TURKI, SUMUTPOS.CO – Erdogan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, hari Rabu mengumumkan akan mengubah fungsi museum Hagia Sophia di Istanbul menjadi masjid.
“Ayasofya (Haghia Sophia) tidak akan lagi disebut museum. Statusnya akan berubah. Kami akan menyebutnya masjid,” kata Erdogan dalam program siaran langsung televise Turki, sebagaimana dikutip Anadolu Agency, Rabu (27/3).
“Kami pikir waktunya telah tiba mengambil langkah itu dengan mempertimbangkan permintaan dari warga Turki,” ucap Erdogan dikutip AFP.
Menurut Erdogan, status Hagia Sophia dikembalikan menjadi masjid setelah melalui pemilihan badan-badan lokal pada 31 Maret 2019 mendatang. Saat ini, tiket masuk museum Hagia Sophia berharga senilai 60 Lira atau setara 10 dolar AS.
Menjawab kritik kalangan asing keputusan ini, Erdogan justru mengingat kebisuan mereka atas serangan terhadap Masjid Al-Aqsha, tetapi justru sibuk mengurusi Hagia Sophia.
“Mereka yang tetap diam dalam serangan (Masjid al Aqsha) ini tidak berhak memberikan nasihat kepada kami apa yang harus dilakukan (mengenai status Hagia Sophia),” tegas Erdogan.
Hagia Sophia, dijuluki “Keajaiban Dunia ke-8 oleh para sejarawan, merupakan salah satu museum yang paling banyak dikunjungi di dunia dalam hal seni dan sejarah arsitektur. Hagia Sophia dibangun pada 537 Masehi di Abad Pertengahan, yang awalnya merupakan Gereja Kristen Ortodox Yunani di era Kaisar Byzantium, Justinian.
Pada tahun 1453, tempat ini diubah menjadi masjid oleh Sultan Mohammad al Fatih atau Sultan Mehmed Sang Penakluk ketika Kekhilafahan Utsmaniyah (Ottoman) menaklukkan Kristen Bzantium.
Bangunan yang dibangun pada abad keenam itu diubah menjadi museum saat Turki berada di bawah pemerintahan sekuler, menyusul pekerjaan restorasi selama era Utsmaniyah dan penambahan menara oleh arsitek Mimar Sinan, Hagia Sophia menjadi salah satu monumen terpenting arsitektur dunia.
Selama beberapa tahun pemerintahan Erdogan, ada peningkatan aktivitas Muslim di museum itu, termasuk pembacaan Al-Quran dilakukan pada waktu tertentu.
Bahkan pada tahun 2016, Pemerintah Yunani marah dan mengecam langkah pemerintah Erdogan yang telah membolehkan al-Quran dan suara adzan berkumandang dari Hagia Sophia. Yunani khawatir bahwa Pemerintah Presiden Tayyip Erdogan sedang berupaya mengubah situs Hagia Sophia kembali menjadi masjid.
Namun Departemen Luar Negeri Turki mengecam Yunani karena mengritik pembacaan al-Quran dan panggilan adzan saat Ramadhan diadakan di Ayasofya (Hagia Sophia) di Istanbul.
“Kementerian Luar Negeri Yunani, bukannya menyampaikan ucapan selamatnya kepada orang-orang Turki pada bulan suci Ramadan dan ‘Malam Kekuatan (Kadir Gecesi), memilih untuk mendistorsikan pembacaan Quran dan menyerukan shalat di Hagia Sophia,” kata Kementerian Luar Negeri Turki. (bbs/ram)