25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Presiden Sebut Oknum Kopassus Kesatria

JAKARTA
– Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan ia telah
mendapat laporan langsung bahwa tim investigasi TNI mengungkap pelaku
penyerangan di Lapas KlasIIB Cebongan, Sleman. Meski menyayangkan aksi
brutal para oknum Kopassus itu, Presiden juga mengapresiasi tindakan
mereka yang mau mengaku perbuatan tersebut.

"Mereka melakukan tindakan itu juga tidak kita benarkan. Tapi saya juga
mendapat laporan para prajurit yang melakukan tindakan itu tampil secara
bertanggungjawab, kesatria, dan siap mendapatkan sanksi hukum apapun.
Demikian juga para komandan akan ikut bertanggungjawab semuanya. Bagi
saya itu melegakan, itu sifat kesatria," ujar SBY saat ditemui usai
Sholat Jumat di kompleks Istana Negara, Jumat 5/4).

Presiden mengaku memahami bahwa 11 oknum anggota Kopassus itu melakukan
demikian karena ada jiwa korsa yang mereka miliki ketika salah satu
rekannya dibunuh oleh pihak luar. Namun, ia menegaskan, apapun
alasannya, tindakan 11 oknum itu sangat tidak dibenarkan.

"Meskipun saya tahu mengapa ada tindakan itu. Itu lah awal dari jiwa
korsa dan perlakuan yang luar biasa sadisnya itu yang membakar emosi
mereka. Tetapi bagaimanapun ini tindakan main hakim sendiri itu. Itu
tidak dibenarkan dalam negara hukum," tegas Presiden.

Presiden berharap penegakan hukum atas kasus ini dapat dijalankan sesuai
prosedur. Pihak TNI, kata dia, juga harus memetik pelajaran dari adanya
peristiwa ini.

"Saya mendukung langkah-langkah jajaran TNI, utamanya TNI AD dan
kepolisian untuk menegakkan hukum dan keadilan sebenar-benarnya. Dan
saya minta dukungan masyarakat luar, berikan kesempatan ruang kepada
mereka untuk bekerja secara profesional," pungkas SBY.

Sebutan ksatria pada oknum Kopassus ini tentunya bertolak belakang
dengan pandangan publik. Pasalnya, menurut Tim Investigasi TNI menyebut
para pelaku bahkan sudah mengakui perbuatannya sehari setelah kejadian
penembakan 4 tahanan 23 Maret lalu. Namun, fakta ini baru diungkap TNI
pada 4 April kemarin. Sebelumnya, TNI termasuk jajaran Kopassus
membantah terlibat aksi tersebut. (flo/jpnn)

JAKARTA
– Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan ia telah
mendapat laporan langsung bahwa tim investigasi TNI mengungkap pelaku
penyerangan di Lapas KlasIIB Cebongan, Sleman. Meski menyayangkan aksi
brutal para oknum Kopassus itu, Presiden juga mengapresiasi tindakan
mereka yang mau mengaku perbuatan tersebut.

"Mereka melakukan tindakan itu juga tidak kita benarkan. Tapi saya juga
mendapat laporan para prajurit yang melakukan tindakan itu tampil secara
bertanggungjawab, kesatria, dan siap mendapatkan sanksi hukum apapun.
Demikian juga para komandan akan ikut bertanggungjawab semuanya. Bagi
saya itu melegakan, itu sifat kesatria," ujar SBY saat ditemui usai
Sholat Jumat di kompleks Istana Negara, Jumat 5/4).

Presiden mengaku memahami bahwa 11 oknum anggota Kopassus itu melakukan
demikian karena ada jiwa korsa yang mereka miliki ketika salah satu
rekannya dibunuh oleh pihak luar. Namun, ia menegaskan, apapun
alasannya, tindakan 11 oknum itu sangat tidak dibenarkan.

"Meskipun saya tahu mengapa ada tindakan itu. Itu lah awal dari jiwa
korsa dan perlakuan yang luar biasa sadisnya itu yang membakar emosi
mereka. Tetapi bagaimanapun ini tindakan main hakim sendiri itu. Itu
tidak dibenarkan dalam negara hukum," tegas Presiden.

Presiden berharap penegakan hukum atas kasus ini dapat dijalankan sesuai
prosedur. Pihak TNI, kata dia, juga harus memetik pelajaran dari adanya
peristiwa ini.

"Saya mendukung langkah-langkah jajaran TNI, utamanya TNI AD dan
kepolisian untuk menegakkan hukum dan keadilan sebenar-benarnya. Dan
saya minta dukungan masyarakat luar, berikan kesempatan ruang kepada
mereka untuk bekerja secara profesional," pungkas SBY.

Sebutan ksatria pada oknum Kopassus ini tentunya bertolak belakang
dengan pandangan publik. Pasalnya, menurut Tim Investigasi TNI menyebut
para pelaku bahkan sudah mengakui perbuatannya sehari setelah kejadian
penembakan 4 tahanan 23 Maret lalu. Namun, fakta ini baru diungkap TNI
pada 4 April kemarin. Sebelumnya, TNI termasuk jajaran Kopassus
membantah terlibat aksi tersebut. (flo/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/