29 C
Medan
Sunday, February 23, 2025
spot_img

Medan dan Deliserdang Banjir, Aktivitas Lumpuh

KAMPUNG AUR TERENDAM
Sejumlah rumah di kawasan Kampung Aur, Jalan Letjen Suprapto, Lingkungan IV Kelurahan Aur, Medan Maimun, juga terendam banjir, Senin (30/11). Sedikitnya 100 KK terpaksa menyelamatkan barang-barangnya karena rumah mereka terendam air yang mencapai pinggang orang dewasa. Rata-rata, rumah yang terendam berada di daerah aliran Sungai Deli.

Menurut Asmita (42), warga yang rumahnya terendam, banjir disebabkan meluapnya Sungai Deli. Ditambah lagi, hujan yang terjadi sejak pukul 03.00 WIB, Senin (30/11) dinihari.

“Awalnya selutut orang dewasa dan sore hari sudah sepinggang. Banjir ini disebabkan hujan dari gunung (Brastagi),” kata Asmita yang mengaku sudah sejak kecil tinggal di Kampung Aur.

Ia mengaku, daerahnya memang kerap langganan banjir bila di gunung dilanda hujan deras. Namun, banjir yang terjadi kali ini tidak terlalu parah. “Selama dua tahun, baru ini banjir lagi tapi tidak terlalu parah,” sebutnya.

Dikatakan Asmita, banjir yang biasa melanda di daerah tempat tinggalnya akan surut dengan sendirinya. Biasanya, banjir akan reda setelah 8 sampai 10 jam kemudian. “Kalau di gunung tidak hujan lagi, maka banjirnya akan surut. Tapi, kalau masih hujan, ya kemungkinan akan tetap dan bahkan ketinggian air bisa bertambah,” ungkapnya.

Asmita mengaku, meski daerahnya sudah diketahui dilanda banjir tetapi belum ada bantuan dari aparatur pemerintah setempat. Ia pun berharap agar pemerintah peduli dan menyalurkan bantuan. “Kepala Lingkungan sudah tahu di daerah kami banjir, tapi bantuan belum ada juga. Kalau sudah tahu, seharusnya dibangun posko atau dapur umum. Karena, akibat banjir warga tidak bisa masak,” tuturnya.

Sementara itu, warga di pinggiran Sungai Babura terus dihantui kecemasan akan terjadi banjir. Pasalnya, sewaktu-waktu banjir bisa saja melanda rumah mereka.

“Luapan Sungai Babura membuat warga merasa cemas dan harus berhati-hati. Pasalnya, ini memasuki musim hujan” kata Kepala Lingkungan 6, Kelurahan Beringin, Medan Selayang, Jalan Sinuraya kepada Sumut Pos, Senin (30/11).

Menurutnya, dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, air sungai selalu meluap di akhir tahun.

“Dimusim penghujan beginilah. Warga kita minta antisipasi dan selalu waspada terhadap banjir yang berasal dari alirangan Sungai Babura,” katanya.

Hal senada juga diakui Camat Medan Baru, Drs Albon Sidauruk. Menurutnya, sejauh sebagian warga ada yang memilih mengungsi, namun ada juga yang masih bertahan di rumah.

“Warga yang memilih mengungsi itu sangat sedikit. Dimana, mereke mengungsi masih di rumah warga dekat rumah mereka,” katanya. (rul/ris/omi/adz)

KAMPUNG AUR TERENDAM
Sejumlah rumah di kawasan Kampung Aur, Jalan Letjen Suprapto, Lingkungan IV Kelurahan Aur, Medan Maimun, juga terendam banjir, Senin (30/11). Sedikitnya 100 KK terpaksa menyelamatkan barang-barangnya karena rumah mereka terendam air yang mencapai pinggang orang dewasa. Rata-rata, rumah yang terendam berada di daerah aliran Sungai Deli.

Menurut Asmita (42), warga yang rumahnya terendam, banjir disebabkan meluapnya Sungai Deli. Ditambah lagi, hujan yang terjadi sejak pukul 03.00 WIB, Senin (30/11) dinihari.

“Awalnya selutut orang dewasa dan sore hari sudah sepinggang. Banjir ini disebabkan hujan dari gunung (Brastagi),” kata Asmita yang mengaku sudah sejak kecil tinggal di Kampung Aur.

Ia mengaku, daerahnya memang kerap langganan banjir bila di gunung dilanda hujan deras. Namun, banjir yang terjadi kali ini tidak terlalu parah. “Selama dua tahun, baru ini banjir lagi tapi tidak terlalu parah,” sebutnya.

Dikatakan Asmita, banjir yang biasa melanda di daerah tempat tinggalnya akan surut dengan sendirinya. Biasanya, banjir akan reda setelah 8 sampai 10 jam kemudian. “Kalau di gunung tidak hujan lagi, maka banjirnya akan surut. Tapi, kalau masih hujan, ya kemungkinan akan tetap dan bahkan ketinggian air bisa bertambah,” ungkapnya.

Asmita mengaku, meski daerahnya sudah diketahui dilanda banjir tetapi belum ada bantuan dari aparatur pemerintah setempat. Ia pun berharap agar pemerintah peduli dan menyalurkan bantuan. “Kepala Lingkungan sudah tahu di daerah kami banjir, tapi bantuan belum ada juga. Kalau sudah tahu, seharusnya dibangun posko atau dapur umum. Karena, akibat banjir warga tidak bisa masak,” tuturnya.

Sementara itu, warga di pinggiran Sungai Babura terus dihantui kecemasan akan terjadi banjir. Pasalnya, sewaktu-waktu banjir bisa saja melanda rumah mereka.

“Luapan Sungai Babura membuat warga merasa cemas dan harus berhati-hati. Pasalnya, ini memasuki musim hujan” kata Kepala Lingkungan 6, Kelurahan Beringin, Medan Selayang, Jalan Sinuraya kepada Sumut Pos, Senin (30/11).

Menurutnya, dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, air sungai selalu meluap di akhir tahun.

“Dimusim penghujan beginilah. Warga kita minta antisipasi dan selalu waspada terhadap banjir yang berasal dari alirangan Sungai Babura,” katanya.

Hal senada juga diakui Camat Medan Baru, Drs Albon Sidauruk. Menurutnya, sejauh sebagian warga ada yang memilih mengungsi, namun ada juga yang masih bertahan di rumah.

“Warga yang memilih mengungsi itu sangat sedikit. Dimana, mereke mengungsi masih di rumah warga dekat rumah mereka,” katanya. (rul/ris/omi/adz)

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru

/