25 C
Medan
Wednesday, December 4, 2024
spot_img

Mendung tak Menghalangi

Cuaca mendung tak menghalangi ribuan umat Islam di Kota Medan, untuk menunaikan ibadah Salat Idul Adha 1413 Hijriyah di Lapangan Merdeka, Medan.

Sejumlah pejabat, khususnya dari Pemko Medan terlihat hadir. Sebut saja, Wali Kota Medan Rahudman Harahap, Wakil Wali Kota Medan Dzulmi Eldin, Sekda Kota Medan Syaiful Bahri Lubis, dan sebagainya.
Bertindak sebagai khatib Direktur Program Pascasarjana dan Guru Besar Institut Agama Islama Negeri Sumatera Utara (IAIN SU), Prof Dr H Nawir Yuslem MA sedangkan yang menjadi imam juara MTQ ke-44 Tingkat Kota Medan tahun 2011 H Sarwedi Harahap SAg.

Dalam khutbahnya, khatib Nawir Yuslem, mengupas masalah hakekat haji dan kurban. Dikatakannya, hakekat dalam kedua ibadah itu merupakan bentuk ketaatan, kesucian, kedamaian dan penyerahan diri makhluk kepada perintah dan kehendak dari pencipta-Nya, yakni Allah SWT.

“Setiap muslim dapat mewujudkan cita-cita utamanya hadir di muka bumi ini adalah untuk selalu mengabdi kepada Allah. Caranya adalah melalui kesucian dan kedamaian serta kesiapan untuk berkorban,” ungkap Nawir Yuslem.
Hari Raya Idul Adha dengan prosesi kurban di dalamnya, lanjut Nawir, merupakan runutan sejarah Nabi Ibrahim AS, yang diberi kehendak Allah SWT untuk rela, ikhlas dengan mengorbankan putranya Ismail AS.
Dan kehendak itu dijalani oleh Ibrahim dan Ismail dengan keikhlasan, sehingga Allah memberikan keridhoan-Nya kepada mereka berdua, yang pada akhirnya membuat Ibrahim dan Ismail meraih kesuksesan dalam menjalani kehendak sang Khalik itu.

“Keduanya mengukir sejarah bagi kesuksesan semua umat manusia yang akan datang,” tambahnya.

Sebelum dilaksanakan salat, Kabag Agama dan Pendidikan Kota Medan Drs H Suaidi menyampaikan laporan singkat. Disebutkannya, hasil infak yang diperoleh dari para jamaah ketika melaksanakan salat Idul Fitri 1433 H  beberapa waktu lalu sebesar Rp37.900.000. Selanjutnya, hasil infak itu akan ditambah dengan hasil infaq Shalat Idul  Adha 1433 H akan disalurkan kepada farkir miskin dan orang-orang yang membutuhkannya.
Wali Kota Medan kepada wartawan usai salat, melalui Hari Raya  Idul  Adha 1433 H dijadikan sebagai momen Pemko Medan untuk mengaplikasikan semangat berbagi khususnya kepada warga yang kurang mampu.
”Dengan silaturahmi dan kebersamaan  akan melahirkan semangat memiliki sehingga ikut  bertanggung jawab dengan kota ini, baik pembangunan maupun keamanannya. Kondisi inilah yang membuat Kota Medan sampai saat ini tetap aman dan kondusif walaupun penduduknya multietnis. Keberagaman inilah yang dijadikan sebagai modal  pembangunan di kota ini,” kata Wali Kota. (ari/gus/mag-12)

Cuaca mendung tak menghalangi ribuan umat Islam di Kota Medan, untuk menunaikan ibadah Salat Idul Adha 1413 Hijriyah di Lapangan Merdeka, Medan.

Sejumlah pejabat, khususnya dari Pemko Medan terlihat hadir. Sebut saja, Wali Kota Medan Rahudman Harahap, Wakil Wali Kota Medan Dzulmi Eldin, Sekda Kota Medan Syaiful Bahri Lubis, dan sebagainya.
Bertindak sebagai khatib Direktur Program Pascasarjana dan Guru Besar Institut Agama Islama Negeri Sumatera Utara (IAIN SU), Prof Dr H Nawir Yuslem MA sedangkan yang menjadi imam juara MTQ ke-44 Tingkat Kota Medan tahun 2011 H Sarwedi Harahap SAg.

Dalam khutbahnya, khatib Nawir Yuslem, mengupas masalah hakekat haji dan kurban. Dikatakannya, hakekat dalam kedua ibadah itu merupakan bentuk ketaatan, kesucian, kedamaian dan penyerahan diri makhluk kepada perintah dan kehendak dari pencipta-Nya, yakni Allah SWT.

“Setiap muslim dapat mewujudkan cita-cita utamanya hadir di muka bumi ini adalah untuk selalu mengabdi kepada Allah. Caranya adalah melalui kesucian dan kedamaian serta kesiapan untuk berkorban,” ungkap Nawir Yuslem.
Hari Raya Idul Adha dengan prosesi kurban di dalamnya, lanjut Nawir, merupakan runutan sejarah Nabi Ibrahim AS, yang diberi kehendak Allah SWT untuk rela, ikhlas dengan mengorbankan putranya Ismail AS.
Dan kehendak itu dijalani oleh Ibrahim dan Ismail dengan keikhlasan, sehingga Allah memberikan keridhoan-Nya kepada mereka berdua, yang pada akhirnya membuat Ibrahim dan Ismail meraih kesuksesan dalam menjalani kehendak sang Khalik itu.

“Keduanya mengukir sejarah bagi kesuksesan semua umat manusia yang akan datang,” tambahnya.

Sebelum dilaksanakan salat, Kabag Agama dan Pendidikan Kota Medan Drs H Suaidi menyampaikan laporan singkat. Disebutkannya, hasil infak yang diperoleh dari para jamaah ketika melaksanakan salat Idul Fitri 1433 H  beberapa waktu lalu sebesar Rp37.900.000. Selanjutnya, hasil infak itu akan ditambah dengan hasil infaq Shalat Idul  Adha 1433 H akan disalurkan kepada farkir miskin dan orang-orang yang membutuhkannya.
Wali Kota Medan kepada wartawan usai salat, melalui Hari Raya  Idul  Adha 1433 H dijadikan sebagai momen Pemko Medan untuk mengaplikasikan semangat berbagi khususnya kepada warga yang kurang mampu.
”Dengan silaturahmi dan kebersamaan  akan melahirkan semangat memiliki sehingga ikut  bertanggung jawab dengan kota ini, baik pembangunan maupun keamanannya. Kondisi inilah yang membuat Kota Medan sampai saat ini tetap aman dan kondusif walaupun penduduknya multietnis. Keberagaman inilah yang dijadikan sebagai modal  pembangunan di kota ini,” kata Wali Kota. (ari/gus/mag-12)

Artikel Terkait

Tragedi Akhir Tahun si Logo Merah

Incar Bule karena Hasil Lebih Besar

Baru Mudik Usai Lebaran

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/