Wali Kota Kunjungi Pengungsi di Belawan
Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM mengunjungi Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Belawan untuk menjenguk 26 pengungsi Muslim Rohingya , Kamis (2/8). Mereka terpaksa lari meninggalkan tempat tinggalnya di negara bagian Rakhine Utara, Myanmar Barat karena tidak tahan menghadapi perlakuan diskriminatif dan tindakan kekerasan.
Wajah orang nomor satu di pemko Medan itu tampak terharu ketika mendengar penuturan Muhammad Jamin, salah seorang warga Muslim Rohingya. Bersama dengan istri dan dua anaknya yang masih kecil-kecil dan warga lainnya mereka terpaksa angkat kaki untuk meninggalkan tanah kelahirannya tersebut.
“Kami diperlakukan sangat diskriminatif, tidak boleh meninggalkan wilayah tempat tinggal kami. Sudah itu kami juga diperlakukan seperti kuli, setiap harinya disuruh kerja. Jika itu tidak dilaksanakan kami mendapatkan tindak kekerasan. Sudah itu di bulan puasa, kami tidak diperkenan puasa dan melaksanakan salat,” kata M Jamin dengan terisak.
Akibat tidak tahan menerima perlakuan seperti itu, pria yang mengaku pernah beberapa tahun bekerja di Malaysia dan fasih berbahasa Melayu ini pun membawa istri dan keluarganya mengungsi. Dengan menggunakan perahu, mereka bersama beberapa warga Muslim Rohingya lainnya nekat menyebarangi lautan yang ganas sampai akhirnya tiba di Belawan.
Setelah di Belawan, mereka pun menyerahkan diri dengan kesadaran penuh kepada pihak imigrasi agar diberi diperlindungan.
“Kami minta perlindungan di negara ini. Kami sudah tidak tahan lagi menerima perlakuan diskriminatif dan tindak kekerasan di tempat asal kami. Kami sudah tidak punya apa-apa lagi, saudara-saudara kami sudan dibantai semua sebulan lalu,” paparnya terisak.
Di tengah M Jamin Jamin menuturkan kisahnya yang memilukan itu, baik istri maupun rekan-rekannya yang lain juga menyiratkan rona wajah sedih. Hanya saja rasa sedih itu tak bias disampaikan dengan kata-kata, sebab istri maupun rekan-rekan M Jamin tak satu pun yang bisa berbahasa Indonesia seperti M Jamin kecuali bahasa ibu. Ada satu yang bisa bahasa Inggris, dia pun menuturkan kisah pilu yang tak jauh beda dengan cerita M Jamin.
Menurut M Jamin, jumlah mereka yang mengungsi dan saat ini berada di Rudenim Belawan 26 orang, 16 pria dan 5 wanita, selebihnya anak-anak. “Jadi kita sekarang menunggu apa yang akan diputuskan oleh pemerintah Indonesia. Apapun yang diputuskan nanti pasti kita kita terima,” ungkapnya dengan nada lirih.
Wali Kota didampingi Wakil Wali Kota Drs H Dzulmi Eldin serta Plt Kepala Rudenim Belawan P Sinaga mengatakan, kunjungan ini dilakukan untuk mengecek kondisi para pengungsi Muslim Rohingya. Sebagai kepala pemerintahan di Kota Medan, dia akan mencoba memberikan sedikit perhatian melalui Kepala Rudenim Belawan, terutama bagi yang sedang menjalankan ibadah puasa.
Kemudian Wali Kota berharap segera dilakukan penyelesaian antar negara, sehingga para pengungsi dapat kembali ke negaranya. Wali Kota mengaku sangat prihatin mendengar kisah pelarian para pengungsi. Dengan berjibaku, mereka menyeberangi lautan hanya menggunakan perahu sehingga sampai Belawan.
“Saya sangat prihatin. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada Kepala Imigrasi yang telah memfasilitasi dengan baik. Mudah-mudahan ini segera dibawa ke forum yang lebih resmi. Minimal mereka selama berada di sini, kita bantu dan tangani dengan baik, “ harapnya.
Sementara itu dari data yang diperoleh, selain 26 pengungsi Muslim Rohingya, masih ada warga negara lainnya yang berada di Rudenim Belawan seperti Warga Negara Afghanistan sebanyak 51 orang, Myanmar 65 orang, Srilangka 8 orang, Bangladesh 2 orang, Somalia 4 orang, Afrika 1 orang, dan Irak 1 orang. (dya)