Korea Utara lumpuh dan beberapa situs pemerintah mengalami gangguan.

Berdasarkan laporan kantor berita Korea Selatan, Yonhap, laman kantor berita Korut, KCNA, tidak bisa diakses pada Jumat (26/12) dini hari waktu setempat.

Walau kembali daring (online) pada pukul 08.30, hari yang sama, laman tersebut hanya bisa diakses secara terbatas.

Selain KCNA, laman badan propaganda Korut Uriminzokkiri dan Ryugyong, serta laman Air Koryo, sesekali padam. Bahkan, pada Sabtu (27/12) pagi, ketiga laman itu tidak bisa diakses sama sekali.

Atas rangkaian gangguan itu, pemerintah Korut menuding Amerika Serikat merupakan dalangnya.

“Amerika Serikat, dengan ukuran fisik yang besar dan secara memalukan bermain sembunyi-sembunyi seperti anak kecil yang beringus di hidung, telah melancarkan gangguan operasi internet media utama republik kami. Benar-benar tindakan yang bisa ditertawakan,” sebut pernyataan resmi Komisi Pertahanan Nasional Korut seperti dikutip Reuters.

Lebih lanjut, badan itu membantah tudingan bahwa Korut berada di balik serangan siber terhadap rumah produksi Sony Pictures yang menayangkan film The Interview.

“(Barack) Obama lebih baik membersihkan semua tindakan jahat yang dilakukan AS melalui kebijakan permusuhan melawan (Korea Utara) jika dia mencari perdamaian di tanah AS. Maka kemudian semuanya akan baik.”

The Interview

Setelah Sony Pictures mendapat serangan siber dan gagal menayangkan The Interview, Presiden AS Barack Obama mengaku akan merespons.

“Kami akan merespons secara proporsional dan di dalam ruang, waktu, dan cara yang kami pilih. Kami tidak terima ada diktator di sebuah tempat bisa menerapkan sensor di Amerika Serikat,” ujarnya.

Meski sempat dibatalkan, The Interview akhirnya ditayangkan sekitar 300 bioskop di AS pada hari Natal.

Film tersebut juga ditawarkan melalui sebuah situs dan Layanan Google, YouTube dan Play, serta Xbox Video , tetapi hanya untuk AS.

Rory Bruer, kepala distribusi global dari Sony Pictures, mengaku film tersebut telah mendulang lebih dari US$1 juta pada hari pertama rilis.

The Interview menampilkan James Franco dan Seth Rogen sebagai dua orang wartawan yang mendapatkan kesempatan untuk beraudiensi dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

Lalu badan intelijen Amerika Serikat CIA mempekerjakan kedua wartawan itu untuk membunuh Kim Jong-un. (BBC)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/