25.6 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Jokowi Rawan Dibajak Golkar

FOTO:HENDRA EKA/JAWA POS Ketua Umum Partai Golkar terpilih, Setya Novanto (kanan) mendapatkan selamat dari saingannya Ade Komarudin usai pemilihan Ketua Umum Partai Golkar di Bali Nusa Dua Convention Centre, Bali. 17 Mei 2016.
FOTO:HENDRA EKA/JAWA POS
Ketua Umum Partai Golkar terpilih, Setya Novanto (kanan) mendapatkan selamat dari saingannya Ade Komarudin usai pemilihan Ketua Umum Partai Golkar di Bali Nusa Dua Convention Centre, Bali. 17 Mei 2016.

SUMUTPOS.CO – Pergerakan politik nasional pasca-Munaslub Partai Golkar berlangsung dinamis dan cepat. Belum genap hitungan sepekan, Golkar di bawah komando Setya Novanto pagi-pagi memberikan dukungan pada Presiden Jokowi untuk Pemilu 2019.  Manuver ini menohok PDIP mengingat partainya Jokowi ini malah belum menyatakan sikap apapun. Apakah ini sinyal Jokowi akan ‘dibajak?

SIKAP politik Golkar sebagai partai tertua ini tentunya mengejutkan publik. Selain Jokowi bukan kader Partai Golkar, langkah Golkar ini mengingatkan gaya Golkar era Orde Baru dulu. Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto memiliki alasan mengapa partai yang ia pimpin pagi-pagi memberi dukungan kepada Jokowi untuk maju kembali di Pemilu 2019 yang masih tiga tahun lagi itu.

 

Menurut bekas Ketua DPR ini, sepanjang publik masih menginginkan Jokowi sebagai Presiden maka pihaknya akan mendukung penuh.

 

“Sepanjang rakyat mendukung Jokowi untuk menjadi presiden, maka saya selaku Ketua Umum Partai Golkar, saya akan mendukung dan membela Jokowi,” ujarnya di Gedung DPR, Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Kamis (19/5).

 

Lebih lanjut Ketua Fraksi Partai Golkar ini menyebutkan sesuai jargon yang dimiliki partai berlambang beringin itu yakni ‘Suara Rakyat Suara Golkar’, maka konsekwensinya partainya akan mengikuti kehendak publik.

 

“Apapun yang menjadi kehendak rakyat pasti akan didukung Golkar. Dan yang perlu dicatat, yaitu (Pemilu 2019) ini waktunya pendek sekali,” cetus Setnov, demikian ia kerap disapa.

 

Pernyataan Setnov yang pagi-pagi memberi dukungan terhadap pencapresan Jokowi pada 2019 mendatang tentu merupakan lompatan politik yang unik di Partai Golkar. Setidaknya, dalam sejarahnya Partai Golkar pasca-reformasi, penentuan rekrutmen kepemimpinan nasional melalui mekanisme yang berjenjang dan ketat seperti melalui forum Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas).

 

Sebenarnya, pernyataan Setnov memberi dukungan politik terhadap Jokowi bukanlah hal yang mengejutkan. Setidaknya, dukungan Setnov terhadap Jokowi mengonfirmasi langkah ‘intervensi’ pemerintah dalam Munaslub kemarin.

 

Kehadiran Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan atas nama kader Partai Golkar di ajang Munaslub yang secara terang mendukung Setnov terjawab dengan pernyataan politiknya.

 

Langkah lincah Setnov memberi dukungan pada Jokowi tentu memberi dampak politik baik bagi Jokowi, Golkar dan kontalasi politik nasional hingga 2019 mendatang. Fakta ini secara linier bakal mendinamisasi relasi Jokowi dan PDI Perjuangan (PDIP) yang sejak awal diilustrasikan tidak harmonis.

 

Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno menilai terpilihnya Setya Novanto sebagai Ketua Umum Golkar juga merupakan rahmat buat partainya. Meski demikian politikus senior ini menyatakan tidak takut Jokowi akan ikut di Pemilihan Presiden 2019 menggunakan perahu Golkar.

 

“Kami tidak takut Jokowi nantinya diusung Golkar, sebab rakyat tahu DNA Jokowi itu marhaenis. Jadi jangan dikira PDIP akan deg-degan, nggak bisa tidur kalau Golkar mengusung Jokowi,” tegas Hendrawan, di Gedung DPR, Senayan Jakarta, Kamis (19/5).

 

Lebih lanjut disebutkan, hasil munaslub partai berlambang pohon beringin ini, merupakan aktulisasi dari sikap Golkar menghadapi pemilu presiden pada tahun 2019.

 

“Hasil munaslub Golkar yang memilih figur kalem sebagai ketua umum sudah menunjukkan arah politik Golkar. Ini memperjelas sikap Golkar untuk bergandengan dengan Jokowi kalau maju di Pilpres 2019,” ungkap anggota Komisi XI DPR ini.

 

Hendrawan juga menyebut adanya persamaan antara Presiden Jokowi dengan Novanto. “Chemistry Pak Novanto dengan Pak Jokowi ini ada, mereka sama-sama mengutamakan kerja ketimbang nyari-nyari salah orang,” ungkapnya.

 

Saat kunjungan ke DPR untuk diskusi ‘Quo Vadis Golkar di Parlemen dan Pemerintahan’, Kamis (19/5), Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto kembali memastikan akan mendukung Presiden Jokowi dalam menjalankan program-program yang dijalankan oleh presiden.

 

Tak hanya saat ini, bekas Ketua DPR yang akrab dipanggil Setnov ini meyakinkan akan mendukung Presiden Jokowi di Pemilihan Presiden 2019 jika rakyat Indonesia masih menginginkan Jokowi menjadi Presiden.

 

“Sepanjang rakyat mendukung Presiden Jokowi tahun 2019, saya selaku Ketua Umum bukan hanya membela tapi mendukung Jokowi,” ujarnya.

 

Setnov menambahkan bahwa misinya sebagai Ketua Umum akan membuat Partai Golkar bekerjasama dengan pemerintah. Dalam misinya tersebut, Setnov menyakinkan siapapun anggota partai baik di parlemen dan DPR akan ikut mendukung Presiden Jokowi.

 

FOTO:HENDRA EKA/JAWA POS Ketua Umum Partai Golkar terpilih, Setya Novanto (kanan) mendapatkan selamat dari saingannya Ade Komarudin usai pemilihan Ketua Umum Partai Golkar di Bali Nusa Dua Convention Centre, Bali. 17 Mei 2016.
FOTO:HENDRA EKA/JAWA POS
Ketua Umum Partai Golkar terpilih, Setya Novanto (kanan) mendapatkan selamat dari saingannya Ade Komarudin usai pemilihan Ketua Umum Partai Golkar di Bali Nusa Dua Convention Centre, Bali. 17 Mei 2016.

SUMUTPOS.CO – Pergerakan politik nasional pasca-Munaslub Partai Golkar berlangsung dinamis dan cepat. Belum genap hitungan sepekan, Golkar di bawah komando Setya Novanto pagi-pagi memberikan dukungan pada Presiden Jokowi untuk Pemilu 2019.  Manuver ini menohok PDIP mengingat partainya Jokowi ini malah belum menyatakan sikap apapun. Apakah ini sinyal Jokowi akan ‘dibajak?

SIKAP politik Golkar sebagai partai tertua ini tentunya mengejutkan publik. Selain Jokowi bukan kader Partai Golkar, langkah Golkar ini mengingatkan gaya Golkar era Orde Baru dulu. Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto memiliki alasan mengapa partai yang ia pimpin pagi-pagi memberi dukungan kepada Jokowi untuk maju kembali di Pemilu 2019 yang masih tiga tahun lagi itu.

 

Menurut bekas Ketua DPR ini, sepanjang publik masih menginginkan Jokowi sebagai Presiden maka pihaknya akan mendukung penuh.

 

“Sepanjang rakyat mendukung Jokowi untuk menjadi presiden, maka saya selaku Ketua Umum Partai Golkar, saya akan mendukung dan membela Jokowi,” ujarnya di Gedung DPR, Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Kamis (19/5).

 

Lebih lanjut Ketua Fraksi Partai Golkar ini menyebutkan sesuai jargon yang dimiliki partai berlambang beringin itu yakni ‘Suara Rakyat Suara Golkar’, maka konsekwensinya partainya akan mengikuti kehendak publik.

 

“Apapun yang menjadi kehendak rakyat pasti akan didukung Golkar. Dan yang perlu dicatat, yaitu (Pemilu 2019) ini waktunya pendek sekali,” cetus Setnov, demikian ia kerap disapa.

 

Pernyataan Setnov yang pagi-pagi memberi dukungan terhadap pencapresan Jokowi pada 2019 mendatang tentu merupakan lompatan politik yang unik di Partai Golkar. Setidaknya, dalam sejarahnya Partai Golkar pasca-reformasi, penentuan rekrutmen kepemimpinan nasional melalui mekanisme yang berjenjang dan ketat seperti melalui forum Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas).

 

Sebenarnya, pernyataan Setnov memberi dukungan politik terhadap Jokowi bukanlah hal yang mengejutkan. Setidaknya, dukungan Setnov terhadap Jokowi mengonfirmasi langkah ‘intervensi’ pemerintah dalam Munaslub kemarin.

 

Kehadiran Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan atas nama kader Partai Golkar di ajang Munaslub yang secara terang mendukung Setnov terjawab dengan pernyataan politiknya.

 

Langkah lincah Setnov memberi dukungan pada Jokowi tentu memberi dampak politik baik bagi Jokowi, Golkar dan kontalasi politik nasional hingga 2019 mendatang. Fakta ini secara linier bakal mendinamisasi relasi Jokowi dan PDI Perjuangan (PDIP) yang sejak awal diilustrasikan tidak harmonis.

 

Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno menilai terpilihnya Setya Novanto sebagai Ketua Umum Golkar juga merupakan rahmat buat partainya. Meski demikian politikus senior ini menyatakan tidak takut Jokowi akan ikut di Pemilihan Presiden 2019 menggunakan perahu Golkar.

 

“Kami tidak takut Jokowi nantinya diusung Golkar, sebab rakyat tahu DNA Jokowi itu marhaenis. Jadi jangan dikira PDIP akan deg-degan, nggak bisa tidur kalau Golkar mengusung Jokowi,” tegas Hendrawan, di Gedung DPR, Senayan Jakarta, Kamis (19/5).

 

Lebih lanjut disebutkan, hasil munaslub partai berlambang pohon beringin ini, merupakan aktulisasi dari sikap Golkar menghadapi pemilu presiden pada tahun 2019.

 

“Hasil munaslub Golkar yang memilih figur kalem sebagai ketua umum sudah menunjukkan arah politik Golkar. Ini memperjelas sikap Golkar untuk bergandengan dengan Jokowi kalau maju di Pilpres 2019,” ungkap anggota Komisi XI DPR ini.

 

Hendrawan juga menyebut adanya persamaan antara Presiden Jokowi dengan Novanto. “Chemistry Pak Novanto dengan Pak Jokowi ini ada, mereka sama-sama mengutamakan kerja ketimbang nyari-nyari salah orang,” ungkapnya.

 

Saat kunjungan ke DPR untuk diskusi ‘Quo Vadis Golkar di Parlemen dan Pemerintahan’, Kamis (19/5), Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto kembali memastikan akan mendukung Presiden Jokowi dalam menjalankan program-program yang dijalankan oleh presiden.

 

Tak hanya saat ini, bekas Ketua DPR yang akrab dipanggil Setnov ini meyakinkan akan mendukung Presiden Jokowi di Pemilihan Presiden 2019 jika rakyat Indonesia masih menginginkan Jokowi menjadi Presiden.

 

“Sepanjang rakyat mendukung Presiden Jokowi tahun 2019, saya selaku Ketua Umum bukan hanya membela tapi mendukung Jokowi,” ujarnya.

 

Setnov menambahkan bahwa misinya sebagai Ketua Umum akan membuat Partai Golkar bekerjasama dengan pemerintah. Dalam misinya tersebut, Setnov menyakinkan siapapun anggota partai baik di parlemen dan DPR akan ikut mendukung Presiden Jokowi.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/