25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Medan dan Deliserdang Banjir, Aktivitas Lumpuh

Foto: Fakhrul Rozi/Sumut Pos Dua orang ibu berjalan kaki sambil menggendong bayinya saat melintasi genangan banjir di Kelurahan Tangkahan Kecamatan Medan Labuhan, Medan, Senin (30/11).
Foto: Fakhrul Rozi/Sumut Pos
Dua orang ibu berjalan kaki sambil menggendong bayinya saat melintasi genangan banjir di Kelurahan Tangkahan Kecamatan Medan Labuhan, Medan, Senin (30/11).

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Guyuran hujan sejak Minggu (29/11) malam hingga Senin (30/11) petang, memicu terjadinya banjir di sejumlah wilayah di Utara Kota Medan dan Kabupaten Deliserdang. Di Utara Kota Medan, banjir merendam 3 kecamatan, Medan Labuhan, Medan Marelan, dan Medan Deli.

Titik banjir terparah terjadi di Kelurahan Tangkahan, Medan Labuhan, yang mengakibatkan seribuan warga terpaksa mengungsi, Senin (30/11).

Amatan Sumut Pos, banjir di Kelurahan Tangkahan mencapai ketinggian 1 meter dipicu meluapnya saluran drainase pasca-turunnya hujan. Akibatnya, seratusan unit rumah di Lingkungan 6, 7, 8 dan 9 terendam disapu banjir.

Dampak dari terjadinya banjir tidak hanya melumpuhkan aktivitas masyarakat. Namun, warga terpaksa meninggalkan rumah mereka, dan mengungsi ke rumah sanak keluarganya. Warga mengaku, banjir diduga terjadi pasca pihak PT KIM membangun saluran drainase limbah.

“Sejak adanya saluran limbah PT KIM, drainase di daerah ini menjadi kecil dan setiap kali turun hujan, genangan air lambat surutnya,” ujar Hendrik Sembiring warga setempat.

Banjir tidak hanya melumpuhkan aktivitas warga, namun akses jalan dan beberapa sekolah yang berada di kawasan tersebut juga terendam. Pihak sekolah terpaksa meliburkan siswanya karena genangan air memenuhi setiap sudut ruangan kelas.

Camat Medan Labuhan, Arrahman Pane mengatakan, di wilayah kecamatannya terdapat 3 kelurahan yang sebagian digenangi air. Titik terparah banjir terjadi di Lingkungan 7, 8 dan 9 Kelurahan Tangkahan dengan jumlah permukiman yang terendam mencapai 300 unit rumah.

“Ada sekitar 300 unit rumah yang tergenang air di Kelurahan Tangkahan. Penyebabnya, air kiriman dari saluran pembuangan di Kawasan Industri Medan (KIM),” katanya.

Untuk sementara, lanjut Arrahman, ada sekitar 1.000 jiwa warganya yang menjadi korban banjir di tampung di posko pengungsi yang telah didirikan Pemko Medan bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Tiga posko pengungsi dan dapur umum didirikan di tiga lingkungan. Diperkirakan ada mencapai 1.000 jiwa yang mengungsi karena rumahnya digenangi air,” ungkap Arrahman.

Kondisi banjir serupa juga menggenangi sejumlah rumah dan ruas jalan di Kecamatan Medan Deli. Sedangkan, di Kecamatan Medan Marelan genangan air merendam permukiman warga, ruas jalan dan sekolah di empat kelurahan di Kecamatan Medan Marelan. Titi banjir terparah di daerah ini terjadi di Kelurahan Tanah 600, Terjun dan Kelurahan Rengas Pulau.

Camat Medan Marelan, Parlindungan Nasution menyebutkan, meski banjir terjadi di empat kelurahan namun sejauh ini belum ada didirikan posko pengungsian yang diperuntukan bagi warga korban banjir.

“Genangan air terparah di Kelurahan Tanah 600 dan Terjun, ini disebabkan saluran drainase AMD meluap. Tapi, untuk posko pengungsian belum ada didirikan,” terangnya.

Selain di tiga kecamatan di wilayah Utara Medan, guyuran hujan memicu terjadinya banjir turut mengusik ketenangan warga di Desa Manunggal dan Pematang Johar Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang. Banjir setinggi 20 sampai 60 centimeter di kecamatan ini terpantau, juga menyebabkan lahan pertanian terancam rusak akibat di genangi air.

Dari amatan Sumut Pos diantaranya di Jalan Sei Bedera Dusun 8 Desa Manunggal, banjir yang meluber ke badan jalan menyebabkan puluhan sepeda motor maupun becak bermotor (betor) yang melintas mogok. Warga berharap adanya upaya Pemkab Deli Serdang, guna mengatasi banjir tersebut.

“Memang sudah sering dusun ini kebanjiran, tapi yang paling parah ya baru kali ini. Selain kondisi airnya dalam, surutnya pun terlalu lama,” tutur, Tugino salah seorang warga.

Camat Labuhan Deli, M Zainal Abidin Hutagalung mengungkapkan, banjir yang melanda dua dari lima desa di kecamatannya dipicu oleh meluapnya saluran pembuangan maupun aliran sungai, hingga merendam jalan dan permukiman warga.

“Banjir terparah terjadi di Desa Pematang Johar, tapi saya belum tahu pasti berapa banyak rumah dan lahan pertanian yang terendam. Ini penyebabnya aliran dari Sungai Kera meluap,” pungkas Hutagalung.

Foto: Fakhrul Rozi/Sumut Pos Dua orang ibu berjalan kaki sambil menggendong bayinya saat melintasi genangan banjir di Kelurahan Tangkahan Kecamatan Medan Labuhan, Medan, Senin (30/11).
Foto: Fakhrul Rozi/Sumut Pos
Dua orang ibu berjalan kaki sambil menggendong bayinya saat melintasi genangan banjir di Kelurahan Tangkahan Kecamatan Medan Labuhan, Medan, Senin (30/11).

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Guyuran hujan sejak Minggu (29/11) malam hingga Senin (30/11) petang, memicu terjadinya banjir di sejumlah wilayah di Utara Kota Medan dan Kabupaten Deliserdang. Di Utara Kota Medan, banjir merendam 3 kecamatan, Medan Labuhan, Medan Marelan, dan Medan Deli.

Titik banjir terparah terjadi di Kelurahan Tangkahan, Medan Labuhan, yang mengakibatkan seribuan warga terpaksa mengungsi, Senin (30/11).

Amatan Sumut Pos, banjir di Kelurahan Tangkahan mencapai ketinggian 1 meter dipicu meluapnya saluran drainase pasca-turunnya hujan. Akibatnya, seratusan unit rumah di Lingkungan 6, 7, 8 dan 9 terendam disapu banjir.

Dampak dari terjadinya banjir tidak hanya melumpuhkan aktivitas masyarakat. Namun, warga terpaksa meninggalkan rumah mereka, dan mengungsi ke rumah sanak keluarganya. Warga mengaku, banjir diduga terjadi pasca pihak PT KIM membangun saluran drainase limbah.

“Sejak adanya saluran limbah PT KIM, drainase di daerah ini menjadi kecil dan setiap kali turun hujan, genangan air lambat surutnya,” ujar Hendrik Sembiring warga setempat.

Banjir tidak hanya melumpuhkan aktivitas warga, namun akses jalan dan beberapa sekolah yang berada di kawasan tersebut juga terendam. Pihak sekolah terpaksa meliburkan siswanya karena genangan air memenuhi setiap sudut ruangan kelas.

Camat Medan Labuhan, Arrahman Pane mengatakan, di wilayah kecamatannya terdapat 3 kelurahan yang sebagian digenangi air. Titik terparah banjir terjadi di Lingkungan 7, 8 dan 9 Kelurahan Tangkahan dengan jumlah permukiman yang terendam mencapai 300 unit rumah.

“Ada sekitar 300 unit rumah yang tergenang air di Kelurahan Tangkahan. Penyebabnya, air kiriman dari saluran pembuangan di Kawasan Industri Medan (KIM),” katanya.

Untuk sementara, lanjut Arrahman, ada sekitar 1.000 jiwa warganya yang menjadi korban banjir di tampung di posko pengungsi yang telah didirikan Pemko Medan bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Tiga posko pengungsi dan dapur umum didirikan di tiga lingkungan. Diperkirakan ada mencapai 1.000 jiwa yang mengungsi karena rumahnya digenangi air,” ungkap Arrahman.

Kondisi banjir serupa juga menggenangi sejumlah rumah dan ruas jalan di Kecamatan Medan Deli. Sedangkan, di Kecamatan Medan Marelan genangan air merendam permukiman warga, ruas jalan dan sekolah di empat kelurahan di Kecamatan Medan Marelan. Titi banjir terparah di daerah ini terjadi di Kelurahan Tanah 600, Terjun dan Kelurahan Rengas Pulau.

Camat Medan Marelan, Parlindungan Nasution menyebutkan, meski banjir terjadi di empat kelurahan namun sejauh ini belum ada didirikan posko pengungsian yang diperuntukan bagi warga korban banjir.

“Genangan air terparah di Kelurahan Tanah 600 dan Terjun, ini disebabkan saluran drainase AMD meluap. Tapi, untuk posko pengungsian belum ada didirikan,” terangnya.

Selain di tiga kecamatan di wilayah Utara Medan, guyuran hujan memicu terjadinya banjir turut mengusik ketenangan warga di Desa Manunggal dan Pematang Johar Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang. Banjir setinggi 20 sampai 60 centimeter di kecamatan ini terpantau, juga menyebabkan lahan pertanian terancam rusak akibat di genangi air.

Dari amatan Sumut Pos diantaranya di Jalan Sei Bedera Dusun 8 Desa Manunggal, banjir yang meluber ke badan jalan menyebabkan puluhan sepeda motor maupun becak bermotor (betor) yang melintas mogok. Warga berharap adanya upaya Pemkab Deli Serdang, guna mengatasi banjir tersebut.

“Memang sudah sering dusun ini kebanjiran, tapi yang paling parah ya baru kali ini. Selain kondisi airnya dalam, surutnya pun terlalu lama,” tutur, Tugino salah seorang warga.

Camat Labuhan Deli, M Zainal Abidin Hutagalung mengungkapkan, banjir yang melanda dua dari lima desa di kecamatannya dipicu oleh meluapnya saluran pembuangan maupun aliran sungai, hingga merendam jalan dan permukiman warga.

“Banjir terparah terjadi di Desa Pematang Johar, tapi saya belum tahu pasti berapa banyak rumah dan lahan pertanian yang terendam. Ini penyebabnya aliran dari Sungai Kera meluap,” pungkas Hutagalung.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/