28 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Rahudman Terharu Dengar Curhat Muslim Rohingya

Wali Kota Kunjungi Pengungsi di Belawan

Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM mengunjungi Rumah Detensi  Imigrasi (Rudenim) Belawan untuk menjenguk 26 pengungsi Muslim Rohingya , Kamis (2/8).  Mereka terpaksa lari meninggalkan tempat tinggalnya di   negara bagian Rakhine Utara, Myanmar Barat karena tidak tahan menghadapi  perlakuan diskriminatif dan tindakan kekerasan.

BERBIINCANG: Wali Kota Medan H Rahudman Harahap berbincang  pengungsi dari Rohingya Myanmar Barat. //rediantodan Rozi/sumut pos
BERBIINCANG: Wali Kota Medan H Rahudman Harahap berbincang dengan pengungsi dari Rohingya Myanmar Barat. //rediantodan Rozi/sumut pos

Wajah orang nomor satu di pemko Medan itu tampak terharu  ketika mendengar penuturan Muhammad Jamin, salah seorang warga Muslim Rohingya. Bersama dengan istri dan dua anaknya yang masih kecil-kecil  dan warga lainnya mereka  terpaksa  angkat kaki  untuk meninggalkan tanah kelahirannya tersebut.

“Kami diperlakukan sangat diskriminatif, tidak boleh meninggalkan wilayah tempat tinggal kami. Sudah itu kami juga diperlakukan seperti kuli, setiap harinya disuruh kerja. Jika itu tidak dilaksanakan kami mendapatkan tindak kekerasan. Sudah itu di bulan puasa, kami tidak diperkenan puasa dan melaksanakan salat,” kata M Jamin dengan terisak.

Akibat tidak tahan menerima perlakuan seperti itu, pria yang mengaku pernah beberapa tahun bekerja di Malaysia dan fasih berbahasa Melayu ini  pun  membawa istri dan keluarganya  mengungsi. Dengan menggunakan perahu, mereka bersama beberapa warga Muslim Rohingya lainnya nekat menyebarangi lautan yang ganas  sampai akhirnya tiba di Belawan.

Setelah  di Belawan, mereka pun menyerahkan diri  dengan kesadaran  penuh kepada  pihak imigrasi agar diberi diperlindungan.

“Kami minta perlindungan di negara ini. Kami sudah tidak tahan lagi menerima perlakuan diskriminatif dan tindak kekerasan di tempat asal kami. Kami sudah tidak punya apa-apa lagi, saudara-saudara kami sudan dibantai semua sebulan lalu,” paparnya terisak.

Di tengah M Jamin  Jamin menuturkan kisahnya yang memilukan itu, baik  istri maupun  rekan-rekannya  yang  lain juga menyiratkan rona wajah sedih.  Hanya saja rasa sedih itu tak bias disampaikan dengan kata-kata, sebab istri maupun rekan-rekan M Jamin  tak satu pun  yang  bisa berbahasa Indonesia seperti  M Jamin kecuali bahasa ibu.  Ada satu yang bisa bahasa Inggris, dia pun menuturkan kisah  pilu yang  tak jauh beda dengan cerita M Jamin.
Menurut M Jamin, jumlah mereka  yang  mengungsi  dan saat ini berada di Rudenim Belawan  26 orang, 16 pria dan 5 wanita, selebihnya anak-anak. “Jadi kita sekarang menunggu apa yang akan diputuskan oleh pemerintah Indonesia. Apapun yang diputuskan nanti pasti kita kita terima,” ungkapnya dengan nada lirih.

Wali Kota didampingi Wakil Wali Kota Drs H Dzulmi Eldin serta Plt Kepala Rudenim Belawan P Sinaga  mengatakan,  kunjungan ini dilakukan untuk mengecek kondisi para pengungsi Muslim Rohingya. Sebagai kepala pemerintahan di Kota Medan, dia  akan mencoba memberikan sedikit perhatian melalui Kepala Rudenim Belawan, terutama bagi yang sedang menjalankan ibadah puasa.

Kemudian Wali Kota berharap segera dilakukan penyelesaian antar negara, sehingga para pengungsi dapat kembali ke negaranya. Wali Kota mengaku sangat prihatin mendengar kisah pelarian para pengungsi. Dengan berjibaku, mereka menyeberangi lautan hanya menggunakan perahu sehingga sampai Belawan.
“Saya sangat prihatin. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada Kepala Imigrasi yang telah memfasilitasi dengan baik. Mudah-mudahan ini  segera dibawa ke forum yang lebih resmi. Minimal mereka selama berada di sini, kita bantu dan tangani dengan baik, “ harapnya.

Sementara  itu dari data yang diperoleh, selain 26 pengungsi Muslim Rohingya, masih ada warga negara lainnya yang berada di Rudenim Belawan seperti Warga Negara Afghanistan sebanyak 51 orang, Myanmar 65 orang, Srilangka 8 orang, Bangladesh 2 orang, Somalia 4 orang, Afrika 1 orang, dan Irak 1 orang. (dya)

Wali Kota Kunjungi Pengungsi di Belawan

Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM mengunjungi Rumah Detensi  Imigrasi (Rudenim) Belawan untuk menjenguk 26 pengungsi Muslim Rohingya , Kamis (2/8).  Mereka terpaksa lari meninggalkan tempat tinggalnya di   negara bagian Rakhine Utara, Myanmar Barat karena tidak tahan menghadapi  perlakuan diskriminatif dan tindakan kekerasan.

BERBIINCANG: Wali Kota Medan H Rahudman Harahap berbincang  pengungsi dari Rohingya Myanmar Barat. //rediantodan Rozi/sumut pos
BERBIINCANG: Wali Kota Medan H Rahudman Harahap berbincang dengan pengungsi dari Rohingya Myanmar Barat. //rediantodan Rozi/sumut pos

Wajah orang nomor satu di pemko Medan itu tampak terharu  ketika mendengar penuturan Muhammad Jamin, salah seorang warga Muslim Rohingya. Bersama dengan istri dan dua anaknya yang masih kecil-kecil  dan warga lainnya mereka  terpaksa  angkat kaki  untuk meninggalkan tanah kelahirannya tersebut.

“Kami diperlakukan sangat diskriminatif, tidak boleh meninggalkan wilayah tempat tinggal kami. Sudah itu kami juga diperlakukan seperti kuli, setiap harinya disuruh kerja. Jika itu tidak dilaksanakan kami mendapatkan tindak kekerasan. Sudah itu di bulan puasa, kami tidak diperkenan puasa dan melaksanakan salat,” kata M Jamin dengan terisak.

Akibat tidak tahan menerima perlakuan seperti itu, pria yang mengaku pernah beberapa tahun bekerja di Malaysia dan fasih berbahasa Melayu ini  pun  membawa istri dan keluarganya  mengungsi. Dengan menggunakan perahu, mereka bersama beberapa warga Muslim Rohingya lainnya nekat menyebarangi lautan yang ganas  sampai akhirnya tiba di Belawan.

Setelah  di Belawan, mereka pun menyerahkan diri  dengan kesadaran  penuh kepada  pihak imigrasi agar diberi diperlindungan.

“Kami minta perlindungan di negara ini. Kami sudah tidak tahan lagi menerima perlakuan diskriminatif dan tindak kekerasan di tempat asal kami. Kami sudah tidak punya apa-apa lagi, saudara-saudara kami sudan dibantai semua sebulan lalu,” paparnya terisak.

Di tengah M Jamin  Jamin menuturkan kisahnya yang memilukan itu, baik  istri maupun  rekan-rekannya  yang  lain juga menyiratkan rona wajah sedih.  Hanya saja rasa sedih itu tak bias disampaikan dengan kata-kata, sebab istri maupun rekan-rekan M Jamin  tak satu pun  yang  bisa berbahasa Indonesia seperti  M Jamin kecuali bahasa ibu.  Ada satu yang bisa bahasa Inggris, dia pun menuturkan kisah  pilu yang  tak jauh beda dengan cerita M Jamin.
Menurut M Jamin, jumlah mereka  yang  mengungsi  dan saat ini berada di Rudenim Belawan  26 orang, 16 pria dan 5 wanita, selebihnya anak-anak. “Jadi kita sekarang menunggu apa yang akan diputuskan oleh pemerintah Indonesia. Apapun yang diputuskan nanti pasti kita kita terima,” ungkapnya dengan nada lirih.

Wali Kota didampingi Wakil Wali Kota Drs H Dzulmi Eldin serta Plt Kepala Rudenim Belawan P Sinaga  mengatakan,  kunjungan ini dilakukan untuk mengecek kondisi para pengungsi Muslim Rohingya. Sebagai kepala pemerintahan di Kota Medan, dia  akan mencoba memberikan sedikit perhatian melalui Kepala Rudenim Belawan, terutama bagi yang sedang menjalankan ibadah puasa.

Kemudian Wali Kota berharap segera dilakukan penyelesaian antar negara, sehingga para pengungsi dapat kembali ke negaranya. Wali Kota mengaku sangat prihatin mendengar kisah pelarian para pengungsi. Dengan berjibaku, mereka menyeberangi lautan hanya menggunakan perahu sehingga sampai Belawan.
“Saya sangat prihatin. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada Kepala Imigrasi yang telah memfasilitasi dengan baik. Mudah-mudahan ini  segera dibawa ke forum yang lebih resmi. Minimal mereka selama berada di sini, kita bantu dan tangani dengan baik, “ harapnya.

Sementara  itu dari data yang diperoleh, selain 26 pengungsi Muslim Rohingya, masih ada warga negara lainnya yang berada di Rudenim Belawan seperti Warga Negara Afghanistan sebanyak 51 orang, Myanmar 65 orang, Srilangka 8 orang, Bangladesh 2 orang, Somalia 4 orang, Afrika 1 orang, dan Irak 1 orang. (dya)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/