30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Perekonomian tak Seimbang jadi Penyebab

Ketua Tim Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Pencegahan KPK Nurul Ikhsan. mengatakan, indeks persepsi korupsi Indonesia tahun 2011  adalah 3,0 atau berada di peringkat ke-100 dari 182 negara yang disurvei. Indeks Indonesia sama dengan negara-negara yang nyaris tak terdengar seperti Gabon, Madagaskar,  Suriname dan Tanzania.

Menurut Ikhsan,  indeks  yang didapat Indonesia kalah dengan Singapura (9,2), Brunei  (5,2),  Malaysia (4,3),  dan  Thailand (3,4).  Indeks Indonesia ini hanya  lebih baik sedikit dibandingkan dengan Vietnam yang mencapai (2,9) sama seperti  Timor Leste, Philipina,  Kamboja, dan Myanmar.

Dia membeberkan, penyebab korupsi di Indonesia, diakibatkan faktor struktural di mana masih banyak  penduduk yang  hidup di bawah garis kemiskinan. Kondisi perekonomian yang tidak seimbang menyulitkan penegakan hukum. Kemudian, akibat  faktor sejarah, desentralisasi justru menimbulkan modus dan aktor baru korupsi,  kualitas regulasi dan peradilan. “Berdasarkan survei integritas KPK tahun 2008, Mahkamah Agung justru memiliki integritas rendah,” kata Ikhsan.

Ikhsan mengatakan keberhasilan Kota Medan menempati peringkat ketiga Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) 2011 dengan nilai 7,15 patut diapresiasi. Hasil ini tentunya harus ditingkatkan lagi  dengan melakukan perbaikan-perbaikan, terutama menyangkut pelayanan publik.

Dia memaparkan, perlunya dilakukan perbaikan dan peningkatan pelayanan publik serta pengelolaan APBD yang transparan dan akuntabel, karena KPK  menilai pelayanan publik merupakan elemen vital dalam keberhasilan pemberantasan korupsi.

Seminar akan difokuskan  upaya-upaya  perbaikan sistem dan peraturan, sehingga menghasilkan solusi untuk menurunkan potensi korupsi  sehingga akhirnya memberikan kontribusi signifikan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. (gus)

Ketua Tim Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Pencegahan KPK Nurul Ikhsan. mengatakan, indeks persepsi korupsi Indonesia tahun 2011  adalah 3,0 atau berada di peringkat ke-100 dari 182 negara yang disurvei. Indeks Indonesia sama dengan negara-negara yang nyaris tak terdengar seperti Gabon, Madagaskar,  Suriname dan Tanzania.

Menurut Ikhsan,  indeks  yang didapat Indonesia kalah dengan Singapura (9,2), Brunei  (5,2),  Malaysia (4,3),  dan  Thailand (3,4).  Indeks Indonesia ini hanya  lebih baik sedikit dibandingkan dengan Vietnam yang mencapai (2,9) sama seperti  Timor Leste, Philipina,  Kamboja, dan Myanmar.

Dia membeberkan, penyebab korupsi di Indonesia, diakibatkan faktor struktural di mana masih banyak  penduduk yang  hidup di bawah garis kemiskinan. Kondisi perekonomian yang tidak seimbang menyulitkan penegakan hukum. Kemudian, akibat  faktor sejarah, desentralisasi justru menimbulkan modus dan aktor baru korupsi,  kualitas regulasi dan peradilan. “Berdasarkan survei integritas KPK tahun 2008, Mahkamah Agung justru memiliki integritas rendah,” kata Ikhsan.

Ikhsan mengatakan keberhasilan Kota Medan menempati peringkat ketiga Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) 2011 dengan nilai 7,15 patut diapresiasi. Hasil ini tentunya harus ditingkatkan lagi  dengan melakukan perbaikan-perbaikan, terutama menyangkut pelayanan publik.

Dia memaparkan, perlunya dilakukan perbaikan dan peningkatan pelayanan publik serta pengelolaan APBD yang transparan dan akuntabel, karena KPK  menilai pelayanan publik merupakan elemen vital dalam keberhasilan pemberantasan korupsi.

Seminar akan difokuskan  upaya-upaya  perbaikan sistem dan peraturan, sehingga menghasilkan solusi untuk menurunkan potensi korupsi  sehingga akhirnya memberikan kontribusi signifikan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. (gus)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/