26.7 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

SAR Medan dan Malaysia Latihan Tanggap Bencana

Foto: M Idris/Sumut Pos
Kepala Kantor SAR Medan Toto dan SAR Malaysia M Ishaq (kemeja putih) sedang melakukan koordinasi dalam latihan bersama tanggap bencana wilayah perbatasan kedua negara, Rabu (1/8).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Badan SAR Nasional (Basarnas) melalui Kantor SAR Kota Medan menggelar latihan bersama dengan SAR Malaysia, di Kantor SAR Medan Jalan Jamin Ginting, Rabu (1/8). Latihan itu digelar untuk mengasah kemampuan tanggap bencana di wilayah perbatasan.

Dalam latihan bersama tersebut, selain Kantor SAR Medan, Basarnas dan SAR Malaysia, turut serta dari BMKG, TNI, Polri dan instansi terkait.

Direktur Kesiapsiagaan Basarnas Didi Hamzar mengungkapkan, latihan ini digelar sejak 30 Juli hingga 3 Agustus mendatang. Kebetulan, sekarang digelar di Medan atau Sumut karena terdapat wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia.

Menurut Didi, latihan bersama antar kedua negara ini untuk menguji atau mengasah kemampuan personel SAR yang selama ini sudah berlatih. Dengan begitu, sewaktu-waktu ada bencana bisa langsung tanggap.

“Walaupun sudah terlatih tetapi perlu diuji kemampuan tanggap bencana, baik itu secara internal maupun eksternal. Latihan uji kemampuan ini dalam hal perencanaan mempersiapkan operasi SAR, penggunaan peralatan dan prasarana serta mampu berkoordinasi dengan negara tetangga,” ungkap Didi didampingi Humas Basarnas M Yusuf Latief dan Kepala Kantor SAR Medan Toto.

Diutarakan Didi, melalui latihan ini diharapkan memudahkan pengerahan unsur-unsur operasi SAR. Apabila terjadi kecelakaan pada batas kedua negara, maka masing-masing negara harus membuat security clearence yang nantinya diurus oleh duta besar atau kementerian.

“Jadi ketika terjadi kecelakaan di wilayah perbatasan yakni Selat Malaka, maka unsur SAR terdekat kita yaitu di Tanjung Balai-Asahan langsung terjun ke lapangan. Selain personil, peralatan seperti helikopter, kapal dan lainnya dikerahkan juga setelah dilakukan perencanaan sebelumnya,” terangnya.

Kepala Kantor SAR Medan Toto menambahkan, dengan adanya pelatihan bersama ini ke depannya sudah terbiasa untuk tanggap bencana pada wilayah perbatasan. Artinya, bisa lebih cepat memberikan informasi dan menggelar operasi SAR bersama dalam mengatasi bencana karena sudah saling mengerti apa yang harus dilakukan.

“Kami ingin sinergi kedua negara ini semakin membaik, meningkat dan efektif. Sebab, semakin cepat informasi yang kita sampaikan dalam layanan operasi SAR, maka semakin besar peluang korban terselamatkan. Namun, jika semakin lama waktu informasi yang disampaikan maka semakin kecil peluang korban diselamatkan,” jelasnya.

Toto mengatakan, pada pelatihan ini disimulasikan telah terjadi loss contact terhadap pesawat ATR 72 dengan rute penerbangan Kualanamu Internasional Airport (KNIA) menuju Subang. Pesawat tersebut diperkirakan kehilangan kontak dengan pihak ATC Bandara Kualanamu di Selat Malaka, perbatasan wilayah Indonesia-Malaysia.

“Dari informasi yang diterima pihak bandara, kita menggali kembali dengan menanyakan dimana lokasi, kronologi, data penerbangan dan lainnya. Setelah itu, dilakukan ploting atau kroscek lokasi kejadian di peta. Ternyata, hasilnya diketahui terjadi di wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia,” paparnya.

Oleh sebab itu, lanjut Toto, langkah selanjutnya melakukan koordinasi dengan pihak SAR Malaysia. Sebab, sesuai kesepakatan apabila terjadi kecelakaan di wilayah perbatasan kedua negara, maka dilakukan operasi bersama.

Sementara, mewakili SAR Malaysia M Ishaq mengatakan, latihan bersama ini sangat bermanfaat tentunya bagi kedua negara dalam menghadapi bencana terutama di wilayah perbatasan. “Latihan bersama tanggap bencana ini bukan kali pertama dilakukan, melainkan sebelumnya sudah terjalin. Akan tetapi, dengan latihan ini dapat lebih memperkuat kemampuan dan koordinasi kedua negara,” ujarnya. (ris/ila)

Foto: M Idris/Sumut Pos
Kepala Kantor SAR Medan Toto dan SAR Malaysia M Ishaq (kemeja putih) sedang melakukan koordinasi dalam latihan bersama tanggap bencana wilayah perbatasan kedua negara, Rabu (1/8).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Badan SAR Nasional (Basarnas) melalui Kantor SAR Kota Medan menggelar latihan bersama dengan SAR Malaysia, di Kantor SAR Medan Jalan Jamin Ginting, Rabu (1/8). Latihan itu digelar untuk mengasah kemampuan tanggap bencana di wilayah perbatasan.

Dalam latihan bersama tersebut, selain Kantor SAR Medan, Basarnas dan SAR Malaysia, turut serta dari BMKG, TNI, Polri dan instansi terkait.

Direktur Kesiapsiagaan Basarnas Didi Hamzar mengungkapkan, latihan ini digelar sejak 30 Juli hingga 3 Agustus mendatang. Kebetulan, sekarang digelar di Medan atau Sumut karena terdapat wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia.

Menurut Didi, latihan bersama antar kedua negara ini untuk menguji atau mengasah kemampuan personel SAR yang selama ini sudah berlatih. Dengan begitu, sewaktu-waktu ada bencana bisa langsung tanggap.

“Walaupun sudah terlatih tetapi perlu diuji kemampuan tanggap bencana, baik itu secara internal maupun eksternal. Latihan uji kemampuan ini dalam hal perencanaan mempersiapkan operasi SAR, penggunaan peralatan dan prasarana serta mampu berkoordinasi dengan negara tetangga,” ungkap Didi didampingi Humas Basarnas M Yusuf Latief dan Kepala Kantor SAR Medan Toto.

Diutarakan Didi, melalui latihan ini diharapkan memudahkan pengerahan unsur-unsur operasi SAR. Apabila terjadi kecelakaan pada batas kedua negara, maka masing-masing negara harus membuat security clearence yang nantinya diurus oleh duta besar atau kementerian.

“Jadi ketika terjadi kecelakaan di wilayah perbatasan yakni Selat Malaka, maka unsur SAR terdekat kita yaitu di Tanjung Balai-Asahan langsung terjun ke lapangan. Selain personil, peralatan seperti helikopter, kapal dan lainnya dikerahkan juga setelah dilakukan perencanaan sebelumnya,” terangnya.

Kepala Kantor SAR Medan Toto menambahkan, dengan adanya pelatihan bersama ini ke depannya sudah terbiasa untuk tanggap bencana pada wilayah perbatasan. Artinya, bisa lebih cepat memberikan informasi dan menggelar operasi SAR bersama dalam mengatasi bencana karena sudah saling mengerti apa yang harus dilakukan.

“Kami ingin sinergi kedua negara ini semakin membaik, meningkat dan efektif. Sebab, semakin cepat informasi yang kita sampaikan dalam layanan operasi SAR, maka semakin besar peluang korban terselamatkan. Namun, jika semakin lama waktu informasi yang disampaikan maka semakin kecil peluang korban diselamatkan,” jelasnya.

Toto mengatakan, pada pelatihan ini disimulasikan telah terjadi loss contact terhadap pesawat ATR 72 dengan rute penerbangan Kualanamu Internasional Airport (KNIA) menuju Subang. Pesawat tersebut diperkirakan kehilangan kontak dengan pihak ATC Bandara Kualanamu di Selat Malaka, perbatasan wilayah Indonesia-Malaysia.

“Dari informasi yang diterima pihak bandara, kita menggali kembali dengan menanyakan dimana lokasi, kronologi, data penerbangan dan lainnya. Setelah itu, dilakukan ploting atau kroscek lokasi kejadian di peta. Ternyata, hasilnya diketahui terjadi di wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia,” paparnya.

Oleh sebab itu, lanjut Toto, langkah selanjutnya melakukan koordinasi dengan pihak SAR Malaysia. Sebab, sesuai kesepakatan apabila terjadi kecelakaan di wilayah perbatasan kedua negara, maka dilakukan operasi bersama.

Sementara, mewakili SAR Malaysia M Ishaq mengatakan, latihan bersama ini sangat bermanfaat tentunya bagi kedua negara dalam menghadapi bencana terutama di wilayah perbatasan. “Latihan bersama tanggap bencana ini bukan kali pertama dilakukan, melainkan sebelumnya sudah terjalin. Akan tetapi, dengan latihan ini dapat lebih memperkuat kemampuan dan koordinasi kedua negara,” ujarnya. (ris/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/