25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Regenerasi Sukses, yang Muda Mulai Mengerti

Upaya Medan Tea Club (MTC) Mempertahankan Budaya Minum Teh

Minum teh bukan sekadar memberi kesegaran dan manfaat kesehatan. Filosofinya sarat makna. Dan demi melestarikan budaya minum teh dan manfaatnya, komunitas peminum teh Medan, Medan Tea Club (MTC), sukses melakukan regenerasi. Bagaimana ceritanya?

Rahmad Sazali, Medan

Berangkat dari pemahaman yang sama dan kebiasaan minum teh, sejumlah orang membentuk sebuah komunitas pecinta teh bernama Medan Tea Club (MTC). Pecinta teh ini telah memiliki sekretariat di Restoran Ho Teh Tiam (HTT) Jalan Mongongsidi Medan. Uniknya, komunitas yang rutin mengadakan pertemuan setiap Sabtu dan Minggu ini diisi orang-orang berambut putih, para orang tua dan kalangan berusia hampir jompo.

”Memang saat ini mayoritas anggota MTC orang-orang tua seperti kami ini,” ungkap maskot MTC yang sekaligus inspirator pembentukan MTC Irwanto, Sabtu (26/2).

Pria yang telah berumur 66 tahun ini menjelaskan, cikal bakal komunitas minum teh itu mulai muncul pada 1996 lalu. Waktu itu, budaya minum teh sambil kumpul-kumpul dilakukan secara berpindah-pindah,  dari satu warung teh ke warung teh lain. Lama kelamaan mereka berpikir mencari tempat nongkrong tetap. Hingga pada 1999, atas inisiatif Irwanto dan rekan-rekannya sesama peminum teh, mereka sepakat membentuk Medan Tea Club (MTC)

”Saat ini kita sudah memiliki sekretariat di Restoran HTT yang pemiliknya Endar Hadi Purwanto,” kata Irwanto. Hingga saat ini, anggota MTC telah berjumlah sedikitnya 100 orang. Meski tidak selalu diikuti seluruh anggota, mereka rutin melakukan pertemuan.

Secara khusus, pentolan MTC itu memperkenalkan Endar sebagai generasi muda yang tertarik memaknai filosofi minum teh. Endar bahkan sangat gencar menyosialisasikan pentingnya budaya minum teh nilai-nilai tradisi yang terkandung di dalamnya. ”Sejak dahulu (sosialisasi) sudah dilakukan,” katanya lagi.

Irwanto mengklaim, regenerasi pecinta teh berlangsung dengan baik. Setiap anggota MTC sukses menyosialisasikan manfaat minum teh, mulai dari sosialisasi orang per orang maupun melalui keluarga. ”Dalam memahamkan yang muda-muda ini untuk kembali membudayakan minum teh, bukan hal mudah. Sejak sekian lama kami menyosialisasikannya dari perorangan maupun melalui keluarga,” ungkapnya.

Buahnya, budaya minum teh dan manfaatnya sudah diterima dengan baik oleh kaum muda hingga remaja. ”Saat ini sudah mulai banyak anak-anak muda yang nimbrung dan membiasakan diri minum teh. Mereka mulai mengerti manfaat minum teh,” tuturnya.

Soal regenerasi penikmat teh, Endar pemilik Restoran HTT juga bisa tersenyum. Restoran HTT Cabang Jalan Adam Malik Medan saat ini dikunjungi penggemar teh berusia muda. Mereka datang sendiri-sendiri maupun berkelompok. ”Dari situlah kami sedikit demi sedikit memahamkan mereka arti dan pentingnya minum teh,” katanya.

Endar juga mengatakan, beberapa sekolah maupun perguruan tinggi telah menjalin kerjasama dengan MTC maupun Restoran HTT dalam menambah pengetahuan maupun pengalaman tentang minum teh. Mereka adalah mahasiswa USU, Santo Thomas, siswa Sutomo juga Nan Yang Zhi Hui.

Irwanto menerangkan, MTC dibentuk bukan hanya untuk membudayakan minum teh dalam mencari manfaat teh bagi kesehatan tubuh pada masa yang akan datang. Tapi silaturahmi dan refreshing juga sangat dibutuhkan bagi setiap anggota MTC sendiri. ”Pada kegiatan yang kami selenggarakan setiap Sabtu biasanya kami menggelar makan siang bersama, bermain catur hingga berkaraoke bersama. Tentunya kegiatan intinya adalah minum teh,” jelasnya.
Menurut Irwanto, menyosialisasikan segala sesuatu untuk kesehatan, tentu sebuah ibadah. Hal ini pula yang memberikan semangat pada setiap anggota MTC untuk terus menyuarakan kebaikan minum teh.

Endar menjelaskan, kebiasaan minum teh yang beredar luas di masyarakat Indonesia khususnya, masih diragukan manfaatnya. Karena dalam menyeduh teh atau teh yang kita konsumsi bukanlah dari mutu yang baik. “Belum tentu teh yang rasanya kelat itu baik. Mengonsumsi teh dengan campuran gula juga adalah cara yang salah,” jelasnya.
Menurut Endar, teh menghasilkan antioksidan bagi tubuh, sementara dengan mencampurkan gula ke dalam seduhan teh, akan menghilangkan manfaat langsung dari teh tersebut. ”Membiarkan bubuk teh terlalu lama juga bukanlah satu hal yang benar. Karena yang bermanfaat dari teh adalah daunnya, sedangkan jika kita membiarkan daun teh ini terendam lama di dalam air, ia akan mengeluarkan getah daun yang menyebabkan manfaat teh tersebut jadi berkurang,” tuturnya.

Ia menjelaskan, terdapat dua jenis teh yang dapat dikonsumsi, yakni teh hitam yang biasa kita konsumsi di rumah, juga teh hijau. “Teh hitam ini warnanya lebih gelap dari teh hijau, karena teh hitam ini sudah melalui proses masak terlebih dahulu. Sedangkan teh hijau atau dikenal dengan teh mentah, menyajikan rasa yang lebih segar,” kata Endar.
Lebih lanjut Endar menjelaskan, dalam seduhan teh hijau, terdapat sifat dingin dan asam. Sedangkan teh hitam bersifat penetral asam. ”Teh hijau tak baik bagi individu yang memiliki masalah terhadap lambung. Namun, agar seimbang, sangat baik jika mengonsumsi teh hijau pada pagi hari dan teh hitam pada sore hingga malam hari,” ujarnya.

Dalam menyeduh teh, banyak hal harus diperhatikan, baik tingkat didih air hingga kadar air yang harus sebanding dengan berat teh yang akan diseduh. ”Ini mutlak harus dimengerti dan dipahami untuk mendapatkan manfaat terbaik dari teh. Waktu seduh dan manyajikannya juga tak boleh lebih dari 30 hingga 35 detik,” ujar Endar.

Endar menjelaskan, jika menyeduh dengan cara tradisional, penyeduhnya akan mendapat manfaat lebih dari peminum tehnya. ”Penyeduh dapat dua manfaat, peminum teh hanya dapat satu manfaat. Manfaat yang sama-sama didapat adalah antioksidan dari teh yang dinikmati. Sedangkan satu manfaat lebih bagi si penyeduh adalah gerakan seperti tarian maupun senam pada waktu menyeduh. Karena tangan kanan dan kiri seluruhnya berfungsi seimbang. Dengan bekerjanya kedua tangan maka otak kiri dan kanan juga berfungsi dan mampu mengaktifkan otak tengah kita,” jelasnya. (*)

Upaya Medan Tea Club (MTC) Mempertahankan Budaya Minum Teh

Minum teh bukan sekadar memberi kesegaran dan manfaat kesehatan. Filosofinya sarat makna. Dan demi melestarikan budaya minum teh dan manfaatnya, komunitas peminum teh Medan, Medan Tea Club (MTC), sukses melakukan regenerasi. Bagaimana ceritanya?

Rahmad Sazali, Medan

Berangkat dari pemahaman yang sama dan kebiasaan minum teh, sejumlah orang membentuk sebuah komunitas pecinta teh bernama Medan Tea Club (MTC). Pecinta teh ini telah memiliki sekretariat di Restoran Ho Teh Tiam (HTT) Jalan Mongongsidi Medan. Uniknya, komunitas yang rutin mengadakan pertemuan setiap Sabtu dan Minggu ini diisi orang-orang berambut putih, para orang tua dan kalangan berusia hampir jompo.

”Memang saat ini mayoritas anggota MTC orang-orang tua seperti kami ini,” ungkap maskot MTC yang sekaligus inspirator pembentukan MTC Irwanto, Sabtu (26/2).

Pria yang telah berumur 66 tahun ini menjelaskan, cikal bakal komunitas minum teh itu mulai muncul pada 1996 lalu. Waktu itu, budaya minum teh sambil kumpul-kumpul dilakukan secara berpindah-pindah,  dari satu warung teh ke warung teh lain. Lama kelamaan mereka berpikir mencari tempat nongkrong tetap. Hingga pada 1999, atas inisiatif Irwanto dan rekan-rekannya sesama peminum teh, mereka sepakat membentuk Medan Tea Club (MTC)

”Saat ini kita sudah memiliki sekretariat di Restoran HTT yang pemiliknya Endar Hadi Purwanto,” kata Irwanto. Hingga saat ini, anggota MTC telah berjumlah sedikitnya 100 orang. Meski tidak selalu diikuti seluruh anggota, mereka rutin melakukan pertemuan.

Secara khusus, pentolan MTC itu memperkenalkan Endar sebagai generasi muda yang tertarik memaknai filosofi minum teh. Endar bahkan sangat gencar menyosialisasikan pentingnya budaya minum teh nilai-nilai tradisi yang terkandung di dalamnya. ”Sejak dahulu (sosialisasi) sudah dilakukan,” katanya lagi.

Irwanto mengklaim, regenerasi pecinta teh berlangsung dengan baik. Setiap anggota MTC sukses menyosialisasikan manfaat minum teh, mulai dari sosialisasi orang per orang maupun melalui keluarga. ”Dalam memahamkan yang muda-muda ini untuk kembali membudayakan minum teh, bukan hal mudah. Sejak sekian lama kami menyosialisasikannya dari perorangan maupun melalui keluarga,” ungkapnya.

Buahnya, budaya minum teh dan manfaatnya sudah diterima dengan baik oleh kaum muda hingga remaja. ”Saat ini sudah mulai banyak anak-anak muda yang nimbrung dan membiasakan diri minum teh. Mereka mulai mengerti manfaat minum teh,” tuturnya.

Soal regenerasi penikmat teh, Endar pemilik Restoran HTT juga bisa tersenyum. Restoran HTT Cabang Jalan Adam Malik Medan saat ini dikunjungi penggemar teh berusia muda. Mereka datang sendiri-sendiri maupun berkelompok. ”Dari situlah kami sedikit demi sedikit memahamkan mereka arti dan pentingnya minum teh,” katanya.

Endar juga mengatakan, beberapa sekolah maupun perguruan tinggi telah menjalin kerjasama dengan MTC maupun Restoran HTT dalam menambah pengetahuan maupun pengalaman tentang minum teh. Mereka adalah mahasiswa USU, Santo Thomas, siswa Sutomo juga Nan Yang Zhi Hui.

Irwanto menerangkan, MTC dibentuk bukan hanya untuk membudayakan minum teh dalam mencari manfaat teh bagi kesehatan tubuh pada masa yang akan datang. Tapi silaturahmi dan refreshing juga sangat dibutuhkan bagi setiap anggota MTC sendiri. ”Pada kegiatan yang kami selenggarakan setiap Sabtu biasanya kami menggelar makan siang bersama, bermain catur hingga berkaraoke bersama. Tentunya kegiatan intinya adalah minum teh,” jelasnya.
Menurut Irwanto, menyosialisasikan segala sesuatu untuk kesehatan, tentu sebuah ibadah. Hal ini pula yang memberikan semangat pada setiap anggota MTC untuk terus menyuarakan kebaikan minum teh.

Endar menjelaskan, kebiasaan minum teh yang beredar luas di masyarakat Indonesia khususnya, masih diragukan manfaatnya. Karena dalam menyeduh teh atau teh yang kita konsumsi bukanlah dari mutu yang baik. “Belum tentu teh yang rasanya kelat itu baik. Mengonsumsi teh dengan campuran gula juga adalah cara yang salah,” jelasnya.
Menurut Endar, teh menghasilkan antioksidan bagi tubuh, sementara dengan mencampurkan gula ke dalam seduhan teh, akan menghilangkan manfaat langsung dari teh tersebut. ”Membiarkan bubuk teh terlalu lama juga bukanlah satu hal yang benar. Karena yang bermanfaat dari teh adalah daunnya, sedangkan jika kita membiarkan daun teh ini terendam lama di dalam air, ia akan mengeluarkan getah daun yang menyebabkan manfaat teh tersebut jadi berkurang,” tuturnya.

Ia menjelaskan, terdapat dua jenis teh yang dapat dikonsumsi, yakni teh hitam yang biasa kita konsumsi di rumah, juga teh hijau. “Teh hitam ini warnanya lebih gelap dari teh hijau, karena teh hitam ini sudah melalui proses masak terlebih dahulu. Sedangkan teh hijau atau dikenal dengan teh mentah, menyajikan rasa yang lebih segar,” kata Endar.
Lebih lanjut Endar menjelaskan, dalam seduhan teh hijau, terdapat sifat dingin dan asam. Sedangkan teh hitam bersifat penetral asam. ”Teh hijau tak baik bagi individu yang memiliki masalah terhadap lambung. Namun, agar seimbang, sangat baik jika mengonsumsi teh hijau pada pagi hari dan teh hitam pada sore hingga malam hari,” ujarnya.

Dalam menyeduh teh, banyak hal harus diperhatikan, baik tingkat didih air hingga kadar air yang harus sebanding dengan berat teh yang akan diseduh. ”Ini mutlak harus dimengerti dan dipahami untuk mendapatkan manfaat terbaik dari teh. Waktu seduh dan manyajikannya juga tak boleh lebih dari 30 hingga 35 detik,” ujar Endar.

Endar menjelaskan, jika menyeduh dengan cara tradisional, penyeduhnya akan mendapat manfaat lebih dari peminum tehnya. ”Penyeduh dapat dua manfaat, peminum teh hanya dapat satu manfaat. Manfaat yang sama-sama didapat adalah antioksidan dari teh yang dinikmati. Sedangkan satu manfaat lebih bagi si penyeduh adalah gerakan seperti tarian maupun senam pada waktu menyeduh. Karena tangan kanan dan kiri seluruhnya berfungsi seimbang. Dengan bekerjanya kedua tangan maka otak kiri dan kanan juga berfungsi dan mampu mengaktifkan otak tengah kita,” jelasnya. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/