25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Selamat dari Musibah Padang Bulan, Pengungsi Rohingya pun Syok

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS KASAU saat melihat korban sebelum di berangkatkan ke daerah masing masing saat masih di di Lanud Soewondo Medan, Rabu 1/7
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
KASAU saat melihat korban sebelum di berangkatkan ke daerah masing masing saat masih di di Lanud Soewondo Medan, Rabu 1/7

SUMUTPOS.CO- Tragedi jatuhnya pesawat Hercules Selasa (30/6) siang membuat para pengungsi Rohingya asal Myanmar dan Bangladesh merasa syok. Pasalnya lokasi kejadian tepat di sebelah Hotel Beraspati, tempat para warga asing tersebut ditampung saat ini.

Meskipun luput dari hantaman keras pesawat, namun mereka mengaku syok berat karena kejadian hanya berjarak tidak lebih dari 50 meter ke tempat mereka sekarang tinggal di hotel tersebut. Pengakuan salah seorang pengungsi, getaran tanah dan suara ledakan keras membuat seluruh penghuni menjerit dan berhamburan keluar.

“Saya dengar, saya lihat ada jatuh pesawat,” kata salah seorang pengungsi Bangladesh bernama Mas’ud ketika ditemui di lokasi pengungsian bersama rekannya yang lain, Rabu (1/7).

Dirinya dan pengungsi yang lain khawatir kalau pesawat mengenai tempat mereka. Sehingga terlihat sedikit ketakutan di wajahnya saat menceritakan bagaimana mereka mendengar kejadian naas tersebut.

“Ya, kami semua terkejut, takut dan menjerit,” katanya dengan bahasa Indonesia yang kurang lancar.

Bahkan Mas’ud mengaku badannya masih merasa kurang sehat setelah syok melihat kecelakaan itu, termasuk rekan-rekannya.

Diketahui lokasi kecelakaan pesawat Hercules tersebut di salah satu fasilitas pengobatan tradisional Karo yang kurang lebih sudah 15 tahun membuka usahanya di kawasan Jalan Jamin Ginting itu. Di sisi kanan terdapat perumahan/ruko yang baru berdiri namun belum rampung seluruhnya. Sementara di sisi kiri lokasi kejadian, adah Hotel Beraspati tempat para pengungsi Rohingya ditempatkan.

Sempat ada penolakan oleh sejumlah oknum saat Sumut Pos menyambangi lokasi pengungsi di dalam hotel tersebut. Mereka tidak memperbolehkan wartawan untuk melakukan wawancara pengungsi sebelum ada izin langsung dari petugas Imigrasi.

“Maaf Bang tidak boleh, harus ada izin dari pihak imigrasi. Kami ini cuma pekerja saja,” ujar salah seorang petugas.

“Tadi mereka ada di sini, tetapi mungkin ada di depan,” tambahnya.

Namun saat dicek ke sejumlah ruangan yang dimaksudkan, termasuk kendaraan yang dipakai petugas sampai ke bagian depan hotel, tidak ada satupun petugas imigrasi dimaksud yang bisa ditemui.

Gangguan Sinyal Merambah
ke Pelabuhan Belawan
Di sisi lain, sehari pascamusibah gangguan sinyal selular yang sebelumnya terjadi di sekitar lokasi, kini kian meluas. Bahkan, gangguan sinyal dimaksud telah merambah ke kawasan Pelabuhan Belawan, Rabu (1/7) kemarin.

“Sejak jam 10 pagi sampai siang sinyal selular menurun drastis. Dan, sekitar jam 2 siang baru normal kembali,” ujar Hariadi, karyawan pada salah satu perusahaan pelayaran di Belawan.

Meski penurunan sinyal telekomunikasi tidak sampai menghentikan aktivitas pelayaran kapal. Tapi, hal dimaksud sempat mengganggu hubungan kontak antara kruw kapal saat berlayar di tengah laut.

“Sewaktu kapal di tengah laut memang ada penurunan sinyal, dan komunikasi sempat terganggu. Tapi itu tidak sampai berlangsung lama,” ungkapnya.

Sementara, Humas Syahbandar Pelabuhan Utama Belawan, Munasyir, kondisi itu belum sampai mengganggu operasional pelayaran kapal. “Pelayaran kapal niaga baik yang datang maupun yang berangkat tetap seperti biasa. Jadi masih normal,” katanya.

Atas terjadinya penurunan kekuatan sinyal, pihak Kesyahbandaran Pelabuhan Belawan mengaku belum mengeluarkan imbauan atau peringatan bagi kapal-kapal niaga ataupun perusahaan keagenan pelayaran kapal. (bal/rul/rbb)

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS KASAU saat melihat korban sebelum di berangkatkan ke daerah masing masing saat masih di di Lanud Soewondo Medan, Rabu 1/7
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
KASAU saat melihat korban sebelum di berangkatkan ke daerah masing masing saat masih di di Lanud Soewondo Medan, Rabu 1/7

SUMUTPOS.CO- Tragedi jatuhnya pesawat Hercules Selasa (30/6) siang membuat para pengungsi Rohingya asal Myanmar dan Bangladesh merasa syok. Pasalnya lokasi kejadian tepat di sebelah Hotel Beraspati, tempat para warga asing tersebut ditampung saat ini.

Meskipun luput dari hantaman keras pesawat, namun mereka mengaku syok berat karena kejadian hanya berjarak tidak lebih dari 50 meter ke tempat mereka sekarang tinggal di hotel tersebut. Pengakuan salah seorang pengungsi, getaran tanah dan suara ledakan keras membuat seluruh penghuni menjerit dan berhamburan keluar.

“Saya dengar, saya lihat ada jatuh pesawat,” kata salah seorang pengungsi Bangladesh bernama Mas’ud ketika ditemui di lokasi pengungsian bersama rekannya yang lain, Rabu (1/7).

Dirinya dan pengungsi yang lain khawatir kalau pesawat mengenai tempat mereka. Sehingga terlihat sedikit ketakutan di wajahnya saat menceritakan bagaimana mereka mendengar kejadian naas tersebut.

“Ya, kami semua terkejut, takut dan menjerit,” katanya dengan bahasa Indonesia yang kurang lancar.

Bahkan Mas’ud mengaku badannya masih merasa kurang sehat setelah syok melihat kecelakaan itu, termasuk rekan-rekannya.

Diketahui lokasi kecelakaan pesawat Hercules tersebut di salah satu fasilitas pengobatan tradisional Karo yang kurang lebih sudah 15 tahun membuka usahanya di kawasan Jalan Jamin Ginting itu. Di sisi kanan terdapat perumahan/ruko yang baru berdiri namun belum rampung seluruhnya. Sementara di sisi kiri lokasi kejadian, adah Hotel Beraspati tempat para pengungsi Rohingya ditempatkan.

Sempat ada penolakan oleh sejumlah oknum saat Sumut Pos menyambangi lokasi pengungsi di dalam hotel tersebut. Mereka tidak memperbolehkan wartawan untuk melakukan wawancara pengungsi sebelum ada izin langsung dari petugas Imigrasi.

“Maaf Bang tidak boleh, harus ada izin dari pihak imigrasi. Kami ini cuma pekerja saja,” ujar salah seorang petugas.

“Tadi mereka ada di sini, tetapi mungkin ada di depan,” tambahnya.

Namun saat dicek ke sejumlah ruangan yang dimaksudkan, termasuk kendaraan yang dipakai petugas sampai ke bagian depan hotel, tidak ada satupun petugas imigrasi dimaksud yang bisa ditemui.

Gangguan Sinyal Merambah
ke Pelabuhan Belawan
Di sisi lain, sehari pascamusibah gangguan sinyal selular yang sebelumnya terjadi di sekitar lokasi, kini kian meluas. Bahkan, gangguan sinyal dimaksud telah merambah ke kawasan Pelabuhan Belawan, Rabu (1/7) kemarin.

“Sejak jam 10 pagi sampai siang sinyal selular menurun drastis. Dan, sekitar jam 2 siang baru normal kembali,” ujar Hariadi, karyawan pada salah satu perusahaan pelayaran di Belawan.

Meski penurunan sinyal telekomunikasi tidak sampai menghentikan aktivitas pelayaran kapal. Tapi, hal dimaksud sempat mengganggu hubungan kontak antara kruw kapal saat berlayar di tengah laut.

“Sewaktu kapal di tengah laut memang ada penurunan sinyal, dan komunikasi sempat terganggu. Tapi itu tidak sampai berlangsung lama,” ungkapnya.

Sementara, Humas Syahbandar Pelabuhan Utama Belawan, Munasyir, kondisi itu belum sampai mengganggu operasional pelayaran kapal. “Pelayaran kapal niaga baik yang datang maupun yang berangkat tetap seperti biasa. Jadi masih normal,” katanya.

Atas terjadinya penurunan kekuatan sinyal, pihak Kesyahbandaran Pelabuhan Belawan mengaku belum mengeluarkan imbauan atau peringatan bagi kapal-kapal niaga ataupun perusahaan keagenan pelayaran kapal. (bal/rul/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/