32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

MIRIS! Ayah Kandung Tampari Bayi Kembarnya, 1 Tewas

Foto: RIZKY/PM Jenazah Jaiden, bayi kembar yang ditampari ayah kandungnya, tampak lebam-lebam di pipi dan tubuhnya, Selasa (1/3/2016).
Foto: RIZKY/PM
Jenazah Jaiden, bayi kembar yang ditampari ayah kandungnya, tampak lebam-lebam di pipi dan tubuhnya, Selasa (1/3/2016).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hanya karena tak tahan mendengar suara tangisan, Fredy alias Ali (30) tega menampari kedua putra kembarnya. Mirisnya, perbuatan tak manusiawi tersebut menyebabkan salah satu bayi yang masih berusia 7 bulan itu mengalami pendarahan otak, hingga meninggal dunia.

Bayi tak berdosa yang meregang nyawa di tangan ayah kandungnya itu bernama Rayden. Sementara kembarannya Jayden masih mendapat perawatan intensif di rumah sakit. Penganiayaan itu dilakukan Fredy di rumah mereka, Jalan Pasar IV, Lingkungan 9, Komplek Pasar IV Indah Tahap II, No C 11, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Minggu (28/2) sekira pukul 02.00 WIB.

Dini hari itu, Fredy yang tengah tidur di kamarnya dibangunkan suara tangisan Rayden. Karena kesal, Fredy pun keluar dari kamar untuk melihat putra kembarnya yang tidur dengan pembantu bernama Tuminah (60) di kamar belakang. Semula Fredy berusaha mendiamkan dengan menimang Rayden. Tapi usahanya tak membuahkan hasil, Rayden terus saja menangis. Hal itu pula yang membuat Fredy emosi hingga menampari kedua pipi Rayden sebanyak 6 kali.

Perlakuan kasar itu sontak membuat tangis Rayden makin menjadi, hingga membangunkan ibunya Neni Lusiana (27) yang tidur di kamar. Untuk memastikan kondisi buah hatinya, Neni pun keluar dari kamar. Saat itu Neni masih melihat suaminya menimang Rayden. Karena tangisan Rayden mekin keras, Neni berusaha membujuk anaknya agar berhenti menangis. Tapi Fredy yang marah menolak menyerahkan Rayden kepadanya.

Takut terjadi sesuatu, Neni lantas menghubungi temannya bernama Afin (29), warga Pasar 1 Medan Sunggal. Kala itu Neni meminta Afin datang untuk membawa kedua anaknya. “Suamiku marah-marah karena anakku tidak berhenti menangis, makanya kutelepon temanku untuk membawa kedua anakku sekaligus menjauhkan suara tangisannya dari suamiku,” kenang Neni saat ditemui, Selasa (1/3) siang. Tak lama berselang, Afin yang datang langsung membawa Rayden dan Jayden ke rumahnya.

Foto: RIZKY/PM Raiden, bayi kembar yang ditampari ayah kandungnya, tampak lebam-lebam hingga dirawat di Ruang ICU RSU Bina Kasih, Selasa (1/3/2016).
Foto: RIZKY/PM
Raiden, bayi kembar yang ditampari ayah kandungnya, tampak lebam-lebam hingga dirawat di Ruang ICU RSU Bina Kasih, Selasa (1/3/2016).

Namun pada Minggu siangnya lanjut Neni, Fredy mendatangi rumah Afin untuk menjemput Rayden dan Jayden. “Siangnya suamiku menjemput anakku untuk dibawa kembali ke rumah,” aku ibu tiga anak ini lagi. Singkat cerita, Senin (29/2) siang, saat dia tengah bekerja, Rayden dan Jayden yang tinggal di rumah bersama ayahnya kembali menangis.

Foto: RIZKY/PM Fredi, ayah kandung yang menampari bayi kembarnya hingga satu tewas, diamankan di Polsek Sunggal, Selasa (1/3/2016).
Foto: RIZKY/PM
Fredi, ayah kandung yang menampari bayi kembarnya hingga satu tewas, diamankan di Polsek Sunggal, Selasa (1/3/2016).

Miris, pelaku yang tak tahan dengan tangisan itu kembali menampari dan mencubuti pipi kedua putranya.

“Saya mengetahui hal tersebut sepulang kerja. Waktu itu saya lihat wajah kedua anakku memar-memar, saya tanya sama suamiku, katanya gara-gara kedua anak kami menangis dia menampari dan mencubiti pipinya,” beber Neni. Karena luka memar itu, Neni yang kawatir langsung melarikan kedua putranya ke RSU Bina Kasih, Jalan TB.Simatupang, Medan Sunggal, untuk mendapatkan perawatan intensif.

Namun naas, meski sempat mendapat perawatan, tapi nyawa Rayden tetap tak terselamatkan. Rayden menghembuskan nafas terakhirnya pada Selasa (1/3) sekira pukul 04.00 WIB. Sementara Jayden masih dirawat di ruang ICU lantai 1 RSU Bina Kasih.

“Tadi pagi Rayden meninggal dunia, sedangkan Jayden masih dirawat di ruang ICU,” lirihnya.

Pasca Rayden meninggal, Neni meminta pihak Polsek Sunggal tidak mengotopsi jasad anaknya. “Saya gak mau kalau anak saya ini diotopsi. Saya memohon agar jasad anak saya bisa segera kami makamkan, karena saya sudah menghubungi orangtua saya untuk mengurus pemakamannya,” pintanya.

Foto: RIZKY/PM Jenazah Jaiden, bayi kembar yang ditampari ayah kandungnya, tampak lebam-lebam di pipi dan tubuhnya, Selasa (1/3/2016).
Foto: RIZKY/PM
Jenazah Jaiden, bayi kembar yang ditampari ayah kandungnya, tampak lebam-lebam di pipi dan tubuhnya, Selasa (1/3/2016).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hanya karena tak tahan mendengar suara tangisan, Fredy alias Ali (30) tega menampari kedua putra kembarnya. Mirisnya, perbuatan tak manusiawi tersebut menyebabkan salah satu bayi yang masih berusia 7 bulan itu mengalami pendarahan otak, hingga meninggal dunia.

Bayi tak berdosa yang meregang nyawa di tangan ayah kandungnya itu bernama Rayden. Sementara kembarannya Jayden masih mendapat perawatan intensif di rumah sakit. Penganiayaan itu dilakukan Fredy di rumah mereka, Jalan Pasar IV, Lingkungan 9, Komplek Pasar IV Indah Tahap II, No C 11, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Minggu (28/2) sekira pukul 02.00 WIB.

Dini hari itu, Fredy yang tengah tidur di kamarnya dibangunkan suara tangisan Rayden. Karena kesal, Fredy pun keluar dari kamar untuk melihat putra kembarnya yang tidur dengan pembantu bernama Tuminah (60) di kamar belakang. Semula Fredy berusaha mendiamkan dengan menimang Rayden. Tapi usahanya tak membuahkan hasil, Rayden terus saja menangis. Hal itu pula yang membuat Fredy emosi hingga menampari kedua pipi Rayden sebanyak 6 kali.

Perlakuan kasar itu sontak membuat tangis Rayden makin menjadi, hingga membangunkan ibunya Neni Lusiana (27) yang tidur di kamar. Untuk memastikan kondisi buah hatinya, Neni pun keluar dari kamar. Saat itu Neni masih melihat suaminya menimang Rayden. Karena tangisan Rayden mekin keras, Neni berusaha membujuk anaknya agar berhenti menangis. Tapi Fredy yang marah menolak menyerahkan Rayden kepadanya.

Takut terjadi sesuatu, Neni lantas menghubungi temannya bernama Afin (29), warga Pasar 1 Medan Sunggal. Kala itu Neni meminta Afin datang untuk membawa kedua anaknya. “Suamiku marah-marah karena anakku tidak berhenti menangis, makanya kutelepon temanku untuk membawa kedua anakku sekaligus menjauhkan suara tangisannya dari suamiku,” kenang Neni saat ditemui, Selasa (1/3) siang. Tak lama berselang, Afin yang datang langsung membawa Rayden dan Jayden ke rumahnya.

Foto: RIZKY/PM Raiden, bayi kembar yang ditampari ayah kandungnya, tampak lebam-lebam hingga dirawat di Ruang ICU RSU Bina Kasih, Selasa (1/3/2016).
Foto: RIZKY/PM
Raiden, bayi kembar yang ditampari ayah kandungnya, tampak lebam-lebam hingga dirawat di Ruang ICU RSU Bina Kasih, Selasa (1/3/2016).

Namun pada Minggu siangnya lanjut Neni, Fredy mendatangi rumah Afin untuk menjemput Rayden dan Jayden. “Siangnya suamiku menjemput anakku untuk dibawa kembali ke rumah,” aku ibu tiga anak ini lagi. Singkat cerita, Senin (29/2) siang, saat dia tengah bekerja, Rayden dan Jayden yang tinggal di rumah bersama ayahnya kembali menangis.

Foto: RIZKY/PM Fredi, ayah kandung yang menampari bayi kembarnya hingga satu tewas, diamankan di Polsek Sunggal, Selasa (1/3/2016).
Foto: RIZKY/PM
Fredi, ayah kandung yang menampari bayi kembarnya hingga satu tewas, diamankan di Polsek Sunggal, Selasa (1/3/2016).

Miris, pelaku yang tak tahan dengan tangisan itu kembali menampari dan mencubuti pipi kedua putranya.

“Saya mengetahui hal tersebut sepulang kerja. Waktu itu saya lihat wajah kedua anakku memar-memar, saya tanya sama suamiku, katanya gara-gara kedua anak kami menangis dia menampari dan mencubiti pipinya,” beber Neni. Karena luka memar itu, Neni yang kawatir langsung melarikan kedua putranya ke RSU Bina Kasih, Jalan TB.Simatupang, Medan Sunggal, untuk mendapatkan perawatan intensif.

Namun naas, meski sempat mendapat perawatan, tapi nyawa Rayden tetap tak terselamatkan. Rayden menghembuskan nafas terakhirnya pada Selasa (1/3) sekira pukul 04.00 WIB. Sementara Jayden masih dirawat di ruang ICU lantai 1 RSU Bina Kasih.

“Tadi pagi Rayden meninggal dunia, sedangkan Jayden masih dirawat di ruang ICU,” lirihnya.

Pasca Rayden meninggal, Neni meminta pihak Polsek Sunggal tidak mengotopsi jasad anaknya. “Saya gak mau kalau anak saya ini diotopsi. Saya memohon agar jasad anak saya bisa segera kami makamkan, karena saya sudah menghubungi orangtua saya untuk mengurus pemakamannya,” pintanya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/