25.6 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Gempa Dua Hari Berturut di Karo

Ia mengatakan, dari kedalaman hiposenternya, gempa ini merupakan gempa tektonik dangkal pada lapisan kerak bumi. Ia meminta masyarakat yang tinggal di Kabanjahe dan Berastagi tetap tenang dan jangan mudah terpengaruh dengan isu-isu menyesatkan. “Kepada masyarakat diimbau untuk tetap mengikuti perkembangan informasi yang disampaikan oleh BMKG. Masyarakat juga harus mengikuti arahan pemerintah daerah melalui tim BPBD yang ada,” imbau Edison.

Meski terjadi secara berturut, namun hingga Selasa sore, pihak BPBD Karo belum mendapat laporan mengenai kerusakan bangunan. “Belum ada laporan adanya kerusakan bangunan akibat gempa ini. Kita juga sudah melakukan monitoring ke seluruh wilayah Tanah Karo,” beber petugas BPBD Karo Martin Sitepu.

Gempa yang mengguncang Tanah Karo, dipastikan tak berkaitan dengan Gunung Sinabung. Peristiwa ini juga tak mempengaruhi aktivitas Gunung Sinabung yang masih berstatus Awas Level IV itu. Data yang dihimpun Sumut Pos dari Pos Pemantau Gunung Api Sinabung di Desa Dokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, dalam sepekan ini Gunung Sinabung terus mengalami erupsi rata-rata 2-3 kali sehari. “Gunung Sinabung memang terus erupsi, namun gempa yang berpusat di Desa Doulu kemarin dan hari ini, tak ada pengaruh dan kaitannya dengan aktivitas vulkanik Gunung Sinabung,” jelas petugas pos pemantau Dery Al Hidayat.

Data yang dirangkum, dari Selasa pagi hingga sore, Gunung Sinabung mengalami erupsi sebanyak 2 kali. Erupsi terbesar terjadi pada pukul 09.32 WIB, sengan ketinggian kolom abu vulkanik setinggi 1.500 meter. Meski frekuensi tak sebesar hari-hari sebelumnya, namun erupsi ini sempat menyebabkan Kota Kabanjahe dan Berastagi terpapar abu vulkanik. “Abu vulkanik menghujani kedua kota itu, karena kondisi angin saat ini masih sangat kencang. Kondisi ini dipeparah lagi karena arah angin menuju timur-tenggara,” jelas Dery.

Meski begitu, lanjutnya, hingga saat ini kegempaan Gunung Sinabung masih sangat tinggi. Rata-rata 76 kali sehari yang meliputi gempa frekuensi rendah, tektonik lokal, dan gempa tektonik jauh. (deo/saz)

Ia mengatakan, dari kedalaman hiposenternya, gempa ini merupakan gempa tektonik dangkal pada lapisan kerak bumi. Ia meminta masyarakat yang tinggal di Kabanjahe dan Berastagi tetap tenang dan jangan mudah terpengaruh dengan isu-isu menyesatkan. “Kepada masyarakat diimbau untuk tetap mengikuti perkembangan informasi yang disampaikan oleh BMKG. Masyarakat juga harus mengikuti arahan pemerintah daerah melalui tim BPBD yang ada,” imbau Edison.

Meski terjadi secara berturut, namun hingga Selasa sore, pihak BPBD Karo belum mendapat laporan mengenai kerusakan bangunan. “Belum ada laporan adanya kerusakan bangunan akibat gempa ini. Kita juga sudah melakukan monitoring ke seluruh wilayah Tanah Karo,” beber petugas BPBD Karo Martin Sitepu.

Gempa yang mengguncang Tanah Karo, dipastikan tak berkaitan dengan Gunung Sinabung. Peristiwa ini juga tak mempengaruhi aktivitas Gunung Sinabung yang masih berstatus Awas Level IV itu. Data yang dihimpun Sumut Pos dari Pos Pemantau Gunung Api Sinabung di Desa Dokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, dalam sepekan ini Gunung Sinabung terus mengalami erupsi rata-rata 2-3 kali sehari. “Gunung Sinabung memang terus erupsi, namun gempa yang berpusat di Desa Doulu kemarin dan hari ini, tak ada pengaruh dan kaitannya dengan aktivitas vulkanik Gunung Sinabung,” jelas petugas pos pemantau Dery Al Hidayat.

Data yang dirangkum, dari Selasa pagi hingga sore, Gunung Sinabung mengalami erupsi sebanyak 2 kali. Erupsi terbesar terjadi pada pukul 09.32 WIB, sengan ketinggian kolom abu vulkanik setinggi 1.500 meter. Meski frekuensi tak sebesar hari-hari sebelumnya, namun erupsi ini sempat menyebabkan Kota Kabanjahe dan Berastagi terpapar abu vulkanik. “Abu vulkanik menghujani kedua kota itu, karena kondisi angin saat ini masih sangat kencang. Kondisi ini dipeparah lagi karena arah angin menuju timur-tenggara,” jelas Dery.

Meski begitu, lanjutnya, hingga saat ini kegempaan Gunung Sinabung masih sangat tinggi. Rata-rata 76 kali sehari yang meliputi gempa frekuensi rendah, tektonik lokal, dan gempa tektonik jauh. (deo/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/