Oudghiri mengatakan ia telah bermukim di Quebec selama 42 tahun, namun sekarang “sangat khawatir” dan berpikir untuk kembali ke Maroko.
Menteri Keamanan Publik Kanada, Ralph Goodale mengatakan dalam akun Twitternya, bahwa ia “sangat sedih dengan hilangnya nyawa dan mereka yang terluka.”
Insiden Islamofobia telah meningkat di Quebec dalam beberapa tahun terakhir. Pemakaian cadar, atau niqab, telah menjadi isu besar dalam pemilihan umum federal Kanada 2015, terutama di Quebec, di mana mayoritas besar populasi mendukung larangan terhadapnya dalam upacara-upacara kewarganegaraan.
Tahun 2013, polisi melakukan penyelidikan setelah sebuah masjid di wilayah Saguenay di provinsi itu disemprot dengan apa yang diyakini sebagai darah babi.
Di provinsi Ontario yang jaraknya dekat, sebuah masjid dibakar tahun 2015, sehari setelah serangan penembakan dan bom bunuh diri di Paris.
Zebida Bendjeddou, yang meninggalkan masjid lebih awal pada Minggu malam, mengatakan tempat itu telah menerima ancaman.
“Bulan Juni, mereka menaruh kepala babi di depan masjid. Tapi kami pikir: ‘Oh, ini peristiwa yang terisolasi saja.’ Kami tidak menganggapnya serius. Tapi malam ini, peristiwa-peristiwa yang terisolasi ini meningkat skalanya, ujarnya.
Bendjeddou mengatakan ia belum mengukuhkan nama-nama mereka yang tewas, tapi ia menambahkan: “Mereka orang-orang yang kami kenal. Orang-orang yang kami kenal sejak mereka masih kecil.” (voa)