26.7 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

FUI Menginginkan Cagubsu Peduli Umat

Ketua Umum Forum Umat Islam (FUI) Sumut, Sudirman Timsar Zubil.

MEDAN, SUMUTPOS.CO  – Kepala daerah di Sumatera Utara (Sumut) untuk periode mendatang diharapkan punya kepedulian dan kepentingan terhadap agama dan umat. Salah satu contoh soal keberadaan rumah ibadah seperti masjid, sebagai perekat dan silaturahmi antarumat Islam. Keinginan tersebut diutarakan Ketua Umum Forum Umat Islam (FUI) Sumut Sudirman Timsar Zubil.

“Selama ini harapan kita itu sepertinya masih terasa jauh. Umat Islam terlalu toleran bila melihat rumah ibadahnya dirobohkan. Kita sangat sayangkan, pemerintah belum turut andil dalam persoalan tersebut,” kata Sudirman saat berbincang dengan Sumut Pos, Jumat (31/3).

Sebagai contoh kasus, sebut Sudirman, Masjid Nurul Hidayah di Jalan Pancing atau Wiliem Iskandar, tempo hari mau digusur namun pihak pengembang akhirnya melunak dan bersikap kooperatif. Lalu pengembang bersedia membantu pembangunan masjid tersebut.

“Namun saya katakan, bukan kami tidak mau dibantu melainkan biar kami secara swadaya (umat Islam) di lingkungan itu menggalang dana untuk pembangunan masjid tersebut,” katanya.

Sudirman berharap, jangan ketika ada momen Pilkada saja calon kepala daerah baru mau turun ke masyarakat. “Masjid yang kita tahu tidak sekadar tempat ibadah bagi umat Muslim. Melainkan jadi forum silaturahmi dan rembuk warga dalam menyikapi permasalahan-permasalahan umat dan masyarakat luas,” katanya.

Contoh lainnya, sebut Sudirman, pada 2003 silam Masjid Al Khairiah Jalan Putri Hijau Medan juga pernah digusur, dan berperkara bahkan sudah dilaporkan ke Polrestabes Kota Medan. Sayangnya, sampai kini kasus tersebut tak kunjung tuntas dilakukan.

“Di sini pun terasa kurang dan lemahnya peran pemerintah itu hadir. Kita berharap aparat penegak hukum juga bisa bersikap adil dan jujur. Karena tempo hari semua pihak sudah diperiksa, tetapi akhir ceritanya masyarakat tidak tahu,” katanya.

Tak hanya persoalan masjid saja, Sudirman mengungkapkan pengambilalihan Rumah Sakit Haji oleh Pemprovsu juga menuai masalah. Bahkan berperkara sampai ke pengadilan.

“RS Haji itu semangatnya tempat berobat umat, namun sepertinya ada kebijakan keliru pemimpin kita. Mungkin karena kebijakan yang salah itu, Allah SWT marah. Kami ini rakyat kecil tidak bisa berbuat apapun. Kami tidak bisa lawan orang-orang yang punya kekuasaan. Tapi mereka lupa ada Yang Maha Kuasa. Kita harap pemimpin Sumut mendatang, perangainya tidak seperti itu lagi,” pinta Sudirman.

Disamping segala persoalan rumah ibadah dan rumah sakit itu, mewakili aspirasi umat Islam di Sumut, Sudirman tak bisa memungkiri bahwa keberagaman yang ada di wilayah ini menjadi kekuatan yang harus dimanfaatkan oleh kepala daerah terpilih mendatang.

“Kuncinya itu saya pikir ada pada rasa kepedulian terhadap umat. Kalau ini mampu tepat terpatri di dada calon pemimpin kita ke depan, Insya Allah, Sumut akan maju dan masyarakatnya sejahtera. Di luar poin yang saya sebutkan itu, tentu mengenai pendidikan, kesehatan dan kesra otomatis domain dari Pemprovsu. Yang terpenting lagi, pemimpin harus seakidah dengan kita,” demikian Sudirman. (prn/yaa)

Ketua Umum Forum Umat Islam (FUI) Sumut, Sudirman Timsar Zubil.

MEDAN, SUMUTPOS.CO  – Kepala daerah di Sumatera Utara (Sumut) untuk periode mendatang diharapkan punya kepedulian dan kepentingan terhadap agama dan umat. Salah satu contoh soal keberadaan rumah ibadah seperti masjid, sebagai perekat dan silaturahmi antarumat Islam. Keinginan tersebut diutarakan Ketua Umum Forum Umat Islam (FUI) Sumut Sudirman Timsar Zubil.

“Selama ini harapan kita itu sepertinya masih terasa jauh. Umat Islam terlalu toleran bila melihat rumah ibadahnya dirobohkan. Kita sangat sayangkan, pemerintah belum turut andil dalam persoalan tersebut,” kata Sudirman saat berbincang dengan Sumut Pos, Jumat (31/3).

Sebagai contoh kasus, sebut Sudirman, Masjid Nurul Hidayah di Jalan Pancing atau Wiliem Iskandar, tempo hari mau digusur namun pihak pengembang akhirnya melunak dan bersikap kooperatif. Lalu pengembang bersedia membantu pembangunan masjid tersebut.

“Namun saya katakan, bukan kami tidak mau dibantu melainkan biar kami secara swadaya (umat Islam) di lingkungan itu menggalang dana untuk pembangunan masjid tersebut,” katanya.

Sudirman berharap, jangan ketika ada momen Pilkada saja calon kepala daerah baru mau turun ke masyarakat. “Masjid yang kita tahu tidak sekadar tempat ibadah bagi umat Muslim. Melainkan jadi forum silaturahmi dan rembuk warga dalam menyikapi permasalahan-permasalahan umat dan masyarakat luas,” katanya.

Contoh lainnya, sebut Sudirman, pada 2003 silam Masjid Al Khairiah Jalan Putri Hijau Medan juga pernah digusur, dan berperkara bahkan sudah dilaporkan ke Polrestabes Kota Medan. Sayangnya, sampai kini kasus tersebut tak kunjung tuntas dilakukan.

“Di sini pun terasa kurang dan lemahnya peran pemerintah itu hadir. Kita berharap aparat penegak hukum juga bisa bersikap adil dan jujur. Karena tempo hari semua pihak sudah diperiksa, tetapi akhir ceritanya masyarakat tidak tahu,” katanya.

Tak hanya persoalan masjid saja, Sudirman mengungkapkan pengambilalihan Rumah Sakit Haji oleh Pemprovsu juga menuai masalah. Bahkan berperkara sampai ke pengadilan.

“RS Haji itu semangatnya tempat berobat umat, namun sepertinya ada kebijakan keliru pemimpin kita. Mungkin karena kebijakan yang salah itu, Allah SWT marah. Kami ini rakyat kecil tidak bisa berbuat apapun. Kami tidak bisa lawan orang-orang yang punya kekuasaan. Tapi mereka lupa ada Yang Maha Kuasa. Kita harap pemimpin Sumut mendatang, perangainya tidak seperti itu lagi,” pinta Sudirman.

Disamping segala persoalan rumah ibadah dan rumah sakit itu, mewakili aspirasi umat Islam di Sumut, Sudirman tak bisa memungkiri bahwa keberagaman yang ada di wilayah ini menjadi kekuatan yang harus dimanfaatkan oleh kepala daerah terpilih mendatang.

“Kuncinya itu saya pikir ada pada rasa kepedulian terhadap umat. Kalau ini mampu tepat terpatri di dada calon pemimpin kita ke depan, Insya Allah, Sumut akan maju dan masyarakatnya sejahtera. Di luar poin yang saya sebutkan itu, tentu mengenai pendidikan, kesehatan dan kesra otomatis domain dari Pemprovsu. Yang terpenting lagi, pemimpin harus seakidah dengan kita,” demikian Sudirman. (prn/yaa)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/