25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Revitalisasi Tiga Gapura Batas Kota Medan Telah Selesai

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemko Medan melalui Dinas Perumahan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (PKPCKTR) mengklaim telah selesai melakukan revitalisasi pembangunan tiga gapura yang terdapat di tiga pintu masuk Kota Medan.

Adapun ketiga gapura, itu yakni Gapura Batas Kota di Jalan Gatot Subroto (Kampung Lalang), Gapura Batas di Jalan Sisingamangaraja (Amplas), dan Gapura Batas Kota Medan di Jamin Ginting (Tuntungan).

Pemko Medan menegaskan, bahwa pembangunan ketiga Gapura Batas Kota tersebut telah sesuai dengan janji Wali Kota Medan Bobby Nasution dengan tidak menghilangkan sedikitpun identitas etnis lokal yang ada.

“Tidak itu saja, ketiga gapura juga kini sebagai objek rekreasi baru karena dilengkapi dengan taman,” ucap Endar, Selasa (1/8).

Dikatakan Endar, tidak hanya sebagai tanda batas Kota Medan dengan Kabupaten Deliserdang, ketiga gapura itu juga menjadi lambang, etalase sekaligus identitas Kota Medan.

“Dengan mengusung identitas etnis lokal, melalui revitalisasi yang dilakukan ini, Pak Wali ingin menghadirkan etalase sekaligus identitas Kota Medan sejak dari pintu masuk,” ujarnya.

Endar selanjutnya menjelaskan konsep, arti dan makna desain ketiga gapura tersebut. Untuk Gapura Batas Kota Medan di Jalan Gatot Subroto, bagian kepala bervisi ke masa depan (modern), sedangkan bagian kaki dan badan berlandaskan (berakar) budaya.

“Arti dan makna desain, adalah sepasang menara yang membentuk mata panah sebagai lambang kemajuan dalam pembangunan Kota Medan,” ungkap Endar.

Kemudian silloute Istana Maimun dan Masjid Raya melambangkan salah satu kejayaan Tanah Deli dan ikon Kota Medan. Selanjutnya, Keris Melayu melambangkan kekuatan dan persatuan. Lalu, warna emas yang melambangkan keberanian dan keberagaman serta motif Gorga yang melambangkan keberagaman dan kultur Batak.

Untuk Gapura Batas Kota Medan di Jalan Sisingamangaraja Medan Amplas, kata Endar, arti dan makna desainnya tidak jauh berbeda dengan Gapura Batas Kota Medan Pinang Baris.

Dikatakannya, gapura tersebut memiliki sepasang menara yang membentuk mata panah untuk melambangkan kemajuan dalam pembangunan Kota Medan. Kemudian, silloute Istana Maimun dan Masjid Raya sebagai salah satu lambang kejayaan Tanah Deli dan ikon Kota Medan.

“Kemudian, keris Melayu melambangkan kekuatan dan persatuan. Lalu, warna merah ulos melambangkan keberanian dan keberagaman kultur serta motif gorga melambangkan keberagaman kultur,” tuturnya.

Sedangkan Gapura Batas Kota Medan Tuntungan, sambung Endar, memiliki penyajian sopo angin dan tumbuk lada yang mengedepankan identitas etnis Karo dan Melayu reduksi.

“Gapura di Medan Tuntungan ini dilengkapi dengan taman persimpangan yang terintegrasi dengan adanya perkerasan, penghijauan serta adanya elemen vertikal dan dilengkapi dengan bangunan sopo angin sebagai simbol adat Karo,” pungkasnya. (map/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemko Medan melalui Dinas Perumahan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (PKPCKTR) mengklaim telah selesai melakukan revitalisasi pembangunan tiga gapura yang terdapat di tiga pintu masuk Kota Medan.

Adapun ketiga gapura, itu yakni Gapura Batas Kota di Jalan Gatot Subroto (Kampung Lalang), Gapura Batas di Jalan Sisingamangaraja (Amplas), dan Gapura Batas Kota Medan di Jamin Ginting (Tuntungan).

Pemko Medan menegaskan, bahwa pembangunan ketiga Gapura Batas Kota tersebut telah sesuai dengan janji Wali Kota Medan Bobby Nasution dengan tidak menghilangkan sedikitpun identitas etnis lokal yang ada.

“Tidak itu saja, ketiga gapura juga kini sebagai objek rekreasi baru karena dilengkapi dengan taman,” ucap Endar, Selasa (1/8).

Dikatakan Endar, tidak hanya sebagai tanda batas Kota Medan dengan Kabupaten Deliserdang, ketiga gapura itu juga menjadi lambang, etalase sekaligus identitas Kota Medan.

“Dengan mengusung identitas etnis lokal, melalui revitalisasi yang dilakukan ini, Pak Wali ingin menghadirkan etalase sekaligus identitas Kota Medan sejak dari pintu masuk,” ujarnya.

Endar selanjutnya menjelaskan konsep, arti dan makna desain ketiga gapura tersebut. Untuk Gapura Batas Kota Medan di Jalan Gatot Subroto, bagian kepala bervisi ke masa depan (modern), sedangkan bagian kaki dan badan berlandaskan (berakar) budaya.

“Arti dan makna desain, adalah sepasang menara yang membentuk mata panah sebagai lambang kemajuan dalam pembangunan Kota Medan,” ungkap Endar.

Kemudian silloute Istana Maimun dan Masjid Raya melambangkan salah satu kejayaan Tanah Deli dan ikon Kota Medan. Selanjutnya, Keris Melayu melambangkan kekuatan dan persatuan. Lalu, warna emas yang melambangkan keberanian dan keberagaman serta motif Gorga yang melambangkan keberagaman dan kultur Batak.

Untuk Gapura Batas Kota Medan di Jalan Sisingamangaraja Medan Amplas, kata Endar, arti dan makna desainnya tidak jauh berbeda dengan Gapura Batas Kota Medan Pinang Baris.

Dikatakannya, gapura tersebut memiliki sepasang menara yang membentuk mata panah untuk melambangkan kemajuan dalam pembangunan Kota Medan. Kemudian, silloute Istana Maimun dan Masjid Raya sebagai salah satu lambang kejayaan Tanah Deli dan ikon Kota Medan.

“Kemudian, keris Melayu melambangkan kekuatan dan persatuan. Lalu, warna merah ulos melambangkan keberanian dan keberagaman kultur serta motif gorga melambangkan keberagaman kultur,” tuturnya.

Sedangkan Gapura Batas Kota Medan Tuntungan, sambung Endar, memiliki penyajian sopo angin dan tumbuk lada yang mengedepankan identitas etnis Karo dan Melayu reduksi.

“Gapura di Medan Tuntungan ini dilengkapi dengan taman persimpangan yang terintegrasi dengan adanya perkerasan, penghijauan serta adanya elemen vertikal dan dilengkapi dengan bangunan sopo angin sebagai simbol adat Karo,” pungkasnya. (map/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/