25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Ketua STTSU Janjikan Pekerjaan untuk Wisudawan

MEDAN – Ketua Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara (STTSU) Pdt Ir Immanuel Munthe, M Si,  melantik empat mahasiswa lulusan Program Studi Teologi / Kependetaan (S.Th) serta 39 mahasiswa lulusan Program Studi Pendidikan Agama Kristen (S.Pd.K) angkatan  XXIX di Kampus STTSU yang terletak di Jalan Sembada Pasar V, Padang Bulan.

Dalam pidatonya pembukaan acara wisuda, Ir Immanuel Munthe, M.Si, menyampaikan kepada seluruh para wisudawan untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang selama ini sudah didapat selama menempuh pendidikan di Kampus STTSU.

Wisuda kali ini mengambil thema “ Bertekad untuk meneliti taurat Tuhan dan melakukannya serta mengajarkannya”.  Lebih lanjut Immanuel mengatakan kepada seluruh wisudawan agar tidak perlu mencari pekerjaan, karena pekerjaan sudah menunggu para lulusan STTSU.

“ Seluruh wisudawan yang hari ini dilantik tinggal melapor kepada pemimpin jemaat bahwa saudara telah menyelesaikan pendidikan dan pemimpin jemaat akan memberikan tugas atau pos. Jika ada pemimpin jemaat yang tidak menempatkan saudara, silahkan beritahu saya. Akan langsung saya tegur, jika tidak peduli maka saya akan tempatkan saudara sehingga tidak ada tamatan Teologi dan Pendidikan Agama Kristen yang menjadi pengangguran, “ jelasnya.

Setelah melaksanakan acara pelantikan wisudwan, Sekolah Tinggi Teologi Sumtera Utara (STTSU) bekerja sama dengan Universitas Negeri Medan (Unimed) juga meresmikan Program Doktor (S3).

Sebelumnya, STTSU) bekerja sama dengan Unimed mengadakan Seminar Nasional untuk menciptakan kehidupan sosial masyarakat yang kondusif di Deli Room  Hotel Danau Toba, di Jalan Imam Bonjol Medan, (27/2).

Dr. Bungaran Antonius Simanjuntak, Guru Besar Sosiologi/Antropologi Unimed  saat menjadi pembicara mengatakan,  saat ini banyak persoalan krusial yang dihadapi rakyat Indonesia, diantaranya persoalan rakyat miskin. Pemerintah tidak melindungi rakyat miskin dari perampokan tanah adat mereka dari perusahaan swasta asing dan nasional.   “ Kita masih menggunakan Upah Minimum Regional  (UMR), seharusnya diberdayakan Upah Maksimum Regional sehingga kehidupan buruh jauh lebih baik, dan masih banyak perusahaan yang memecat pegawai alihdaya (Outsourching) tanpa alasan jelas dan yang lebih ironis lagi, pekerja itu tidak diberikan pesangon, “ beber Antonius. (mag-8)

MEDAN – Ketua Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara (STTSU) Pdt Ir Immanuel Munthe, M Si,  melantik empat mahasiswa lulusan Program Studi Teologi / Kependetaan (S.Th) serta 39 mahasiswa lulusan Program Studi Pendidikan Agama Kristen (S.Pd.K) angkatan  XXIX di Kampus STTSU yang terletak di Jalan Sembada Pasar V, Padang Bulan.

Dalam pidatonya pembukaan acara wisuda, Ir Immanuel Munthe, M.Si, menyampaikan kepada seluruh para wisudawan untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang selama ini sudah didapat selama menempuh pendidikan di Kampus STTSU.

Wisuda kali ini mengambil thema “ Bertekad untuk meneliti taurat Tuhan dan melakukannya serta mengajarkannya”.  Lebih lanjut Immanuel mengatakan kepada seluruh wisudawan agar tidak perlu mencari pekerjaan, karena pekerjaan sudah menunggu para lulusan STTSU.

“ Seluruh wisudawan yang hari ini dilantik tinggal melapor kepada pemimpin jemaat bahwa saudara telah menyelesaikan pendidikan dan pemimpin jemaat akan memberikan tugas atau pos. Jika ada pemimpin jemaat yang tidak menempatkan saudara, silahkan beritahu saya. Akan langsung saya tegur, jika tidak peduli maka saya akan tempatkan saudara sehingga tidak ada tamatan Teologi dan Pendidikan Agama Kristen yang menjadi pengangguran, “ jelasnya.

Setelah melaksanakan acara pelantikan wisudwan, Sekolah Tinggi Teologi Sumtera Utara (STTSU) bekerja sama dengan Universitas Negeri Medan (Unimed) juga meresmikan Program Doktor (S3).

Sebelumnya, STTSU) bekerja sama dengan Unimed mengadakan Seminar Nasional untuk menciptakan kehidupan sosial masyarakat yang kondusif di Deli Room  Hotel Danau Toba, di Jalan Imam Bonjol Medan, (27/2).

Dr. Bungaran Antonius Simanjuntak, Guru Besar Sosiologi/Antropologi Unimed  saat menjadi pembicara mengatakan,  saat ini banyak persoalan krusial yang dihadapi rakyat Indonesia, diantaranya persoalan rakyat miskin. Pemerintah tidak melindungi rakyat miskin dari perampokan tanah adat mereka dari perusahaan swasta asing dan nasional.   “ Kita masih menggunakan Upah Minimum Regional  (UMR), seharusnya diberdayakan Upah Maksimum Regional sehingga kehidupan buruh jauh lebih baik, dan masih banyak perusahaan yang memecat pegawai alihdaya (Outsourching) tanpa alasan jelas dan yang lebih ironis lagi, pekerja itu tidak diberikan pesangon, “ beber Antonius. (mag-8)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/