26.7 C
Medan
Tuesday, June 18, 2024

Tak Terima Si Kembar Lahir

Foto: Manahan/PM Bayi kembar yang dianiaya ayah kandungnya, tengah digendong ibu san saudaranya.
Foto: Manahan/PM
Bayi kembar yang dianiaya ayah kandungnya, tengah digendong ibu san saudaranya.

SUMUTPOS.CO – Pernikahan Mawan dan Sumarni awalnya berjalan harmonis. Tapi kebahagiaan itu berubah pasca Sumarni hamil. Sejak saat itu, Mawan yang awalnya baik mulai berubah jadi lelaki emosian. Meski begitu, diakui Sumarni, Mawan masih tetap menafkahi Sumarni dengan memberikan uang belanja Rp400 ribu per minggu.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, perlahan-lahan Sumarni mulai merasa kasih sayang Mawan telah berkurang padanya. Meski begitu, Sumarni masih berusaha tegar dan sabar. “Biasanya orang bersyukur dikarunia anak. Tapi suamiku malah tak terima aku hamil. Sejak saat itulah ia mulai gampang marah dan emosi. Suamiku tak senang aku hamil karena putri kami, Uut Dezali sudah masuk TK yang tentu saja akan semakin menambah biaya,” kenang Sumarni.

Meski telah mengetahui Mawan tak menginginkan kehamilannya, tapi Sumarni memilih mempertahankan dan merawat janin di kandungannya. Namun, kesabaran Sumarni malah membuat Mawan kian arogan. Puncak kemarahan Mawan terjadi saat kandungan Sumarni berusia 5 bulan. Ketika itu, Mawan yang tiba-tiba emosi memukuli kaki kanan istrinya dengan kepala tali pinggangnya. Tak cuma itu, Mawan juga menedang perut istrinya.

“Waktu aku hamil 5 bulan, Mawan memukuli kaki kananku dan menedang perutku yang tengah buncit. Untung saja tak mengalami pendarahan. Alasannya karena aku memukul Uut, padahal aku tau di tega seperti itu karena tak menginginkan anak yang sedang akau kandung lahir,” lirih Sumarni seraya menangis. (cr-1/deo)

Foto: Manahan/PM Bayi kembar yang dianiaya ayah kandungnya, tengah digendong ibu san saudaranya.
Foto: Manahan/PM
Bayi kembar yang dianiaya ayah kandungnya, tengah digendong ibu san saudaranya.

SUMUTPOS.CO – Pernikahan Mawan dan Sumarni awalnya berjalan harmonis. Tapi kebahagiaan itu berubah pasca Sumarni hamil. Sejak saat itu, Mawan yang awalnya baik mulai berubah jadi lelaki emosian. Meski begitu, diakui Sumarni, Mawan masih tetap menafkahi Sumarni dengan memberikan uang belanja Rp400 ribu per minggu.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, perlahan-lahan Sumarni mulai merasa kasih sayang Mawan telah berkurang padanya. Meski begitu, Sumarni masih berusaha tegar dan sabar. “Biasanya orang bersyukur dikarunia anak. Tapi suamiku malah tak terima aku hamil. Sejak saat itulah ia mulai gampang marah dan emosi. Suamiku tak senang aku hamil karena putri kami, Uut Dezali sudah masuk TK yang tentu saja akan semakin menambah biaya,” kenang Sumarni.

Meski telah mengetahui Mawan tak menginginkan kehamilannya, tapi Sumarni memilih mempertahankan dan merawat janin di kandungannya. Namun, kesabaran Sumarni malah membuat Mawan kian arogan. Puncak kemarahan Mawan terjadi saat kandungan Sumarni berusia 5 bulan. Ketika itu, Mawan yang tiba-tiba emosi memukuli kaki kanan istrinya dengan kepala tali pinggangnya. Tak cuma itu, Mawan juga menedang perut istrinya.

“Waktu aku hamil 5 bulan, Mawan memukuli kaki kananku dan menedang perutku yang tengah buncit. Untung saja tak mengalami pendarahan. Alasannya karena aku memukul Uut, padahal aku tau di tega seperti itu karena tak menginginkan anak yang sedang akau kandung lahir,” lirih Sumarni seraya menangis. (cr-1/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/