SIPIROK, SUMUTPOS – PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe, mengalokasikan kuota tambahan operasi katarak gratis sebanyak 30% dari target awal 1.000 mata, menjadi 1.300 mata bebas katarak di 2023. Antusiasme masyarakat sedemikian besar untuk mengikuti Rangkaian Pemeriksaan dan Operasi Katarak Gratis 2023 “Buka Mata Lihat Indahnya Dunia”. Di Tapanuli Selatan saja, sebanyak 861 mata dari 821 pasien berhasil menjalani operasi katarak, sekitar 15% berasal dari desa lingkar tambang (DAV).
Rinciannya, sebanyak 760 mata dari 725 pasien dioperasi di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, Batangtoru, sepanjang 10 September hingga 12 Oktober 2023. Sementara, operasi katarak di RSUD Sipirok yang berlangsung pada 11-12 Oktober 2023 telah mengoperasi 101 mata dari 96 pasien.
Presiden Direktur PT Agincourt Resources, Muliady Sutio, mengatakan Perusahaan segera memutuskan untuk menambah kuota setelah melihat besarnya animo masyarakat mengikuti operasi katarak di Batangtoru. Penambahan 300 mata diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat penderita katarak, terutama dari keluarga pra-sejahtera dan tinggal di area yang akses layanan kesehatannya terbatas.
Muliady mengucapkan selamat kepada para pasien yang telah berjuang untuk memulihkan penglihatannya, sehingga mereka dapat menjalani hidup produktif, percaya diri, dan berkontribusi kepada keluarga dan masyarakat sekitar.
“Apresiasi untuk para pasien yang telah menjalani operasi katarak karena mereka adalah orang-orang yang tidak mudah menyerah. Dengan semangat kemanusiaan yang tinggi, kami memfasilitasi mereka untuk dapat melihat indahnya dunia. Kami juga berterimakasih kepada Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan semua pihak yang terlibat yang sudah mendukung penyelenggaraan operasi katarak gratis ini,” tutur Muliady usai membuka perban mata pasien di RSUD Sipirok, Kamis (12/10/2023).
Bupati Tapanuli Selatan Dolly Pasaribu dan Kepala Dinas Kesehatan Tapanuli Selatan Mawarni Batubara turut menghadiri seremoni tersebut, termasuk Direktur Utama RSUD Sipirok Muhammad Firdaus Batubara dan Direktur RS Mata Mencirim 77 Medan Syarifuddin.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada PT Agincourt Resources yang secara konsisten setiap tahunnya hingga saat ini mengadakan operasi katarak gratis. Ratusan mata warga Tapanuli Selatan berhasil dioperasi, ini upaya yang sangat luar biasa,” ujar Bupati Tapanuli Selatan, Dolly Pasaribu.
Ia juga mengapresiasi PTAR yang memberikan banyak kontribusi kepada masyarakat di bidang kesehatan, bahkan hingga ke luar DAV, salah satunya di Desa Biru, Kecamatan Aek Bilah, melalui Program Layanan Dokter Spesialis.
Senior Manager Corporate Communications PT Agincourt Resources, Katarina Siburian Hardono, menambahkan setelah berhasil menggelar operasi katarak gratis di Tapanuli Selatan, Perusahaan akan melangsungkan operasi katarak di dua titik, yakni RS Mata Siantar di Kota Pematang Siantar pada 20-21 Oktober dan RS Mata Mencirim 77 Medan pada 11-12 November. Dengan demikian, Rangkaian Pemeriksaan dan Operasi Katarak Gratis 2023 Tambang Emas Martabe menjangkau empat lokasi di Sumatra Utara.
“Pada operasi katarak tahun 2023, PTAR menggandeng RS Mata Mencirim 77 Medan yang sudah berpengalaman 18 tahun melaksanakan bedah katarak. Di Batangtoru, kami bekerja sama dengan Polri dan menggunakan fasilitas RS Bhayangkara. Sementara, di Sipirok, ibukota Tapanuli Selatan, kami bekerja sama dengan RSUD Sipirok,” ujar Katarina.
Tahun 2023 merupakan tahun kesembilan PTAR menyelenggarakan operasi katarak gratis. Sejak pertama kali diadakan pada 2011 hingga saat ini, operasi katarak yang dihelat PTAR telah menyembuhkan lebih dari 10.000 mata dari sekitar 8.000 orang dan memberikan manfaat tidak langsung kepada puluhan ribu orang, tidak hanya keluarga pasien tapi juga masyarakat di sekelilingnya.
Ima Lubis, salah satunya. Ia pasien katarak yang berhasil dioperasi di RSUD Sipirok pada 11 Oktober 2023. Warga Desa Aek Nangali, Kecamatan Batang Natal, Mandailing Natal, ini sehari-hari bekerja sebagai penjaga kantin di sebuah sekolah dasar. Mata kanannya mengalami katarak sehingga jarak pandang yang jelas hanya maksimal 1 meter.
Ima bercerita katarak sangat mengganggu rutinitasnya sebagai penjaga kantin. Aktivitasnya terbatas sehingga harus dibantu suaminya.
“Alhamdulillah penglihatan saya setelah operasi ini sangat jelas. Aktivitas bisa kembali seperti sediakala. Proses administrasi sangat cepat dan sama sekali tidak ada rasa sakit. Terima kasih sebesar-besarnya untuk PTAR,” ucap Ima.
Sementara, Jonder Hasibuan, warga Kecamatan Arse, juga bersyukur telah menjalani operasi katarak Tambang Emas Martabe. Selama 3 tahun menderita katarak, ayah empat anak ini tidak bisa melihat objek secara jelas. Alhasil, pekerjaannya di ladang kerap tersendat.
“Setelah operasi, kegiatan saya di ladang pastinya akan semakin lancar, dan otomatis lebih produktif secara ekonomi. Terima kasih kepada PTAR untuk program gratis ini. Kami sebagai masyarakat, utamanya yang kurang mampu, sangat terbantu,” ujarnya. (rel)