26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Hotel Soechi Resmi Jadi Tempat Isolasi, Biaya Gratis, Sediakan Pusat Kebugaran

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wali Kota Medan, Bobby Nasution, meresmikan gedung Eks Hotel Soechi di Jalan Cirebon, Medan Kota, sebagai tempat isolasi terpadu bagi pasien Covid-19 di Kota Medan dengan kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) hingga pasien dengan gejala ringan, Minggu (1/8). Ada 240 kamar disediakan, serta tempat berjemur dan pusat kebugaran. Soal biaya, Pemko Medan menggratiskannya.

EKS Hotel Soechi: Wali Kota Medan, Bobby Nasution, melihat situasi dari luar gedung eks Hotel Soechi di Jalan Cirebon Medan, usai meresmikan eks hotel itu sebagai tempat isolasi terpadu bagi pasien Covid-19 di Kota Medan.istimewa/sumutpos.

“Ini (tempat) isolasi terpusat yang dimiliki oleh Pemko Medan. Sampai saat ini sudah ada dua lokasi isolasi terpusat di Kota Medan, yang hari ini (kemarin,Red) kita lihat persiapan terakhirnya sebelum benar-benar difungsikan sebagai lokasi isolasi terpadu,” ucap Bobby.

Bahkan sejak dibuka kemarin, kata Bobby, bekas hotel berbintang empat tersebut sudah langsung ditempati oleh 10 orang pasien Covid-19 untuk melakukan isolasi. Dan untuk itu, eks gedung Hotel Soechi sudah dilengkapi dengan peralatan medis yang mumpuni serta SDM yang berkompeten dibidangnya.

“Tadi kita lihat sama-sama untuk perlengkapan medis, sumber daya sudah meningkat semua. Untuk yang isolasi sudah ada yang mendaftar, secara pribadi itu ada 10 orang, itu belum termasuk yang kita wajibkan. Dan ini kita harapkan ke depannya bisa lebih baik fasilitasnya. Ini mudah-mudahan fasilitas nya kita buat sebaik mungkin, kamarnya se steril mungkin,” ujarnya.

Bobby juga mengatakan, masyarakat Kota Medan tidak perlu khawatir, terutama soal biaya bila ingin menjalani isolasi mandiri di gedung tersebut. Sebab, seluruh biaya selama masa isolasi di gedung Eks Hotel Soechi Medan ditanggung sepenuhnya oleh Pemko Medan.

“Biayanya gratis, tidak ada sama sekali biaya di sini, semua makan, vitamin, obat, kita sediakan. Obat-obatan lengkap di sini, antivirus, vitamin, yang kita butuhkan khusus untuk pasien di sini. Obat-obatannya tidak boleh dibeli oleh orang di luar. Jadi apoteknya di sini hanya untuk apotek internal saja,” katanya.

Bobby kembali menerangkan, kriteria pasien yang dapat melakukan isolasi di gedung Eks Hotel Soechi adalah pasien dengan kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) hingga pasien dengan kategori gajala ringan. “Yang kita utamakan di sini adalah yang gejala ringan, sedang, dan OTG. Kenapa OTG ini kita isolasi? Karena yang OTG inilah yang kemungkinan besar berperan dalam penyebaran Covid-19,” terangnya.

Menurutnya, selama ini proses isolasi yang dilakukan pasien OTG tidak berlangsung efektif jika hanya dilakukan di rumah. Pasalnya, pasien OTG biasanya tidak bertahan bila diisolais di rumah. Saat isolasi baru berlangsung satu atau dua hari, biasanya pasien OTG telah keluar rumah karena merasa bosan. “Ditambah sekarang bisa makan di tempat (rumah makan) 20 menit, karena tidak ada bedanya yang OTG ini sama yang sehat. Jadi kita fokuskan ke yang OTG ini. Untuk yang bisa daftar di sini masyarakat bebas, silakan, tadi sudah ada call centrenya,” ungkapnya.

Dirincikan Bobby, Pemko Medan telah menyiapkan 240 kamar pada gedung Eks Hotel Soechi Medan yang terletak di Jalan Cirebon, Kecamatan Medan Kota tersebut. Dan, 240 kamar itu, semuanya sudah dapat mulai difungsikan untuk kamar isolasi pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan OTG.”Kapasitasnya di sini ada 240 kamar, itu kan kamar kita dulu bekas hotel, jadi jenis kamarnya bermacam-macam,” rincinya.

Namun meskipun ada 240 kamar, daya tampung untuk isolasi pasien Covid-19 di Eks Hotel Soechi bisa lebih banyak, karena masing-masing kamar bisa menampung lebih dari satu pasien.”Jadi nanti kita lihat berapa jumlah anggota keluarga yang ingin mengikuti isolasi terpusat. Karena sekarang kita mengikuti pedoman PPKM mikro itukan ada klaster keluarga, pasti ada dalam satu keluarga ada tiga yang kena, suami, istri dan anak. Mereka bisa satu kamar semua, jadi tidak dipisah-pisah. Jadi walaupun 240 kamar, nanti bisa menampung pasien lebih dari dua orang walaupun dia satu keluarga,” sebut Bobby.

Selain itu, di lokasi isolasi terpusat (isoter) milik Pemko Medan tersebut, Pemko Medan juga menyediakan fasilitas olahraga dan tempat bekas kolam renang sebagai tempat untuk pasien berjemur. “Fasilitas kebugaran juga ada, karena Covid ini bukan hanya kita minum obat kita minum vitamin, tapi yang terpenting adalah imun kita dan perasaan hati kita. Senang, gembira dan masih bisa merasakan hawa dari luar. Katanya kalau di sini dikurung, tidak, di sini masih bisa merasakan matahari. Lantai 5 ada kolam renang, walaupun belum bisa dipakai tapi gemercik air itu bisa untuk merilekskan pikiran sedikit,” tuturnya.

Untuk itu, Bobby kembali mengatakan, bahwa pihaknya menerima seluas-luasnya masyarakat Kota Medan dengan status OTG ataupun pasien dengan gejala ringan untuk datang langsung ke eks Hotel Soechi dan mengikuti prosedur penanganan yang berlaku.”Saya sampaikan bagi masyarakat yang mau datang sendiri untuk melakukan isolasi di sini silakan,” katanya.

Terkait adanya 7 lingkungan dengan status zona merah di Kota Medan, Bobby memastikan jika nantinya warga yang terkonfirmasi positif dan sedang menjalani isolasi di 7 lingkungan tersebut akan dipindahkan ke lokasi isolasi terpusat di gedung Eks Hotel Soechi. Pasalnya, orang-orang tersebut masuk dalam kriteria wajib isolasi di tempat yang sudah disediakan.

“Saat ini ada 7 lingkungan yang diisolasi, saya sampaikan mereka masuk ke dalam kriteria wajib isolasi di lokasi yang sudah kita sediakan,” ungkapnya.

Selain lingkungan yang berstatus zona merah, Bobby juga menuturkan bahwa lingkungan dengan zona orange yang bertahan di status tersebut selama lebih dari satu bulan lebih juga diwajibkan untuk diisolasi di Eks Hotel Soechi.

Ke depannya, Pemko Medan akan berkoordinasi dengan Lurah dan Camat terkait warga Medan yang ingin mendapatkan akses lokasi isolasi. “Nanti ke depan melalui Lurah dan Camat akan kita minta supaya warga yang mau isolasi itu dibawa ke sini (eks Hotel Soechi), jadi warga juga bisa lapor ke Kepling atau ke Lurah biar diarahkan ke lokasi isolasi di eks Hotel Soechi,” pungkasnya.

Sementara itu, Penanggungjawab Penanganan Pasien Isolasi di gedung Eks Hotel Soechi Medan, dr Reynaldi menuturkan, saat ini kamar yang disiapkan di gedung tersebut sudah disesuaikan dengan kebutuhan isolasi mandiri. “Selama perawatan kita juga sudah siapkan kebutuhan-kebutuhannya mulai dari gizi, terapi pharmatologist dan kebutuhan latihan fisiknya. Di sini semua sudah disediakan fasilitas olahraga, gizinya, tenaga medis juga stanby 24 jam,” tuturnya.

Dokter Reynaldi juga menambahkan, beberapa prosedur dalam penanganan pasien di eks Hotel Soechi juga sudah disiapkan untuk masing-masing kondisi pasien. Saat pendaftaran, pihaknya sudah menetapkan prosedur yang akan dilakukan bagi masing-masing pasien yang telah mendaftar dan akan masuk. “Jadi pasien yang datang akan dikategorikan berdasarkan kegawatdaruratannya. Karena kita tidak menutup kemungkinan, ada orang sekitar sini yang darurat kondisinya kita akan bantu,” tambahnya.

Selain itu, sambung dr Reynaldi, pihaknya juga membagi pasien yang datang berdasarkan kategori kasus, yakni kategori suspek, kontak erat, ataupun yang terkonfirmasi positif Covid-19. “Kedua dari segi terkonfirmasi atau tidak, kita juga menerima itu nanti ada tiga kategori, suspek, kontak erat dan terkonfirmasi. Itu ada protokolnya masing-masing yang sudah kita tetapkan. Prinsipnya masyarakat datang, kita akan bantu dulu atasi masalahnya, lalu kita tentukan langkah selanjutnya,” paparnya.

Selain itu, dr Reynaldi yang juga merupakan Direktur Utama RS Royal Prima Marelan ini mengungkapkan beberapa langkah atau cara untuk pasien Covid-19 dapat menjalani isolasi di eks Hotel Soechi.

“Seperti yang saya bilang tadi, pertama tentu kita melayani berdasarkan prinsip kegawatdaruratannya. Jadi misalnya ada masyarakat yang datang, kondisinya sangat darurat yang kita pasti bantu. Bagi masyarakat yang misalnya tidak gejala berat, bisa datang dengan membawa (kartu) identitas terutama,” ungkapnya.

Reynaldi menjelaskan, di lokasi isolasi terpusat pada gedung eks Hotel Soechi tersebut, pihaknya telah menyediakan laboratorium khusus untuk skrining serta layanan tes PCR. Hal ini untuk mengantisipasi pasien suspek atapun kontak erat yang belum melakukan tes.

Reynaldi menyebutkan, nantinya setiap pasien dengan gejala berat akan langsung dibawa ke Rumah Sakit khusus yang menangani Covid-19 gejala berat, seperti RSUD Pirngadi dan RSUP Haji Adam Malik dan juga rumah sakit terdekat lainnya.

Artinya, pasien dengan gejala berat tidak akan dirawat secara permenan di eks Hotel Soechi, mengingat fungsinya sebagai tempat isolasi pasien dengan kategori OTG hingga ringan. (map)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wali Kota Medan, Bobby Nasution, meresmikan gedung Eks Hotel Soechi di Jalan Cirebon, Medan Kota, sebagai tempat isolasi terpadu bagi pasien Covid-19 di Kota Medan dengan kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) hingga pasien dengan gejala ringan, Minggu (1/8). Ada 240 kamar disediakan, serta tempat berjemur dan pusat kebugaran. Soal biaya, Pemko Medan menggratiskannya.

EKS Hotel Soechi: Wali Kota Medan, Bobby Nasution, melihat situasi dari luar gedung eks Hotel Soechi di Jalan Cirebon Medan, usai meresmikan eks hotel itu sebagai tempat isolasi terpadu bagi pasien Covid-19 di Kota Medan.istimewa/sumutpos.

“Ini (tempat) isolasi terpusat yang dimiliki oleh Pemko Medan. Sampai saat ini sudah ada dua lokasi isolasi terpusat di Kota Medan, yang hari ini (kemarin,Red) kita lihat persiapan terakhirnya sebelum benar-benar difungsikan sebagai lokasi isolasi terpadu,” ucap Bobby.

Bahkan sejak dibuka kemarin, kata Bobby, bekas hotel berbintang empat tersebut sudah langsung ditempati oleh 10 orang pasien Covid-19 untuk melakukan isolasi. Dan untuk itu, eks gedung Hotel Soechi sudah dilengkapi dengan peralatan medis yang mumpuni serta SDM yang berkompeten dibidangnya.

“Tadi kita lihat sama-sama untuk perlengkapan medis, sumber daya sudah meningkat semua. Untuk yang isolasi sudah ada yang mendaftar, secara pribadi itu ada 10 orang, itu belum termasuk yang kita wajibkan. Dan ini kita harapkan ke depannya bisa lebih baik fasilitasnya. Ini mudah-mudahan fasilitas nya kita buat sebaik mungkin, kamarnya se steril mungkin,” ujarnya.

Bobby juga mengatakan, masyarakat Kota Medan tidak perlu khawatir, terutama soal biaya bila ingin menjalani isolasi mandiri di gedung tersebut. Sebab, seluruh biaya selama masa isolasi di gedung Eks Hotel Soechi Medan ditanggung sepenuhnya oleh Pemko Medan.

“Biayanya gratis, tidak ada sama sekali biaya di sini, semua makan, vitamin, obat, kita sediakan. Obat-obatan lengkap di sini, antivirus, vitamin, yang kita butuhkan khusus untuk pasien di sini. Obat-obatannya tidak boleh dibeli oleh orang di luar. Jadi apoteknya di sini hanya untuk apotek internal saja,” katanya.

Bobby kembali menerangkan, kriteria pasien yang dapat melakukan isolasi di gedung Eks Hotel Soechi adalah pasien dengan kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) hingga pasien dengan kategori gajala ringan. “Yang kita utamakan di sini adalah yang gejala ringan, sedang, dan OTG. Kenapa OTG ini kita isolasi? Karena yang OTG inilah yang kemungkinan besar berperan dalam penyebaran Covid-19,” terangnya.

Menurutnya, selama ini proses isolasi yang dilakukan pasien OTG tidak berlangsung efektif jika hanya dilakukan di rumah. Pasalnya, pasien OTG biasanya tidak bertahan bila diisolais di rumah. Saat isolasi baru berlangsung satu atau dua hari, biasanya pasien OTG telah keluar rumah karena merasa bosan. “Ditambah sekarang bisa makan di tempat (rumah makan) 20 menit, karena tidak ada bedanya yang OTG ini sama yang sehat. Jadi kita fokuskan ke yang OTG ini. Untuk yang bisa daftar di sini masyarakat bebas, silakan, tadi sudah ada call centrenya,” ungkapnya.

Dirincikan Bobby, Pemko Medan telah menyiapkan 240 kamar pada gedung Eks Hotel Soechi Medan yang terletak di Jalan Cirebon, Kecamatan Medan Kota tersebut. Dan, 240 kamar itu, semuanya sudah dapat mulai difungsikan untuk kamar isolasi pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan OTG.”Kapasitasnya di sini ada 240 kamar, itu kan kamar kita dulu bekas hotel, jadi jenis kamarnya bermacam-macam,” rincinya.

Namun meskipun ada 240 kamar, daya tampung untuk isolasi pasien Covid-19 di Eks Hotel Soechi bisa lebih banyak, karena masing-masing kamar bisa menampung lebih dari satu pasien.”Jadi nanti kita lihat berapa jumlah anggota keluarga yang ingin mengikuti isolasi terpusat. Karena sekarang kita mengikuti pedoman PPKM mikro itukan ada klaster keluarga, pasti ada dalam satu keluarga ada tiga yang kena, suami, istri dan anak. Mereka bisa satu kamar semua, jadi tidak dipisah-pisah. Jadi walaupun 240 kamar, nanti bisa menampung pasien lebih dari dua orang walaupun dia satu keluarga,” sebut Bobby.

Selain itu, di lokasi isolasi terpusat (isoter) milik Pemko Medan tersebut, Pemko Medan juga menyediakan fasilitas olahraga dan tempat bekas kolam renang sebagai tempat untuk pasien berjemur. “Fasilitas kebugaran juga ada, karena Covid ini bukan hanya kita minum obat kita minum vitamin, tapi yang terpenting adalah imun kita dan perasaan hati kita. Senang, gembira dan masih bisa merasakan hawa dari luar. Katanya kalau di sini dikurung, tidak, di sini masih bisa merasakan matahari. Lantai 5 ada kolam renang, walaupun belum bisa dipakai tapi gemercik air itu bisa untuk merilekskan pikiran sedikit,” tuturnya.

Untuk itu, Bobby kembali mengatakan, bahwa pihaknya menerima seluas-luasnya masyarakat Kota Medan dengan status OTG ataupun pasien dengan gejala ringan untuk datang langsung ke eks Hotel Soechi dan mengikuti prosedur penanganan yang berlaku.”Saya sampaikan bagi masyarakat yang mau datang sendiri untuk melakukan isolasi di sini silakan,” katanya.

Terkait adanya 7 lingkungan dengan status zona merah di Kota Medan, Bobby memastikan jika nantinya warga yang terkonfirmasi positif dan sedang menjalani isolasi di 7 lingkungan tersebut akan dipindahkan ke lokasi isolasi terpusat di gedung Eks Hotel Soechi. Pasalnya, orang-orang tersebut masuk dalam kriteria wajib isolasi di tempat yang sudah disediakan.

“Saat ini ada 7 lingkungan yang diisolasi, saya sampaikan mereka masuk ke dalam kriteria wajib isolasi di lokasi yang sudah kita sediakan,” ungkapnya.

Selain lingkungan yang berstatus zona merah, Bobby juga menuturkan bahwa lingkungan dengan zona orange yang bertahan di status tersebut selama lebih dari satu bulan lebih juga diwajibkan untuk diisolasi di Eks Hotel Soechi.

Ke depannya, Pemko Medan akan berkoordinasi dengan Lurah dan Camat terkait warga Medan yang ingin mendapatkan akses lokasi isolasi. “Nanti ke depan melalui Lurah dan Camat akan kita minta supaya warga yang mau isolasi itu dibawa ke sini (eks Hotel Soechi), jadi warga juga bisa lapor ke Kepling atau ke Lurah biar diarahkan ke lokasi isolasi di eks Hotel Soechi,” pungkasnya.

Sementara itu, Penanggungjawab Penanganan Pasien Isolasi di gedung Eks Hotel Soechi Medan, dr Reynaldi menuturkan, saat ini kamar yang disiapkan di gedung tersebut sudah disesuaikan dengan kebutuhan isolasi mandiri. “Selama perawatan kita juga sudah siapkan kebutuhan-kebutuhannya mulai dari gizi, terapi pharmatologist dan kebutuhan latihan fisiknya. Di sini semua sudah disediakan fasilitas olahraga, gizinya, tenaga medis juga stanby 24 jam,” tuturnya.

Dokter Reynaldi juga menambahkan, beberapa prosedur dalam penanganan pasien di eks Hotel Soechi juga sudah disiapkan untuk masing-masing kondisi pasien. Saat pendaftaran, pihaknya sudah menetapkan prosedur yang akan dilakukan bagi masing-masing pasien yang telah mendaftar dan akan masuk. “Jadi pasien yang datang akan dikategorikan berdasarkan kegawatdaruratannya. Karena kita tidak menutup kemungkinan, ada orang sekitar sini yang darurat kondisinya kita akan bantu,” tambahnya.

Selain itu, sambung dr Reynaldi, pihaknya juga membagi pasien yang datang berdasarkan kategori kasus, yakni kategori suspek, kontak erat, ataupun yang terkonfirmasi positif Covid-19. “Kedua dari segi terkonfirmasi atau tidak, kita juga menerima itu nanti ada tiga kategori, suspek, kontak erat dan terkonfirmasi. Itu ada protokolnya masing-masing yang sudah kita tetapkan. Prinsipnya masyarakat datang, kita akan bantu dulu atasi masalahnya, lalu kita tentukan langkah selanjutnya,” paparnya.

Selain itu, dr Reynaldi yang juga merupakan Direktur Utama RS Royal Prima Marelan ini mengungkapkan beberapa langkah atau cara untuk pasien Covid-19 dapat menjalani isolasi di eks Hotel Soechi.

“Seperti yang saya bilang tadi, pertama tentu kita melayani berdasarkan prinsip kegawatdaruratannya. Jadi misalnya ada masyarakat yang datang, kondisinya sangat darurat yang kita pasti bantu. Bagi masyarakat yang misalnya tidak gejala berat, bisa datang dengan membawa (kartu) identitas terutama,” ungkapnya.

Reynaldi menjelaskan, di lokasi isolasi terpusat pada gedung eks Hotel Soechi tersebut, pihaknya telah menyediakan laboratorium khusus untuk skrining serta layanan tes PCR. Hal ini untuk mengantisipasi pasien suspek atapun kontak erat yang belum melakukan tes.

Reynaldi menyebutkan, nantinya setiap pasien dengan gejala berat akan langsung dibawa ke Rumah Sakit khusus yang menangani Covid-19 gejala berat, seperti RSUD Pirngadi dan RSUP Haji Adam Malik dan juga rumah sakit terdekat lainnya.

Artinya, pasien dengan gejala berat tidak akan dirawat secara permenan di eks Hotel Soechi, mengingat fungsinya sebagai tempat isolasi pasien dengan kategori OTG hingga ringan. (map)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/