Jelang Berakhirnya Kepemimpinan Libya
TRIPOLI- Usia kepemimpinan Muammar Kadhafi sebagai pemimpin Libya tingga menunggu waktu. Hal tersebut lantara Pakta Pertahanan Atlantik (NATO) mengklaim telah berhasil melakukan kampanye militer NATO di Libya. Sedangkan Uni Afrika segera membujuk Kadhafi untuk mengakhiri konflik.
Demikian disampaikan Sekjen NATO, Fogh Anders Rasmussen, Senin (30/5) dalam konferensi NATO di kota Varna, Bulgaria. Menurutnya, operasi NATO di Libya telah mencapai tujuannya dan sudah menghancurkan kemampuan pasukan Kadhafi untuk menindasi dan membunuh rakyatnya.
“Pemerintahan teror yang dilakukan Kadhafi telah berakhir, menjadi semakin terisolasi di dalam negeri sendiri dan luar negeri, bahkan kerabat dekatnya mulai membelot dan meninggalkannya,” sebutnya.
Sementara itu, Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma mengatakan, Senin (30/5) telah berangkat ke Libya, sebagai upaya terakhir untuk mencapai solusi damai atas konflik di negari kepemimpinan Kadhafi.
Kunjungannya sebagai bagian dari upaya Uni Afrika membujuk Libya mereformasi politik untuk menyelesaikan krisis, sebagaimana dikatakan juru bicara Uni Afrika, Zizi Koodwa.
Seorang sumber di Kantor Zuma, menolak untuk disebutkan namanya, mengatakan kepada AFP, tujuan dari kunjungan itu untuk membujuk Kadhafi.
Sedangkan Inggris dan Prancis, menyebarkan serangan terhadap Libya tetap bersikeras menginginkan Kadhafi pergi. Hal itu telah membuka jalan bagi dewan Transisi Nasional (TNC) yang berbasis di Benghazi untuk segera menggelar pemilu adil pertama kali. Anggota G8 lainnya, yakni Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Rusia, AS, pada Jumat pekan lalu juga menyerukan agar Kadhafi turun.
Pimpinan TNC di Benghazi, Moustafa Abdul Jalil, berkata, untuk menggelar perbincangan penyelesaian krisis, Kadhafi dan orang-orang dilingkarannya harus tak berperan lagi dalam panggung politik masa depan Libya, selanjutnya segera pergi. “Kami hanya menyambut pengajuan gencatan senjata dan perjanjian damai berdasar persyaratannya,” katanya.
Serangan udara NATO berulang kali melapangkan jalan bagi tentara pemberontak tak terlatih untuk menguasari Misrata. Namun pasukan Kadhafi tetap berada di pinggir kota wilayah barat, di mana mereka masih menembaki pemberontak yang berada di timur.
Jet-jet tempur NATO sejauh ini telah membatasi target hanya pada persenjataan pemerintah Libya, instalasi radar, kapal-kapal angkatan udara dan lokasi-lokasi yang diidentifikasi sebagai pusat kontrol dan komando untuk serangan langsung.
Pada Minggu kemarin, pejabat Libya tetap pada posisi yakni rencana Uni Afrika untuk menegosiasikan gencatan senjata menyusul pengawasan internasional yang tiba di Libya. Cara itu dipandang satu-satunya solusi mengakhiri konflik. Namun deputi menteri, Khaled Khaim, menolak berkomentar apakah pertemuan akan membahas strategi pengunduran diri Kadhafi. (bbs/jpnn)