23.9 C
Medan
Sunday, June 23, 2024

Okupansi Hotel Meningkat, Puskesmas Buka 24 Jam

Cheng Beng menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat perantau Tionghoa untuk kembali ke kota asalnya, khususnya yang bermosili di Medan. Momen ini digunakan untuk pelaksanaan ritual ziarah ke makam keluarga. Ritual inipun berimbas kepada meningkatnya okupansi (tingkat hunian) hotel di Medan.

Seperti Hotel Grand Aston City Hall meningkat hingga 100 persen di akhir bulan Maret. “Memasuki bulan Maret, sudah kelihatan, pesanan sudah banyak dan di akhir bulan maret ini tingkat okupansi hotel mencapai 100 persen dibandingkan hari biasa,” ujar Public Relations Officer Grand Aston City Hall Medan, Cindy Lailani, Minggu (31/3).

Dikatakan Cindy, pengunjung untuk luar kota didominasi oleh pengunjung  dari Jakarta dan Surabaya, sedangkan untuk dari luar negeri dari Singapore, Malaysia dan Taiwan dan lainnya. “Kalau pengunjung banyak dari luar, baik itu dari Surabaya dan Jakarta juga sampai Singapore, Taiwan dan Malaysia,” tambahnya.

Untuk merayakan Cheng Beng, lanjutnya, pihaknya juga mengadakan Kaki Lima Night Food Market yang menyajikan makanan-makanan khas Kota Medan dengan harga sangat terjangkau. Menu ini disajikan di pelataran parkir D’Heritage @ Balai Kota. “Untuk meramaikan perayaan Cheng Beng, kami juga mengadakan kembali Kaki Lima Ninght Food Market, hidangan nikmat dan dengan harga yang sangat murah,” katanya.

Ditempat berbeda, Executive Secretary Hotel Aryaduta Medan Elni mengatakan, semua kamar di hotel Aryaduta Full. “Occupancy full dalam periode Cheng Beng ini, Full house. Sangat meningkat dibandingkan hari biasa. Khususnya di tanggal 28 sampai tanggal 31 ini,” katanya.

Untuk tamu, lanjutnya, didominasi oleh pengunjung dari Malaysia. Sedangkan dengan perayaan Cheng Beng, pihaknya memberikan diskon hingga 20 persen untuk f&b, khusus untuk tamu hotel.

Begitu juga dikatakan Gledy Simanjuntak, Public Relation Manager Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention Medan, pengunjung hotel meningkat hingga 80 persen. “Tingkat pengunjung tamu di hotel Santika sangat bagus, kita mencapai okupansi hingga lebih dari 80 persen di perayaan Cheng Beng saat ini,” katanya.

Senada juga dikatakan Marcomm Executive Grand Angkasa International Hotel,l Anita Tandiono, tingkat okupansi di Grand Angkasa meningkat mulai 28 Maret hingga puncak Cheng Beng 4 April mendatang. “Kamar telah full. Untuk Okupansinya meningkat hingga 60 persen lebih,” katanya.

Puskesmas Rawat Inap Tetap Buka

Kadis Kesehatan Kota Medan drg Hj Usma Polita Nasution MKes mengimbau, saat hari Minggu atau hari libur nasional lainnya, Puskesmas Rawat Inap atau Puskesmas 24 Jam yang ada di kota Medan tetap harus buka untuk memberikan pelayanan kepada warga yang membutuhkan.

“Pelayanannya harus tetap berjalan namun untuk Puskesmas diluar itu, bukanya sampai pukul 18.00 Wib,” imbaunya.

Lanjut Usma, untuk meningkatkan pelayanan, pihaknya juga telah berencana mengembangkan Puskesmas Rawat Inap, Puskesmas Perkotaan menjadi Internet Puskesmas atau (I-Puskesmas) dan saat ini juga telah diterapkan di Puskesmas Glugur Darat dan Puskesmas Teladan.

“Kota Medan memiliki 80 Puskesmas yaitu 39 Puskesmas Induk di antaranya 13 Puskesmas Rawat Inap dan 40 Puskesmas Pembantu. Dengan adanya I – Puskesmas, pelayanan akan lebih ditingkatkan, baik itu informasi pencatatan dan pelaporan akan dibuat secara online,” ujarnya.

Namun, programnya akan disesuaikan sejalan. “Nanti kita lihat dulu programnnya. Pengembangan puskesmas menjadi I-Puskesmas akan dilakukan bertahap hingga akhir tahun 2013 ini,” tambahnya.

Pantauan Sumut Pos, Minggu (31/3) di beberapa Puskesmas Rawat Inap seperti Puskesmas Medan Area  Selatan, Jalan Medan Area Selatan, Puskesmas Bromo di Jalan Rotary Kecamatan Medan Denai, Puskesmas Glugur Darat, Jalan Pendidikan Kecamatan Medan Timur dan Puskesmas Teladan jalan Sisingamangaraja Medan, Kecamatan Medan Kota tetap buka.

Kepala Puskesmas Bromo, dr Puji Astuti mengatakan, rata-rata pasien rawat inap yang datang ke puskesmas, per bulannya mencapai 15 orang. “Kebanyakan yang bersalin, mereka menggunakan Jampersal. Juga ada pasien DBD. Ada yang memakai JPKMS, Jamkesmas dan lainnya,” katanya. (*)

Cheng Beng menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat perantau Tionghoa untuk kembali ke kota asalnya, khususnya yang bermosili di Medan. Momen ini digunakan untuk pelaksanaan ritual ziarah ke makam keluarga. Ritual inipun berimbas kepada meningkatnya okupansi (tingkat hunian) hotel di Medan.

Seperti Hotel Grand Aston City Hall meningkat hingga 100 persen di akhir bulan Maret. “Memasuki bulan Maret, sudah kelihatan, pesanan sudah banyak dan di akhir bulan maret ini tingkat okupansi hotel mencapai 100 persen dibandingkan hari biasa,” ujar Public Relations Officer Grand Aston City Hall Medan, Cindy Lailani, Minggu (31/3).

Dikatakan Cindy, pengunjung untuk luar kota didominasi oleh pengunjung  dari Jakarta dan Surabaya, sedangkan untuk dari luar negeri dari Singapore, Malaysia dan Taiwan dan lainnya. “Kalau pengunjung banyak dari luar, baik itu dari Surabaya dan Jakarta juga sampai Singapore, Taiwan dan Malaysia,” tambahnya.

Untuk merayakan Cheng Beng, lanjutnya, pihaknya juga mengadakan Kaki Lima Night Food Market yang menyajikan makanan-makanan khas Kota Medan dengan harga sangat terjangkau. Menu ini disajikan di pelataran parkir D’Heritage @ Balai Kota. “Untuk meramaikan perayaan Cheng Beng, kami juga mengadakan kembali Kaki Lima Ninght Food Market, hidangan nikmat dan dengan harga yang sangat murah,” katanya.

Ditempat berbeda, Executive Secretary Hotel Aryaduta Medan Elni mengatakan, semua kamar di hotel Aryaduta Full. “Occupancy full dalam periode Cheng Beng ini, Full house. Sangat meningkat dibandingkan hari biasa. Khususnya di tanggal 28 sampai tanggal 31 ini,” katanya.

Untuk tamu, lanjutnya, didominasi oleh pengunjung dari Malaysia. Sedangkan dengan perayaan Cheng Beng, pihaknya memberikan diskon hingga 20 persen untuk f&b, khusus untuk tamu hotel.

Begitu juga dikatakan Gledy Simanjuntak, Public Relation Manager Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention Medan, pengunjung hotel meningkat hingga 80 persen. “Tingkat pengunjung tamu di hotel Santika sangat bagus, kita mencapai okupansi hingga lebih dari 80 persen di perayaan Cheng Beng saat ini,” katanya.

Senada juga dikatakan Marcomm Executive Grand Angkasa International Hotel,l Anita Tandiono, tingkat okupansi di Grand Angkasa meningkat mulai 28 Maret hingga puncak Cheng Beng 4 April mendatang. “Kamar telah full. Untuk Okupansinya meningkat hingga 60 persen lebih,” katanya.

Puskesmas Rawat Inap Tetap Buka

Kadis Kesehatan Kota Medan drg Hj Usma Polita Nasution MKes mengimbau, saat hari Minggu atau hari libur nasional lainnya, Puskesmas Rawat Inap atau Puskesmas 24 Jam yang ada di kota Medan tetap harus buka untuk memberikan pelayanan kepada warga yang membutuhkan.

“Pelayanannya harus tetap berjalan namun untuk Puskesmas diluar itu, bukanya sampai pukul 18.00 Wib,” imbaunya.

Lanjut Usma, untuk meningkatkan pelayanan, pihaknya juga telah berencana mengembangkan Puskesmas Rawat Inap, Puskesmas Perkotaan menjadi Internet Puskesmas atau (I-Puskesmas) dan saat ini juga telah diterapkan di Puskesmas Glugur Darat dan Puskesmas Teladan.

“Kota Medan memiliki 80 Puskesmas yaitu 39 Puskesmas Induk di antaranya 13 Puskesmas Rawat Inap dan 40 Puskesmas Pembantu. Dengan adanya I – Puskesmas, pelayanan akan lebih ditingkatkan, baik itu informasi pencatatan dan pelaporan akan dibuat secara online,” ujarnya.

Namun, programnya akan disesuaikan sejalan. “Nanti kita lihat dulu programnnya. Pengembangan puskesmas menjadi I-Puskesmas akan dilakukan bertahap hingga akhir tahun 2013 ini,” tambahnya.

Pantauan Sumut Pos, Minggu (31/3) di beberapa Puskesmas Rawat Inap seperti Puskesmas Medan Area  Selatan, Jalan Medan Area Selatan, Puskesmas Bromo di Jalan Rotary Kecamatan Medan Denai, Puskesmas Glugur Darat, Jalan Pendidikan Kecamatan Medan Timur dan Puskesmas Teladan jalan Sisingamangaraja Medan, Kecamatan Medan Kota tetap buka.

Kepala Puskesmas Bromo, dr Puji Astuti mengatakan, rata-rata pasien rawat inap yang datang ke puskesmas, per bulannya mencapai 15 orang. “Kebanyakan yang bersalin, mereka menggunakan Jampersal. Juga ada pasien DBD. Ada yang memakai JPKMS, Jamkesmas dan lainnya,” katanya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/