29 C
Medan
Monday, November 4, 2024
spot_img

PLN Launching Listrik Koin Charger Mobil/Motor Listrik

JAKARTA- Infrastruktur pendukung program kendaraan listrik mulai dikembangkan. Ini ditandai dengan pembangunan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) atau Listrik Koin.

Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, SPLU merupakan infrastruktur vital untuk mendukung suksesnya program kendaraan listrik. “Nanti, kita akan bangun ribuan SPLU,” ujarnya saat launching SPLU pertama di Kantor PLN Distribusi Jakarta Raya kemarin (5/8).

Jika SPBU BBM membutuhkan dispenser, maka SPLU hanya membutuhkan instalasi semacam kotak telepon. Mekanisme kerjanya pun sama, yakni dengan memasukkan uang koin, maka konsumen bisa langsung men-charger kendaraan listriknya.

Dengan koin Rp 100, maka konsumen bisa men-charger selama 3 menit. Lalu, dengan koin Rp 200 selama 6 menit, Rp 500 selama 15 menit, dan Rp 1.000 selama 30 menit. Kuota charging bisa diakumulasi. Misalnya, jika memasukkan 2 buah koin Rp 1.000, maka kuota charger menjadi 1 jam. Kuota waktu charging ditampilkan dalam sebuah layar LCD.

Dahlan mengakui, pembangunan SPLU sebenarnya belum terlalu diperlukan saat ini, karena kendaraan listrik belum dipasarkan. Namun, dia ingin PLN menunjukkan bahwa pengembangan infrastruktur SPLU tidak sesulit yang dibayangkan.

“Kan banyak yang meragukan kesiapan infrastruktur untuk kendaraan listrik, padahal membangunnya ’kan tidak sulit, PLN hari ini sudah membuktikannya. Meskipun sebenarnya baru diperlukan banyak mulai tahun depan,” ucapnya.

Menurut Dahlan, pengembangan SPLU jauh lebih mudah dibandingkan dengan SPBU BBM. Dari sisi biaya, SPBU BBM membutuhkan investasi setidaknya Rp 3 miliar. Adapun untuk SPLU listrik hanya membutuhkan investasi kurang dari Rp 10 juta. “Bangunnya gampang, ini saja tidak sampai satu minggu sudah siap,” katanya sambil menunjuk dua unit SPLU.

General Manager PT PLN Distribusi Jakarta Raya Muhammad Sulastio menambahkan, untuk tahap awal, pihaknya akan membuat 24 unit SPLU di 10 lokasi. “Di kantor Kementerian BUMN 2 unit, di Kementerian ESDM 1 unit, dan lainnya di kantor-kantor cabang PLN,” ujarnya.”

Menurut Sulastio, ke depan, SPLU akan dibangun di tempat-tempat publik seperti pusat perbelanjaan, gedung-gedung perkantoran, rumah sakit, dan tempat-tempat lain. “Dimanapun dibutuhkan SPLU, kami siap,” katanya. Selain untuk mobil/motor listrik, SPLU juga bisa dipakai untuk men-charge berbagai peralatan lain seperti handphone, laptop, dan lain-lain.

Bagaimana kesiapan kendaraan listrik? Dahlan menyebut, saat ini mobil listrik kreasi Dasep Ahmadi masih terus diujicoba. Targetnya, harus mencapai jarak tempuh 1.000 kilometer. “Saya akan coba mobil ini habis-habisan sebelum dijual ke publik,” ujarnya. (owi/jpnn)

JAKARTA- Infrastruktur pendukung program kendaraan listrik mulai dikembangkan. Ini ditandai dengan pembangunan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) atau Listrik Koin.

Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, SPLU merupakan infrastruktur vital untuk mendukung suksesnya program kendaraan listrik. “Nanti, kita akan bangun ribuan SPLU,” ujarnya saat launching SPLU pertama di Kantor PLN Distribusi Jakarta Raya kemarin (5/8).

Jika SPBU BBM membutuhkan dispenser, maka SPLU hanya membutuhkan instalasi semacam kotak telepon. Mekanisme kerjanya pun sama, yakni dengan memasukkan uang koin, maka konsumen bisa langsung men-charger kendaraan listriknya.

Dengan koin Rp 100, maka konsumen bisa men-charger selama 3 menit. Lalu, dengan koin Rp 200 selama 6 menit, Rp 500 selama 15 menit, dan Rp 1.000 selama 30 menit. Kuota charging bisa diakumulasi. Misalnya, jika memasukkan 2 buah koin Rp 1.000, maka kuota charger menjadi 1 jam. Kuota waktu charging ditampilkan dalam sebuah layar LCD.

Dahlan mengakui, pembangunan SPLU sebenarnya belum terlalu diperlukan saat ini, karena kendaraan listrik belum dipasarkan. Namun, dia ingin PLN menunjukkan bahwa pengembangan infrastruktur SPLU tidak sesulit yang dibayangkan.

“Kan banyak yang meragukan kesiapan infrastruktur untuk kendaraan listrik, padahal membangunnya ’kan tidak sulit, PLN hari ini sudah membuktikannya. Meskipun sebenarnya baru diperlukan banyak mulai tahun depan,” ucapnya.

Menurut Dahlan, pengembangan SPLU jauh lebih mudah dibandingkan dengan SPBU BBM. Dari sisi biaya, SPBU BBM membutuhkan investasi setidaknya Rp 3 miliar. Adapun untuk SPLU listrik hanya membutuhkan investasi kurang dari Rp 10 juta. “Bangunnya gampang, ini saja tidak sampai satu minggu sudah siap,” katanya sambil menunjuk dua unit SPLU.

General Manager PT PLN Distribusi Jakarta Raya Muhammad Sulastio menambahkan, untuk tahap awal, pihaknya akan membuat 24 unit SPLU di 10 lokasi. “Di kantor Kementerian BUMN 2 unit, di Kementerian ESDM 1 unit, dan lainnya di kantor-kantor cabang PLN,” ujarnya.”

Menurut Sulastio, ke depan, SPLU akan dibangun di tempat-tempat publik seperti pusat perbelanjaan, gedung-gedung perkantoran, rumah sakit, dan tempat-tempat lain. “Dimanapun dibutuhkan SPLU, kami siap,” katanya. Selain untuk mobil/motor listrik, SPLU juga bisa dipakai untuk men-charge berbagai peralatan lain seperti handphone, laptop, dan lain-lain.

Bagaimana kesiapan kendaraan listrik? Dahlan menyebut, saat ini mobil listrik kreasi Dasep Ahmadi masih terus diujicoba. Targetnya, harus mencapai jarak tempuh 1.000 kilometer. “Saya akan coba mobil ini habis-habisan sebelum dijual ke publik,” ujarnya. (owi/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/