SEOUL – Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) berpotensi memasuki ketegangan babak baru. Kemarin (29/7), Pyongyang mengancam bakal mengenyahkan aset berharga milik Korsel di Resor Gunung Kumgang yang berada di perbatasan dua negara. Padahal, aset itu nilainya mencapai puluhan juta dolar.
Lewat peringatan tertulis, pemerintahan Kim Jong-il menyatakan pihaknya akan membuang aset Korsel yang berada di hotel-hotel, restoran dan properti lain di resor tersebut. “Pyongyang bakal mengambil langkah-langkah tertentu yang tak sebutkan untuk mengambil-alih resor tersebut,” kata Jubir Kementerian Unifikasi Korsel, Chun Hae-sung.
Konon, ancaman itu muncul setelah Seoul mengabaikan ajakan Pyongyang untuk mem bahas masa depan resor tersebut. Chun mengatakan Korut memberikan batas waktu hingga tiga pekan kepada para pebisnis Korsel, sebelum pemerintahan Kim benar-benar membuang aset berharga mereka.
“Pemerintah akan menindaklanjuti ancaman ini. Kami akan menelusuri segala langkah hukum dan diplomasi untuk melindungi seluruh properti milik pebisnis Korsel di resor tersebut,” papar Chun.
Tidak jelas apakah Seoul akan menjawab undangan dialog yang dipaksakan Pyongyang tersebut.
Resor Gunung Kumgang yang dikembangkan oleh perusahaan Korsel, Hyunda Asan Company, itu mulai beroperasi pada 1998 lalu. Objek wisata yang lantas dikelola bersama itu menjadi simbol rekonsiliasi dua negara bertetangga di Semenanjung Korea tersebut. Pada tahun pertama operasional resor tersebut, Korut mendapatkan penghasilan sampai puluhan juta dolar.
Hubungan dua Korea yang panas dingin juga membuat bisnis wisata tersebut pasang surut. Puncaknya terjadi pada Juli 2008 saat seorang serdadu Korut menembak mati wisatawan Korsel yang terdampar sampai ke zona militer. Sejak saat itu, Seoul menunda seluruh perjalanan wisata ke resor tersebut. Lambat laun, geliat bisnis di kawasan tersebut pun redup. Pundi-pundi Korut pun tak lagi terisi.
Seoul menegaskan bahwa mereka tak akan membangkitkan kembali resor di perbatasan itu sebelum Pyongyang mengizinkan pihaknya melakukan investigasi di lokasi kejadian. Seoul menuntut Pyongyang memberikan jaminan keamanan maksimal kepada seluruh anggota tim investigasi. Tapi, Pyongyang tak menanggapi tuntutan Seoul. Akibatnya, kasus tersebut berlarut-larut. (ap/afp/hep/ami/jpnn)