27.8 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Curah Hujan Masih Tinggi, BMKG: Waspada Cuaca Ekstream

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Badan Meteorologi Klimatalogi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan memprediksi, Kota Medan hingga Sumatera Utara masih diliputi cuaca ekstrem karena curah hujan masih terjadi hingga beberapa hari ke depan. Akibat cuaca ekstrem, BMKG mengingatkan untuk waspada bencana alam.

Menurut BMKG Wilayah I Medan, hujan yang terjadi akibat gangguan cuaca berupa tekanan rendah di wilayah Samudera Hindia Barat Sumatera yang menyebabkan terjadinya belokan angin di wilayah Sumatera bagian Utara khususnya Medan dan didukung oleh massa udara yang labil.

Akibatnya, potensi pertumbuhan awan hujan (kumulonimbus) cukup besar di wilayah Medan dan sekitarnya, yang menyebabkan terjadinya hujan lebat disertai petir/angin kencang di wilayah tersebut. Karena itu, diprediksi kondisi tiga hari ke depan masih berpeluang terjadinya hujan ringan hingga lebat di wilayah lereng barat, pantai barat, pegunungan, lereng timur dan pantai timur Sumatera Utara.

Prakirawan BMKG Wilayah I Medan, Utami menyampaikan, hujan diperkirakan akan terjadi pada siang hingga sore dan malam hari. Selain Medan, sejumlah daerah di Sumut juga diprediksi mengalami kondisi cuaca yang tak jauh berbeda. “Secara umum hujan intensitas sedang hingga lebat akan terjadi pada siang/sore, malam hari,” ungkapnya, Senin (28/2).

Dia juga menyampaikan, untuk suhu udara berkisar 22-30 derajat celsius dengan kelembaban 65-95%. Sementara kecepatan angin rata-rata 10-20 knot. “Walau diperkirakan dilanda hujan, namun pada pagi hari kondisi cuaca berawan,” sebutnya

Ia mengimbau, kepada masyarakat dapat berhati-hati terhadap dampak yang ditimbulkan oleh kondisi cuaca tersebut, seperti bencana alam. Yaitu, banjir, longsor hingga pohon tumbang. “Tetap jaga kondisi kesehatan dan patuhi protokol kesehatan Covid-19,” pungkasnya.

9 Kecamatan Terendam Banjir

Hujan deras yang melanda Kota Medan dari Minggu (27/2) siang hingga Senin (28/2) menyebabkan sejumlah kawasan di Kota Medan terendam banjir. Dari data yang dihimpun, sebanyak 14 kelurahan yang tersebar di sembilan kecamatan terendam air dengan ketinggian yang beragam.

Kepala BPBD Kota Medan M Husni mengatakan, sebanyak 3.267 kepala keluarga (KK) atau 9.428 jiwa menjadi korban banjir. Banjir tersebut disebabkan sejumlah sungai yang ada di Kota Medan meluap karena tidak mampu menampung debit air.

“Berdasarkan pantauan petugas kita di lapangan, total ada 14 kelurahan pada 9 kecamatan yang terendam banjir. Ketinggiannya beragam, tapi yang paling parah di Kelurahan Beringin (Medan Selayang) dan di Kelurahan Besar (Medan Labuhan), disana ketinggian air mencapai 1,5 meter,” ucap Husni kepada Sumut Pos, Senin (28/2). Adapun kesembilan kecamatan tersebut yakni, Kecamatan Medan Selayang, Medan Johor, Medan Sunggal, Medan Denai, Medan Baru, Medan Polonia, Medan Labuhan, Medan Amplas dan Medan Maimun. Akibatnya, kata Husni, sebanyak 3.267 Kepala Keluarga (KK) atau tepatnya 9.428 jiwa harus terdampak akibat banjir tersebut.

“Untuk yang paling parah, mereka mengungsi ke tempat-tempat pengungsian yang sudah disiapkan. Paling banyak mengungsi ke rumah-rumah tetangga atau saudara yang tidak terkena banjir, ada juga yang mengungsi ke masjid-masjid. Tapi banyak juga yang tetap bertahan di rumahnya masing-masing, khususnya yang airnya tidak tinggi,” ujarnya.

Namun Senin (28/2) siang kemarin, kata Husni, kondisi banjir di Kota Medan tampak sudah surut. Hanya ada sebagian kecil wilayah di Kota Medan yang masih tergenang air. “Kondisinya sudah surut. Kalaupun masih ada yang tergenang, itu kondisinya sudah jauh lebih baik,” katanya.

Dijelaskan Husni, banjir yang terjadi karena disebabkan intensitas hujan yang tinggi hingga meluapnya sungai Babura, Sungai Deli, Sei Batuan dan Sunggal.

“Semua wilayah yang mengalami banjir sudah kita petakan. Kita juga sudah berkordinasi dengan pihak kecamatan guna memberikan bantuan serta penanganan lainnya,” jelasnya.

Tak cuma itu, sambung Husni, pihaknya juga sudah berkordinasi dengan instansi terkait, termasuk Dinas Sosial (Dinsos) Kota Medan guna memberikan makanan dan minuman pada warga yang terdampak banjir.

“Untuk dapur umum tidak ada kita dirikan, hanya pihak Dinsos sudah kita koordinasikan dalam pemberian makanan. Tenda pengungsian kita dirikan di kawasan Medan Deli, namun tidak ada pengungsi. Sebab warga dominan bertahan di rumahnya masing-masing dan ada yang memilih mengungsi ke rumah saudara,” sambungnya.

Husni huga memastikan, tidak ada korban jiwa akibat banjir tersebut. Meski begitu, pihaknya masih terus melakukan siaga dan pemantauan di lokasi yang terdampak banjir, mengingat BMKG masih memprediksi terjadinya hujan susulan di Kota Medan dan sekitarnya dalam beberapa hari kedepan.

“Sejauh ini penyebabnya karena air sungai meluap. Oleh sebab itu, pencegahan jangka panjang harus dengan melakukan normalisasi sungai. Sesuai perintah Pak Wali siang ini rencananya kami dan rekan-rekan OPD lainnya akan melakukan rapat untuk pembahasan masalah banjir ini,” pungkasnya.

Sementara itu, Camat Medan Labuhan Indra Utama saat di konfirmasi melalui sambungan telpon mengatakan, saat ini ada tiga Kelurahan di Kecamatan Medan Labuhan yang terendam banjir akibat luapan sungai Deli, di antaranya yakni Kelurahan Besar, Kelurahan Martubung dan Kelurahan Pekan Labuhan.

“Ada tiga Kelurahan yang terendam banjir, dari tiga Kelurahan itu ada 14 lingkungan dan 2586 rumah (yang tergenang banjir), semuanya itu dilintasi sungai Deli,” kata Indra.

Akibat kondisi banjir yang semakin parah itu, kata Indra, pihaknya di Kecamatan Medan Labuhan langsung berkoordinasi dengan BPBD Kota Medan untuk melakukan evakuasi terhadap warga serta mendirikan dapur umum.

“Mulai dari tadi malam warga sudah kita evakuasi. Kita tempatkan di kantor Lurah, sekolah dan rumah ibadah, kita juga mendirikan posko dan dapur umum, semua kebutuhan warga telah kita siapkan,” ujarnya.

Indra Utama juga membenarkan, permasalahan utama terjadinya banjir di Kecamatan Medan Labuhan akibat luapan sungai Deli yang mengalami pendangkalan. Apalagi di Kecamatan Medan Labuhan tersebut tidak memiliki buangan air, sehingga satu-satunya buangan air ialah ke Sungai Deli.

“Buangan yang ada di Medan Labuhan hanya sungai Deli, tidak ada sungai-sungai kecil. Sehingga apabila sungai Deli masih tinggi, maka air tidak dapat dibuang. Jadi kami hanya menunggu air di sungai Deli surut baru banjir di Medan Labuhan dapat teratasi,” pungkasnya.

Banjir Melanda 5 Pasar Tradisional

Banjir di Kota Medan yang terjadi akibat derasnya hujan sejak Minggu (27/2) malam hingga Senin (28/2) dinihari membuat sejumlah lokasi di Kota Medan terendam banjir, tak terkecuali sejumlah pasar tradisional di Kota Medan.

Dirut PUD Pasar Kota Medan Suwarno mengatakan, setidaknya ada lima pasar di Kota Medan yang tergenang banjir. Adapun kelima pasar tradisional yang dimaksud, yakni Pusat Pasar, Pasar Petisah, Pasar Medan Deli, Pasar Titi Papan, dan Pasar Labuhan.

Namun dari lima pasar itu, Pasar Titipapan adalah pasar dengan kondisi banjir terparah. Akibatnya Pasar Titipapan lumpuh total, sama sekali tidak ada aktivitas jual-beli di pasar itu. “Yang terdampak total itu Pasar Titipapan, pedagang sama sekali tidak bisa berjualan karena semua lapak sudah terendam banjir, alhasil Pasar Titi Papan tutup total. Untuk empat pasar lainnya, meskipun terkena banjir tapi masih bisa melakukan aktifitas jual beli walaupun terbatas,” ucap Suwarno, Senin (28/2) siang.

Dijelaskan Suwarno, pada kawasan Pasar Titipapan, Kecamatan Medan Deli, ketinggian banjir bahkan melebihi lutut orang dewasa.”Kita sudah berkoordinasi dengan UPT Dinas PU dan pihak Kecamatan untuk menangani banjir di pasar Titipapan. Tadi siang saat kami tinjau kondisi banjir masih selutut. Saat kami pulang dari lokasi, kondisinya hujan lagi,” ujarnya.

Suwarno pun mengaku telah berkeliling ke lima pasar yang terdampak banjir guna melihat kondisi yang terjadi, tak terkecuali ke kawasan gedung Pasar Petisah yang menjadi lokasi kantor PUD Pasar Kota Medan.

“Tadi saya dan rekan-rekan di PUD Pasar serta teman-teman pedagang di Pasar Petisah sudah menguras banjir di basement Pasar Petisah. Kita berharap dan terus mengajak semua pihak, termasuk teman-teman pedagang untuk ikut bekerjasama dalam menangani banjir di pasar,” pungkasnya.

Wali Kota Kumpulkan Pimpinan OPD

Wali Kota Medan, Bobby Nasution, langsung memimpin rapat dengan sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di Balai Kota Medan untuk menyikapi banjir, Senin (28/2).

Rapat digelar untuk menyikapi persoalan banjir yang terjadi akibat meluapnya sejumlah sungai, menyusul tingginya intensitas hujan yang terjadi selama sekitar 9 jam mulai siang hingga malam pada Minggu, 27 Februari 2022. Mengawali rapat, Bobby didampingi Asisten Umum (Asmum) Setda Kota Medan, Renward Parapat, dan Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Khairul Syahnan, menyampaikan rasa kecewanya.

Selain beberapa Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Dinas Pekerjaan Umum (PU) tidak turun, Bobby saat melakukan peninjauan tidak melihat ada peralatan milik Dinas PU, termasuk alat berat diturunkan untuk mengatasi banjir.

Yang membuat Bobby Nasution semakin kecewa, Kepala UPT yang tidak hadir tersebut berdalih karena hujan. Bobby meminta Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKD & PSDM) untuk menyikapi. “Masak hanya gara-gara hujan tidak datang. Padahal di wilayahnya terjadi banjir,” kata Bobby.

Selanjutnya, menyikapi terjadinya banjir, mengingat intensitas hujan tinggi, Bobby Nasution minta kepada Dinas PU dan kecamatan berkolaborasi untuk masif membersihkan drainase.

Selain luapan sungai, suami Kahiyang Ayu juga melihat kondisi drainase tidak mampu menampung debit air hujan, sehingga harus dinormalisasi.”Saya minta UPT menurunkan personel untuk membersihkan drainase bekerja sama personel P3SU Kecamatan. Masing-masing UPT memiliki 100 orang petugas untuk membersihkan drainase. Segera lakukan pembersihan,” tegasnya.

Selain pembersihan drainase, Bobby Nasution juga minta Kadis PU Kota Medan Topan OP Ginting, yang hadir dalam rapat segera mengidentifikasi permasalahan banjir, sekaligus solusi mengatasinya. “Jangan takut sakit, minta obat sama Dinas Kesehatan dan kita punya RSUD Dr Pirngadi. Yang tidak mau turun, buang saja. Tidak peduli dia itu orang titipan!” tegasnya.

Kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Bobby Nasution minta segera melakukan evakuasi bagi warga yang bermukim di pinggiran sungai dan wilayah tempat tinggalnya masih banjir. Sebab, hujan kemungkinan akan terus terjadi. “Utamakan keselamatan warga, saya tidak mau ada korban jiwa,” ujarnya, sambil meminta Satpol PP untuk membantu proses evakuasi.

Tidak hanya evakuasi, Bobby juga minta disiapkan tempat dan posko untuk menampung warga yang dievakuasi dilengkapi makanan, minuman, obat-obatan serta selimut. Kecamatan yang wilayahnya terkena banjir, juga diminta untuk membuatkan posko. “Saya minta setiap satu jam dilaporkan kondisi banjir dan penanganan yang dilakukan,” ucapnya.

Kepada Dinas Perhubungan, Bobby Nasution minta untuk menutup jalan-jalan yang sampai saat ini masih tinggi genangan airnya, bekerja sama Satlantas Polrestabes Medan. Penutupan jalan dilakukan untuk mencegah kendaraan bermotor mogok dan terjebak dalam banjir.”Saat saya melakukan peninjauan jalan, banyak masyarakat yang tidak tahu, sehingga terjebak banjir dan kendaraan mereka mogok. Jalan yang masih genangan airnya masih tinggi, ditutup sementara,” imbaunya.

Sementara itu, Fraksi PKS DPRD Medan mengingatkan Wali Kota Medan Bobby Nasution tentang janji politiknya saat dilantik sebagai Wali Kota Medan pada 26 Februari 2021 lalu. Saat itu, Bobby berjanji akan menuntaskan masalah banjir di Kota Medan dalam waktu dua tahun kepemimpinannya. Sedangkan pada 26 Februari 2022 lalu Bobby Nasution telah genap setahun menjabat sebagai Wali Kota Medan, namun masalah banjir di Kota Medan masih tetap ada dan belum juga dituntaskan.

“Kita kembali mengingatkan (Wali Kota Medan), bahwa realisasi janji masalah banjir tinggal satu tahun lagi. Sabtu (26/2) kemarin beliau sudah satu tahun menjabat. Dan sesuai janji beliau, dua tahun masalah banjir di Kota Medan akan dituntaskan. Begitu juga dengan masalah infrastruktur, khususnya masalah jalan berlubang, juga dijanjikan akan selesai dalam waktu dua tahun,” ucap Ketua Fraksi PKS DPRD Medan, Syaiful Ramadhan kepada Sumut Pos, disela-sela kegiatannya saat mambagikan makanan kepada warga yang terkena dampak banjir di kawasan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun, Senin (28/2).

Syaiful yang duduk di Komisi IV DPRD Medan ini juga meminta masyarakat untuk bersabar dengan kondisi saat ini. “Harapan kita tentunya masyarakat tetap sabar, permasalahan banjir di Kota Medan ini InshaaAllah akan terus kita perjuangkan dan kita cari jalan keluarnya,” katanya.

Syaiful mengatakan, pihaknya di Fraksi PKS akan terus memperjuangkan aspirasi warga, khususnya untuk masalah banjir. Fraksi PKS yang saat ini memiliki keterwakilan tujuh kursi di DPRD Medan, mengaku akan terus memaksimalkan perannya dalam mengadvokasi dan memperjuangkan aspirasi masyarakat. “Kami di DPRD Medan juga akan mengawal seluruh anggaran yang digunakan untuk perbaikan dan penanggulangan banjir di Kota Medan agar benar-benar dilaksanakan dan tepat sasaran. Anggaran Dinas PU tahun 2022 ini sebesar Rp1 triliun lebih, ini jangan sampai sia-sia,” tegasnya.

Tanggapan lainnya dari Anggota DPRD Medan dari Fraksi PKS, Dhiyaul Hayati, meminta Pemerintah Kota Medan fokus membenahi drainase di Kota Medan. Sebab hingga saat ini, Kota Medan belum juga terlepas dari masalah banjir setiap kali hujan deras mengguyur. “Hingga saat ini masalah drainase belum juga teratasi, banyak masyarakat yang mengeluhkan ketiadaan drainase di lingkungan mereka maupun drainase tumpat. Sehingga setiap kali hujan deras, air yang menggenangi jalanan masuk ke rumah-rumah warga, termasuk menggenangi pasar-pasar,” ucap Dhiyaul.

Mengatasi persoalan tersebut, politisi yang duduk di Komisi II ini meminta Pemko Medan untuk fokus membenahi infrastruktur, khususnya perbaikan jalan dan drainase. “Sehingga saluran pembuangan air menjadi lancar dan tak ada lagi parit-parit yang tumpat dan tidak menggenangi tempat-tempat yang rendah,” ujarnya.

Dikatakannya, berbagai penyakit bisa ditimbulkan akibat genangan air seperti gatal-gatal, demam dan gangguan saluran pernafasan. Dhiyaul juga mengingatkan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, terutama di lokasi yang menghambat saluran drainase.

“Prilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan mengakibatkan parit tumpat. Mulai sekarang ubahlah prilaku itu, buang sampah pada tempatnya, jangan lagi di buang ke parit maupun saluran drainase,” pungkasnya. (map)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Badan Meteorologi Klimatalogi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan memprediksi, Kota Medan hingga Sumatera Utara masih diliputi cuaca ekstrem karena curah hujan masih terjadi hingga beberapa hari ke depan. Akibat cuaca ekstrem, BMKG mengingatkan untuk waspada bencana alam.

Menurut BMKG Wilayah I Medan, hujan yang terjadi akibat gangguan cuaca berupa tekanan rendah di wilayah Samudera Hindia Barat Sumatera yang menyebabkan terjadinya belokan angin di wilayah Sumatera bagian Utara khususnya Medan dan didukung oleh massa udara yang labil.

Akibatnya, potensi pertumbuhan awan hujan (kumulonimbus) cukup besar di wilayah Medan dan sekitarnya, yang menyebabkan terjadinya hujan lebat disertai petir/angin kencang di wilayah tersebut. Karena itu, diprediksi kondisi tiga hari ke depan masih berpeluang terjadinya hujan ringan hingga lebat di wilayah lereng barat, pantai barat, pegunungan, lereng timur dan pantai timur Sumatera Utara.

Prakirawan BMKG Wilayah I Medan, Utami menyampaikan, hujan diperkirakan akan terjadi pada siang hingga sore dan malam hari. Selain Medan, sejumlah daerah di Sumut juga diprediksi mengalami kondisi cuaca yang tak jauh berbeda. “Secara umum hujan intensitas sedang hingga lebat akan terjadi pada siang/sore, malam hari,” ungkapnya, Senin (28/2).

Dia juga menyampaikan, untuk suhu udara berkisar 22-30 derajat celsius dengan kelembaban 65-95%. Sementara kecepatan angin rata-rata 10-20 knot. “Walau diperkirakan dilanda hujan, namun pada pagi hari kondisi cuaca berawan,” sebutnya

Ia mengimbau, kepada masyarakat dapat berhati-hati terhadap dampak yang ditimbulkan oleh kondisi cuaca tersebut, seperti bencana alam. Yaitu, banjir, longsor hingga pohon tumbang. “Tetap jaga kondisi kesehatan dan patuhi protokol kesehatan Covid-19,” pungkasnya.

9 Kecamatan Terendam Banjir

Hujan deras yang melanda Kota Medan dari Minggu (27/2) siang hingga Senin (28/2) menyebabkan sejumlah kawasan di Kota Medan terendam banjir. Dari data yang dihimpun, sebanyak 14 kelurahan yang tersebar di sembilan kecamatan terendam air dengan ketinggian yang beragam.

Kepala BPBD Kota Medan M Husni mengatakan, sebanyak 3.267 kepala keluarga (KK) atau 9.428 jiwa menjadi korban banjir. Banjir tersebut disebabkan sejumlah sungai yang ada di Kota Medan meluap karena tidak mampu menampung debit air.

“Berdasarkan pantauan petugas kita di lapangan, total ada 14 kelurahan pada 9 kecamatan yang terendam banjir. Ketinggiannya beragam, tapi yang paling parah di Kelurahan Beringin (Medan Selayang) dan di Kelurahan Besar (Medan Labuhan), disana ketinggian air mencapai 1,5 meter,” ucap Husni kepada Sumut Pos, Senin (28/2). Adapun kesembilan kecamatan tersebut yakni, Kecamatan Medan Selayang, Medan Johor, Medan Sunggal, Medan Denai, Medan Baru, Medan Polonia, Medan Labuhan, Medan Amplas dan Medan Maimun. Akibatnya, kata Husni, sebanyak 3.267 Kepala Keluarga (KK) atau tepatnya 9.428 jiwa harus terdampak akibat banjir tersebut.

“Untuk yang paling parah, mereka mengungsi ke tempat-tempat pengungsian yang sudah disiapkan. Paling banyak mengungsi ke rumah-rumah tetangga atau saudara yang tidak terkena banjir, ada juga yang mengungsi ke masjid-masjid. Tapi banyak juga yang tetap bertahan di rumahnya masing-masing, khususnya yang airnya tidak tinggi,” ujarnya.

Namun Senin (28/2) siang kemarin, kata Husni, kondisi banjir di Kota Medan tampak sudah surut. Hanya ada sebagian kecil wilayah di Kota Medan yang masih tergenang air. “Kondisinya sudah surut. Kalaupun masih ada yang tergenang, itu kondisinya sudah jauh lebih baik,” katanya.

Dijelaskan Husni, banjir yang terjadi karena disebabkan intensitas hujan yang tinggi hingga meluapnya sungai Babura, Sungai Deli, Sei Batuan dan Sunggal.

“Semua wilayah yang mengalami banjir sudah kita petakan. Kita juga sudah berkordinasi dengan pihak kecamatan guna memberikan bantuan serta penanganan lainnya,” jelasnya.

Tak cuma itu, sambung Husni, pihaknya juga sudah berkordinasi dengan instansi terkait, termasuk Dinas Sosial (Dinsos) Kota Medan guna memberikan makanan dan minuman pada warga yang terdampak banjir.

“Untuk dapur umum tidak ada kita dirikan, hanya pihak Dinsos sudah kita koordinasikan dalam pemberian makanan. Tenda pengungsian kita dirikan di kawasan Medan Deli, namun tidak ada pengungsi. Sebab warga dominan bertahan di rumahnya masing-masing dan ada yang memilih mengungsi ke rumah saudara,” sambungnya.

Husni huga memastikan, tidak ada korban jiwa akibat banjir tersebut. Meski begitu, pihaknya masih terus melakukan siaga dan pemantauan di lokasi yang terdampak banjir, mengingat BMKG masih memprediksi terjadinya hujan susulan di Kota Medan dan sekitarnya dalam beberapa hari kedepan.

“Sejauh ini penyebabnya karena air sungai meluap. Oleh sebab itu, pencegahan jangka panjang harus dengan melakukan normalisasi sungai. Sesuai perintah Pak Wali siang ini rencananya kami dan rekan-rekan OPD lainnya akan melakukan rapat untuk pembahasan masalah banjir ini,” pungkasnya.

Sementara itu, Camat Medan Labuhan Indra Utama saat di konfirmasi melalui sambungan telpon mengatakan, saat ini ada tiga Kelurahan di Kecamatan Medan Labuhan yang terendam banjir akibat luapan sungai Deli, di antaranya yakni Kelurahan Besar, Kelurahan Martubung dan Kelurahan Pekan Labuhan.

“Ada tiga Kelurahan yang terendam banjir, dari tiga Kelurahan itu ada 14 lingkungan dan 2586 rumah (yang tergenang banjir), semuanya itu dilintasi sungai Deli,” kata Indra.

Akibat kondisi banjir yang semakin parah itu, kata Indra, pihaknya di Kecamatan Medan Labuhan langsung berkoordinasi dengan BPBD Kota Medan untuk melakukan evakuasi terhadap warga serta mendirikan dapur umum.

“Mulai dari tadi malam warga sudah kita evakuasi. Kita tempatkan di kantor Lurah, sekolah dan rumah ibadah, kita juga mendirikan posko dan dapur umum, semua kebutuhan warga telah kita siapkan,” ujarnya.

Indra Utama juga membenarkan, permasalahan utama terjadinya banjir di Kecamatan Medan Labuhan akibat luapan sungai Deli yang mengalami pendangkalan. Apalagi di Kecamatan Medan Labuhan tersebut tidak memiliki buangan air, sehingga satu-satunya buangan air ialah ke Sungai Deli.

“Buangan yang ada di Medan Labuhan hanya sungai Deli, tidak ada sungai-sungai kecil. Sehingga apabila sungai Deli masih tinggi, maka air tidak dapat dibuang. Jadi kami hanya menunggu air di sungai Deli surut baru banjir di Medan Labuhan dapat teratasi,” pungkasnya.

Banjir Melanda 5 Pasar Tradisional

Banjir di Kota Medan yang terjadi akibat derasnya hujan sejak Minggu (27/2) malam hingga Senin (28/2) dinihari membuat sejumlah lokasi di Kota Medan terendam banjir, tak terkecuali sejumlah pasar tradisional di Kota Medan.

Dirut PUD Pasar Kota Medan Suwarno mengatakan, setidaknya ada lima pasar di Kota Medan yang tergenang banjir. Adapun kelima pasar tradisional yang dimaksud, yakni Pusat Pasar, Pasar Petisah, Pasar Medan Deli, Pasar Titi Papan, dan Pasar Labuhan.

Namun dari lima pasar itu, Pasar Titipapan adalah pasar dengan kondisi banjir terparah. Akibatnya Pasar Titipapan lumpuh total, sama sekali tidak ada aktivitas jual-beli di pasar itu. “Yang terdampak total itu Pasar Titipapan, pedagang sama sekali tidak bisa berjualan karena semua lapak sudah terendam banjir, alhasil Pasar Titi Papan tutup total. Untuk empat pasar lainnya, meskipun terkena banjir tapi masih bisa melakukan aktifitas jual beli walaupun terbatas,” ucap Suwarno, Senin (28/2) siang.

Dijelaskan Suwarno, pada kawasan Pasar Titipapan, Kecamatan Medan Deli, ketinggian banjir bahkan melebihi lutut orang dewasa.”Kita sudah berkoordinasi dengan UPT Dinas PU dan pihak Kecamatan untuk menangani banjir di pasar Titipapan. Tadi siang saat kami tinjau kondisi banjir masih selutut. Saat kami pulang dari lokasi, kondisinya hujan lagi,” ujarnya.

Suwarno pun mengaku telah berkeliling ke lima pasar yang terdampak banjir guna melihat kondisi yang terjadi, tak terkecuali ke kawasan gedung Pasar Petisah yang menjadi lokasi kantor PUD Pasar Kota Medan.

“Tadi saya dan rekan-rekan di PUD Pasar serta teman-teman pedagang di Pasar Petisah sudah menguras banjir di basement Pasar Petisah. Kita berharap dan terus mengajak semua pihak, termasuk teman-teman pedagang untuk ikut bekerjasama dalam menangani banjir di pasar,” pungkasnya.

Wali Kota Kumpulkan Pimpinan OPD

Wali Kota Medan, Bobby Nasution, langsung memimpin rapat dengan sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di Balai Kota Medan untuk menyikapi banjir, Senin (28/2).

Rapat digelar untuk menyikapi persoalan banjir yang terjadi akibat meluapnya sejumlah sungai, menyusul tingginya intensitas hujan yang terjadi selama sekitar 9 jam mulai siang hingga malam pada Minggu, 27 Februari 2022. Mengawali rapat, Bobby didampingi Asisten Umum (Asmum) Setda Kota Medan, Renward Parapat, dan Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Khairul Syahnan, menyampaikan rasa kecewanya.

Selain beberapa Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Dinas Pekerjaan Umum (PU) tidak turun, Bobby saat melakukan peninjauan tidak melihat ada peralatan milik Dinas PU, termasuk alat berat diturunkan untuk mengatasi banjir.

Yang membuat Bobby Nasution semakin kecewa, Kepala UPT yang tidak hadir tersebut berdalih karena hujan. Bobby meminta Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKD & PSDM) untuk menyikapi. “Masak hanya gara-gara hujan tidak datang. Padahal di wilayahnya terjadi banjir,” kata Bobby.

Selanjutnya, menyikapi terjadinya banjir, mengingat intensitas hujan tinggi, Bobby Nasution minta kepada Dinas PU dan kecamatan berkolaborasi untuk masif membersihkan drainase.

Selain luapan sungai, suami Kahiyang Ayu juga melihat kondisi drainase tidak mampu menampung debit air hujan, sehingga harus dinormalisasi.”Saya minta UPT menurunkan personel untuk membersihkan drainase bekerja sama personel P3SU Kecamatan. Masing-masing UPT memiliki 100 orang petugas untuk membersihkan drainase. Segera lakukan pembersihan,” tegasnya.

Selain pembersihan drainase, Bobby Nasution juga minta Kadis PU Kota Medan Topan OP Ginting, yang hadir dalam rapat segera mengidentifikasi permasalahan banjir, sekaligus solusi mengatasinya. “Jangan takut sakit, minta obat sama Dinas Kesehatan dan kita punya RSUD Dr Pirngadi. Yang tidak mau turun, buang saja. Tidak peduli dia itu orang titipan!” tegasnya.

Kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Bobby Nasution minta segera melakukan evakuasi bagi warga yang bermukim di pinggiran sungai dan wilayah tempat tinggalnya masih banjir. Sebab, hujan kemungkinan akan terus terjadi. “Utamakan keselamatan warga, saya tidak mau ada korban jiwa,” ujarnya, sambil meminta Satpol PP untuk membantu proses evakuasi.

Tidak hanya evakuasi, Bobby juga minta disiapkan tempat dan posko untuk menampung warga yang dievakuasi dilengkapi makanan, minuman, obat-obatan serta selimut. Kecamatan yang wilayahnya terkena banjir, juga diminta untuk membuatkan posko. “Saya minta setiap satu jam dilaporkan kondisi banjir dan penanganan yang dilakukan,” ucapnya.

Kepada Dinas Perhubungan, Bobby Nasution minta untuk menutup jalan-jalan yang sampai saat ini masih tinggi genangan airnya, bekerja sama Satlantas Polrestabes Medan. Penutupan jalan dilakukan untuk mencegah kendaraan bermotor mogok dan terjebak dalam banjir.”Saat saya melakukan peninjauan jalan, banyak masyarakat yang tidak tahu, sehingga terjebak banjir dan kendaraan mereka mogok. Jalan yang masih genangan airnya masih tinggi, ditutup sementara,” imbaunya.

Sementara itu, Fraksi PKS DPRD Medan mengingatkan Wali Kota Medan Bobby Nasution tentang janji politiknya saat dilantik sebagai Wali Kota Medan pada 26 Februari 2021 lalu. Saat itu, Bobby berjanji akan menuntaskan masalah banjir di Kota Medan dalam waktu dua tahun kepemimpinannya. Sedangkan pada 26 Februari 2022 lalu Bobby Nasution telah genap setahun menjabat sebagai Wali Kota Medan, namun masalah banjir di Kota Medan masih tetap ada dan belum juga dituntaskan.

“Kita kembali mengingatkan (Wali Kota Medan), bahwa realisasi janji masalah banjir tinggal satu tahun lagi. Sabtu (26/2) kemarin beliau sudah satu tahun menjabat. Dan sesuai janji beliau, dua tahun masalah banjir di Kota Medan akan dituntaskan. Begitu juga dengan masalah infrastruktur, khususnya masalah jalan berlubang, juga dijanjikan akan selesai dalam waktu dua tahun,” ucap Ketua Fraksi PKS DPRD Medan, Syaiful Ramadhan kepada Sumut Pos, disela-sela kegiatannya saat mambagikan makanan kepada warga yang terkena dampak banjir di kawasan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun, Senin (28/2).

Syaiful yang duduk di Komisi IV DPRD Medan ini juga meminta masyarakat untuk bersabar dengan kondisi saat ini. “Harapan kita tentunya masyarakat tetap sabar, permasalahan banjir di Kota Medan ini InshaaAllah akan terus kita perjuangkan dan kita cari jalan keluarnya,” katanya.

Syaiful mengatakan, pihaknya di Fraksi PKS akan terus memperjuangkan aspirasi warga, khususnya untuk masalah banjir. Fraksi PKS yang saat ini memiliki keterwakilan tujuh kursi di DPRD Medan, mengaku akan terus memaksimalkan perannya dalam mengadvokasi dan memperjuangkan aspirasi masyarakat. “Kami di DPRD Medan juga akan mengawal seluruh anggaran yang digunakan untuk perbaikan dan penanggulangan banjir di Kota Medan agar benar-benar dilaksanakan dan tepat sasaran. Anggaran Dinas PU tahun 2022 ini sebesar Rp1 triliun lebih, ini jangan sampai sia-sia,” tegasnya.

Tanggapan lainnya dari Anggota DPRD Medan dari Fraksi PKS, Dhiyaul Hayati, meminta Pemerintah Kota Medan fokus membenahi drainase di Kota Medan. Sebab hingga saat ini, Kota Medan belum juga terlepas dari masalah banjir setiap kali hujan deras mengguyur. “Hingga saat ini masalah drainase belum juga teratasi, banyak masyarakat yang mengeluhkan ketiadaan drainase di lingkungan mereka maupun drainase tumpat. Sehingga setiap kali hujan deras, air yang menggenangi jalanan masuk ke rumah-rumah warga, termasuk menggenangi pasar-pasar,” ucap Dhiyaul.

Mengatasi persoalan tersebut, politisi yang duduk di Komisi II ini meminta Pemko Medan untuk fokus membenahi infrastruktur, khususnya perbaikan jalan dan drainase. “Sehingga saluran pembuangan air menjadi lancar dan tak ada lagi parit-parit yang tumpat dan tidak menggenangi tempat-tempat yang rendah,” ujarnya.

Dikatakannya, berbagai penyakit bisa ditimbulkan akibat genangan air seperti gatal-gatal, demam dan gangguan saluran pernafasan. Dhiyaul juga mengingatkan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, terutama di lokasi yang menghambat saluran drainase.

“Prilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan mengakibatkan parit tumpat. Mulai sekarang ubahlah prilaku itu, buang sampah pada tempatnya, jangan lagi di buang ke parit maupun saluran drainase,” pungkasnya. (map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/