29 C
Medan
Thursday, July 18, 2024

Operasi Katarak Gratis Tambang Emas Martabe di Tiga Lokasi, Targetkan 1.300 Mata Katarak

BATANGTORU, SUMUTPOS.CO – PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe, untuk ke-10 kalinya menyelenggarakan Rangkaian Operasi Katarak Gratis “Buka Mata Lihat Indahnya Dunia”. Operasi katarak gratis tahun ini akan diadakan di Tapanuli Selatan, Pematangsiantar, dan Medan sepanjang Juli hingga September 2024, dengan target 1.300 mata buta katarak.

Seperti tahun lalu, PT Agincourt Resources (PTAR) menggandeng Rumah Sakit (RS) Mata Mencirim 77 Medan yang telah melakukan bedah katarak sejak 2005.

Deputy General Manager Operations PTAR, Wira Dharma Putra menyampaikan, komitmen perusahaan sangat besar terhadap kesehatan masyarakat, satu di antaranya terbukti dari penyelenggaraan operasi katarak gratis saban tahun sejak 2011. Operasi sempat ditiadakan karena terhalang bencana Sinabung dan pandemi Covid-19.

“Kami menyadari pentingnya kesehatan mata bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat. Melalui inisiatif yang dilakukan secara konsisten ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam menurunkan angka kebutaan akibat katarak di Sumatra Utara,” ungkap Wira, saat membuka Pekan Informasi Kesehatan Mata di Batangtoru, Tapanuli Selatan, Senin (8/7) lalu.

Menurut Wira, PTAR sebagai pihak swasta dapat menyumbang percepatan penanggulangan katarak di Indonesia dengan cara mendorong sebanyak mungkin screening dan operasi katarak di berbagai daerah. Hal ini sejalan dengan Peta Jalan Penanggulangan Gangguan Penglihatan di Indonesia Tahun 2017-2030 yang diluncurkan Kementerian Kesehatan.

Senior Manager Corporate Communications PTAR, Katarina Siburian Hardono mengatakan, konsistensi perusahaan dalam mengeliminasi angka kebutaan membuahkan hasil yang luar biasa. Sejak 2011 hingga 2023, operasi katarak yang digelar PTAR telah menyembuhkan 10.571 mata pada 9.153 pasien. Mereka sudah bisa menikmati kehidupan yang lebih baik, demikian juga orang-orang di sekitarnya.

Tidak saja dari Tapanuli Selatan, penderita katarak yang menjalani bedah katarak besutan PTAR berasal dari Tapanuli Tengah, Sibolga, Tapanuli Utara, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Mandailing Natal, Pematangsiantar, Deli Serdang, Medan, dan Nias. Tercatat, pasien termuda berusia delapan bulan dan tertua 108 tahun.

“Karena komitmen kami adalah mendukung kesehatan mata masyarakat secara komprehensif, maka kami tidak hanya melakukan upaya kuratif melalui bedah katarak, melainkan juga upaya promotif dan preventif, salah satunya Pekan Informasi Kesehatan Mata,” tutur Katarina.

Pekan Informasi Kesehatan Mata menjadi pembuka Rangkaian Operasi Katarak Gratis yang bertujuan memberikan pengetahuan praktis tentang kesehatan mata, terutama katarak, kepada tenaga kesehatan, kader posyandu, dan bidan desa di sekitar wilayah tambang. Para peserta sosialisasi nantinya diharapkan mampu melakukan screening awal katarak di lokasi masing-masing, juga mengedukasi masyarakat tentang cara menghindari katarak. Karena setiap tahun mengikuti sosialisasi, para ujung tombak kesehatan masyarakat itu kian mumpuni dalam melakukan deteksi dini katarak.

Sebanyak total 15 kali kegiatan operasi katarak bakal digelar tahun ini. Operasi katarak pertama akan diadakan di Puskesmas Batangtoru, lokasi terdekat dengan area Tambang Emas Martabe. Operasi bakal diadakan sebanyak enam kali, yakni pada 20-21 Juli, 24-25 Juli, dan 2-3 Agustus.

Pematangsiantar akan menjadi lokasi kedua operasi katarak, tepatnya di RS Mata Siantar, dengan jadwal pada 27-31 Agustus. Lantas, pada 6-7 September dan 14-15 September operasi katarak diselenggarakan di RS Mata Mencirim 77 Medan.

Direktur Utama RS Mata Mencirim 77 Medan, Syarifuddin menekankan, katarak hanya dapat diobati oleh tindakan operasi. Satu teknik bedah katarak yang umum digunakan di negara berkembang yakni manual small incision cataract surgery, dengan durasi operasi 10-15 menit dan lama penyembuhan satu bulan.

“Tentunya sebelum menjalani operasi, calon pasien harus menjalani pemeriksaan mata dan kesehatan secara umum. Kami juga mengedukasi pasien tentang hal-hal yang perlu dilakukan dan tidak boleh dilakukan pasca-operasi. Seluruh layanan ini disediakan dalam program operasi katarak PTAR,” jelasnya.

Apresiasi atas penyelenggaraan operasi katarak gratis Tambang Emas Martabe disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Tapanuli Selatan, Rudi Iskandar. Dia berharap layanan ini terus berkelanjutan demi terwujudnya masyarakat bebas buta katarak.

“Kepada para kader Posyandu dan PKK tolong sampaikan informasi operasi katarak gratis ini kepada masyarakat desa. Harapannya, penderita katarak yang mendapatkan informasi tersebut bisa mendapatkan layanan kesehatan mata sehingga penglihatannya dapat pulih kembali,” ujarnya.

Roslaina Matondang, warga Aek Pining, Batangtoru, mengaku sangat terbantu, atas operasi katarak PTAR. Perempuan 65 tahun ini, menjalani operasi katarak PTAR pada 2023. Bila awalnya dia kesulitan melakukan aktivitas rumah tangga, setelah dioperasi dia dapat leluasa berkegiatan di rumah dan lingkup masyarakat.

“Jangan takut untuk menjalani operasi katarak. Hanya 10 menit saja tanpa rasa sakit. Setelahnya, saya dapat melihat indahnya dunia ini,” pungkasnya. (rel)

BATANGTORU, SUMUTPOS.CO – PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe, untuk ke-10 kalinya menyelenggarakan Rangkaian Operasi Katarak Gratis “Buka Mata Lihat Indahnya Dunia”. Operasi katarak gratis tahun ini akan diadakan di Tapanuli Selatan, Pematangsiantar, dan Medan sepanjang Juli hingga September 2024, dengan target 1.300 mata buta katarak.

Seperti tahun lalu, PT Agincourt Resources (PTAR) menggandeng Rumah Sakit (RS) Mata Mencirim 77 Medan yang telah melakukan bedah katarak sejak 2005.

Deputy General Manager Operations PTAR, Wira Dharma Putra menyampaikan, komitmen perusahaan sangat besar terhadap kesehatan masyarakat, satu di antaranya terbukti dari penyelenggaraan operasi katarak gratis saban tahun sejak 2011. Operasi sempat ditiadakan karena terhalang bencana Sinabung dan pandemi Covid-19.

“Kami menyadari pentingnya kesehatan mata bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat. Melalui inisiatif yang dilakukan secara konsisten ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam menurunkan angka kebutaan akibat katarak di Sumatra Utara,” ungkap Wira, saat membuka Pekan Informasi Kesehatan Mata di Batangtoru, Tapanuli Selatan, Senin (8/7) lalu.

Menurut Wira, PTAR sebagai pihak swasta dapat menyumbang percepatan penanggulangan katarak di Indonesia dengan cara mendorong sebanyak mungkin screening dan operasi katarak di berbagai daerah. Hal ini sejalan dengan Peta Jalan Penanggulangan Gangguan Penglihatan di Indonesia Tahun 2017-2030 yang diluncurkan Kementerian Kesehatan.

Senior Manager Corporate Communications PTAR, Katarina Siburian Hardono mengatakan, konsistensi perusahaan dalam mengeliminasi angka kebutaan membuahkan hasil yang luar biasa. Sejak 2011 hingga 2023, operasi katarak yang digelar PTAR telah menyembuhkan 10.571 mata pada 9.153 pasien. Mereka sudah bisa menikmati kehidupan yang lebih baik, demikian juga orang-orang di sekitarnya.

Tidak saja dari Tapanuli Selatan, penderita katarak yang menjalani bedah katarak besutan PTAR berasal dari Tapanuli Tengah, Sibolga, Tapanuli Utara, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Mandailing Natal, Pematangsiantar, Deli Serdang, Medan, dan Nias. Tercatat, pasien termuda berusia delapan bulan dan tertua 108 tahun.

“Karena komitmen kami adalah mendukung kesehatan mata masyarakat secara komprehensif, maka kami tidak hanya melakukan upaya kuratif melalui bedah katarak, melainkan juga upaya promotif dan preventif, salah satunya Pekan Informasi Kesehatan Mata,” tutur Katarina.

Pekan Informasi Kesehatan Mata menjadi pembuka Rangkaian Operasi Katarak Gratis yang bertujuan memberikan pengetahuan praktis tentang kesehatan mata, terutama katarak, kepada tenaga kesehatan, kader posyandu, dan bidan desa di sekitar wilayah tambang. Para peserta sosialisasi nantinya diharapkan mampu melakukan screening awal katarak di lokasi masing-masing, juga mengedukasi masyarakat tentang cara menghindari katarak. Karena setiap tahun mengikuti sosialisasi, para ujung tombak kesehatan masyarakat itu kian mumpuni dalam melakukan deteksi dini katarak.

Sebanyak total 15 kali kegiatan operasi katarak bakal digelar tahun ini. Operasi katarak pertama akan diadakan di Puskesmas Batangtoru, lokasi terdekat dengan area Tambang Emas Martabe. Operasi bakal diadakan sebanyak enam kali, yakni pada 20-21 Juli, 24-25 Juli, dan 2-3 Agustus.

Pematangsiantar akan menjadi lokasi kedua operasi katarak, tepatnya di RS Mata Siantar, dengan jadwal pada 27-31 Agustus. Lantas, pada 6-7 September dan 14-15 September operasi katarak diselenggarakan di RS Mata Mencirim 77 Medan.

Direktur Utama RS Mata Mencirim 77 Medan, Syarifuddin menekankan, katarak hanya dapat diobati oleh tindakan operasi. Satu teknik bedah katarak yang umum digunakan di negara berkembang yakni manual small incision cataract surgery, dengan durasi operasi 10-15 menit dan lama penyembuhan satu bulan.

“Tentunya sebelum menjalani operasi, calon pasien harus menjalani pemeriksaan mata dan kesehatan secara umum. Kami juga mengedukasi pasien tentang hal-hal yang perlu dilakukan dan tidak boleh dilakukan pasca-operasi. Seluruh layanan ini disediakan dalam program operasi katarak PTAR,” jelasnya.

Apresiasi atas penyelenggaraan operasi katarak gratis Tambang Emas Martabe disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Tapanuli Selatan, Rudi Iskandar. Dia berharap layanan ini terus berkelanjutan demi terwujudnya masyarakat bebas buta katarak.

“Kepada para kader Posyandu dan PKK tolong sampaikan informasi operasi katarak gratis ini kepada masyarakat desa. Harapannya, penderita katarak yang mendapatkan informasi tersebut bisa mendapatkan layanan kesehatan mata sehingga penglihatannya dapat pulih kembali,” ujarnya.

Roslaina Matondang, warga Aek Pining, Batangtoru, mengaku sangat terbantu, atas operasi katarak PTAR. Perempuan 65 tahun ini, menjalani operasi katarak PTAR pada 2023. Bila awalnya dia kesulitan melakukan aktivitas rumah tangga, setelah dioperasi dia dapat leluasa berkegiatan di rumah dan lingkup masyarakat.

“Jangan takut untuk menjalani operasi katarak. Hanya 10 menit saja tanpa rasa sakit. Setelahnya, saya dapat melihat indahnya dunia ini,” pungkasnya. (rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/