Pelaksanaan Imunisasi MR Fase II ini juga dipantau oleh Unicef dan WHO. Dua organisasi dunia ini ingin memastikan pemberian imunisasi berjalan maksimal. “Pelaksanaan dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat Indonesia, dibantu Unicef dan WHO sebagai Tim pendukung dan pemantau pelaksanaan kampanye MR di Indonesia. Mereka ingin memastikan pelaksanaannya maksimal, setidaknya jatuh di angka presentase 95 persen,” ujarnya.
Soal sekolah-sekolah yang enggan mengikuti imunisasi MR ini pihaknya akan melakukan advokasi dan mediasi. “Jika pihak sekolah tidak mau, maka akan kita advokasi bersama dinas terkait di tiap kabupaten/kota dan lintas sektoral. Intinya program ini untuk menciptakan anak-anak Indonesia yang kebali terhadap Campak dan Rubella,” sebutnya.
Campak dan Rubella merupakan penyakit yang mematikan. Untuk campak, sekitar 300 anak mati tiap hari di dunia. Sementara Rubella, penyakit yang sangat mematikan bilang menyerang janin. “Bagi ibu mengandung yang terserang Rubella, janin yang dikandungnya akan mengalami kerusakan. Itulah yang bakal menyebabkan kebocoran jantung, pengapuran pada otak, katarak dan keterlambatan pertumbuhan,” paparnya.
Dua penyakit tersebut tidak ada obat dan tidak bisa diperbaiki. Cara paling ampuh adalah dengan imunisasi. “Oleh karena itu kita harap dukungan seluruh elemen masyarakat dan pihak terkait agar pelaksanaan Imunisasi MR berhasil di Sumut,” pungkas Suhadi. (dvs/ila)