30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Buruh Migran Diselamatkan setelah Unggah Video

Nargelene Mendez berasal dari Filipina dan bekerja di Arab Saudi.
Nargelene Mendez berasal dari Filipina dan bekerja di Arab Saudi.

SUMUTPOS.CO – Permintaan tolong yang disampaikan oleh seorang PRT di Arab Saudi telah memicu debat mengenai kondisi pekerja domestik di kawasan teluk, seperti dilaporkan #BBCTrending.

Nargelene Mendez, yang berasal dari Filipina, mengunggah sebuah video di halaman Facebook yang menunjukkan ruangan kecil tempat dia tidur dan mengatakan dianiaya oleh majikannya, seorang pensiunan polisi.

“Mereka memukul rekan saya kemarin,” kata dia. “Mereka juga memukul saya. Tolonglah kami. Saya memohon kepada anda.”

Video tersebut mengundang banyak perhatian di media sosial dan tak hanya disebarkan di Filipina – yang merupakan kampung halaman bagi jutaan pekerja migran di Timur Tengah – tetapi juga di Spanyol, AS dan negara-negara teluk. Video aslinya telah ditonton oleh hampir setengah juga orang.

Banyak komentar berbasaha arab yang disampaikan dalam video yang diunggah di YouTube.

“Suatu hari kita mungkin akan berada di bawah sepatu mereka, orang-orang asing yang diperlakukan dengan salah,” kata seorang pemberi komen, meski pun ada komentar lain yang kurang menunjukkan simpati.

Kondisi tempat tidur Mendez.
Kondisi tempat tidur Mendez.

Arab Saudi dan negara-ngera teluk lain disoroti karena menerapkan sistem perburuhan yang kontroversial yang disebut dengan Kafala. Sistem itu memberikan wewenang terhadap majikan untuk mengontrol hidup para pekerjanya. Mereka diberikan hak untuk memegang paspor dan visa, yang membuat para pekerja terperangkap dalam situasi kekerasan.

Pekan ini Badan Kerjasama regional negara-negara Teluk mengumumkan peraturan baru bagi pekerja domestik, termasuk mengatur jam kerja selama 8 jam per hari, kompensasi jika bekerja lembur, cuti tahunan dan mendapatkan libur setidaknya satu hari dalam sepekan. Selain itu, pekerja juga diberikan hak untuk tinggal terpisah dengan majikan mereka dan berhak memegang sendiri paspor mereka.

Tetapi penerapan aturan ini mendapatkan hambatan besar dari para majikan – sementara para pekerja takut untuk berbicara, kata Rothna Begum dari organisasi HAM Human Rights Watch.

“Luar biasa mengejutkan melihat dia di video dengan kondisi tempat bekerjanya,” kata Begum, “Saya tidak pernah mendengar kasus seorang perempuan yang melakukan ini dan mendapatkan publikasi seperti ini.”

BBC tidak dapat memverifikasi tuduhan yang disampaikan dalam rekaman video tersebut dan belum dapat mengontak majikannya.

Tetapi tampaknya tangisan perempuan buruh migran itu didengar oleh otoritas negara asalnya. Setelah video diunggah, sebuah organisasi hak migran di Filipina mengontak otoritas di Arab Saudi.

Kedutaan besar Filipina di Jeddah mengatakan kepada BBC Trending bahwa seorang perempuan dengan nama Nargelene De Guia Mendez telah “diselamatkan dari majikannya” pada Oktober dan saat ini masih berada di gedung konsulat menunggu visa keluar Arab Saudi. (BBC)

Nargelene Mendez berasal dari Filipina dan bekerja di Arab Saudi.
Nargelene Mendez berasal dari Filipina dan bekerja di Arab Saudi.

SUMUTPOS.CO – Permintaan tolong yang disampaikan oleh seorang PRT di Arab Saudi telah memicu debat mengenai kondisi pekerja domestik di kawasan teluk, seperti dilaporkan #BBCTrending.

Nargelene Mendez, yang berasal dari Filipina, mengunggah sebuah video di halaman Facebook yang menunjukkan ruangan kecil tempat dia tidur dan mengatakan dianiaya oleh majikannya, seorang pensiunan polisi.

“Mereka memukul rekan saya kemarin,” kata dia. “Mereka juga memukul saya. Tolonglah kami. Saya memohon kepada anda.”

Video tersebut mengundang banyak perhatian di media sosial dan tak hanya disebarkan di Filipina – yang merupakan kampung halaman bagi jutaan pekerja migran di Timur Tengah – tetapi juga di Spanyol, AS dan negara-negara teluk. Video aslinya telah ditonton oleh hampir setengah juga orang.

Banyak komentar berbasaha arab yang disampaikan dalam video yang diunggah di YouTube.

“Suatu hari kita mungkin akan berada di bawah sepatu mereka, orang-orang asing yang diperlakukan dengan salah,” kata seorang pemberi komen, meski pun ada komentar lain yang kurang menunjukkan simpati.

Kondisi tempat tidur Mendez.
Kondisi tempat tidur Mendez.

Arab Saudi dan negara-ngera teluk lain disoroti karena menerapkan sistem perburuhan yang kontroversial yang disebut dengan Kafala. Sistem itu memberikan wewenang terhadap majikan untuk mengontrol hidup para pekerjanya. Mereka diberikan hak untuk memegang paspor dan visa, yang membuat para pekerja terperangkap dalam situasi kekerasan.

Pekan ini Badan Kerjasama regional negara-negara Teluk mengumumkan peraturan baru bagi pekerja domestik, termasuk mengatur jam kerja selama 8 jam per hari, kompensasi jika bekerja lembur, cuti tahunan dan mendapatkan libur setidaknya satu hari dalam sepekan. Selain itu, pekerja juga diberikan hak untuk tinggal terpisah dengan majikan mereka dan berhak memegang sendiri paspor mereka.

Tetapi penerapan aturan ini mendapatkan hambatan besar dari para majikan – sementara para pekerja takut untuk berbicara, kata Rothna Begum dari organisasi HAM Human Rights Watch.

“Luar biasa mengejutkan melihat dia di video dengan kondisi tempat bekerjanya,” kata Begum, “Saya tidak pernah mendengar kasus seorang perempuan yang melakukan ini dan mendapatkan publikasi seperti ini.”

BBC tidak dapat memverifikasi tuduhan yang disampaikan dalam rekaman video tersebut dan belum dapat mengontak majikannya.

Tetapi tampaknya tangisan perempuan buruh migran itu didengar oleh otoritas negara asalnya. Setelah video diunggah, sebuah organisasi hak migran di Filipina mengontak otoritas di Arab Saudi.

Kedutaan besar Filipina di Jeddah mengatakan kepada BBC Trending bahwa seorang perempuan dengan nama Nargelene De Guia Mendez telah “diselamatkan dari majikannya” pada Oktober dan saat ini masih berada di gedung konsulat menunggu visa keluar Arab Saudi. (BBC)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/