31 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Dinsos Medan Antarkan Kakek Tua yang Telantar di Halte Fly Over Amplas ke Tongging

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masyarakat Kota Medan tentu masih ingat dengan kakek tua yang ditemukan telantar di Halte Bus Jalan Sisingamangaraja Kota Medan, tepatnya di depan Fly Over Amplas, pada 16 November 2020 lalu. Saat ini, pria yang diketahui bernama Hasan Basri Naibaho (70) itu telah diantar kepada keluarganya di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Dia disebut akan tinggal di rumah keluarga dari istrinya, karena mengaku tak lagi memiliki keluarga.

ANTAR: Jajaran Dinsos Kota Medan saat mengantar Hasan Basri Naibaho ke keluarganya di Desa Tongging, Merek, Karo, Selasa (1/12).
ANTAR: Jajaran Dinsos Kota Medan saat mengantar Hasan Basri Naibaho ke keluarganya di Desa Tongging, Merek, Karo, Selasa (1/12).

“Alhamdulillah tadi pagi (kemairn, red) pukul 09.30 WIB, pihak keluarga sudah menerima Hasan Basri untuk dirawat dan tinggal bersama mereka. Saat penyerahan turut dihadiri kepala desa setempat dan dibuat berita acara penyerahan. Itu rumah keluarga istrinya, istrinya sendiri sudah meninggal,” ungkap Kepala Dinas Sosial Kota Medan, Endar Lubis, Selasa (1/12).

Dalam kesempatan itu, Endar pun menjelaskan duduk persoalan yang terjadi, termasuk soal tersiarnya kabar, pria uzur itu sempat ditemukan telantar di kawasan Kabupaten Simalungun, tepatnya di Jalinsum Parapat.

“Kami jelaskan, yang bersangkutan ini awalnya ada laporan dari masyarakat kepada kami pada Senin, 16 November. Ada seorang warga telantar di halte bus dekat Fly Over Amplas,” tuturnya.

Berdasarkan laporan tersebut, lanjut Endar, petugas Dinas Sosial Kota Medan pun melakukan penjemputan bersama Lurah Timbangdeli, untuk dibawa dan dirawat ke RS Bina Kasih Kota Medan. Setelah mendapatkan perawatan, pada 17 November, pihak RS Bina Kasih menghubungi Dinas Sosial Kota Medan untuk melakukan penjemputan, karena sudah selesai dilakukan operasi dan perawatan.

“Petugas kami selanjutnya mengecek, ternyata secara kasat mata belum sehat betul. Sehingga belum bisa dibawa. Pada 27 November pihak rumah sakit kembali menghubungi kami, agar yang bersangkutan dijemput. Berdasarkan keterangan Hasan Basri, dia tidak memiliki keluarga dan meminta diantar kembali ke halte bus dekat Fly Over Amplas,” katanya.

Menurut keterangan Hasan Basri, ada tukang becak yang akan menjemputnya. Petugas Dinas Sosial Kota Medan pun menunggunya sampai pukul 24.00 WIB, namun yang ditunggu tak kunjung datang. Saat ingin membawa Hasan Basri ke tempat penampungan sementara, dia pun menolaknya dan memilih bertahan di halte.

“Rupanya besoknya pegawai mengecek lagi ke situ, tapi tetap belum ketemu. Belakangan dengar kabar, Hasan Basri telantar di Simalungun. Kami bingung, kenapa sudah sampai sana dan siapa yang membawanya ke sana?” ujar Endar lagi.

Endar pun ingin menegaskan, jika informasi yang menyebutkan Dinas Sosial Kota Medan telah menelantarkan Hasan Basri adalah tidak benar. Begitu juga dengan informasi RS Bina Kasih telah menelantarkan Hasan Basri, juga merupakan kabar bohong.

“Kami mau meluruskan informasi yang menyebutkan Dinas Sosial menelantarkan Hasan Basri, itu tidak benar. Ada juga yang bilang RS Bina Kasih menelantarkan, itu juga tidak benar. RS Bina Kasih justru merawat yang bersangkutan dengan baik dan kami yang menjemputnya langsung dari sana. Lalu pagi tadi kami sudah mengantarkan Hasan Basri kepada keluarganya di Tongging,” jelasnya.

Terpisah, Anggota Komisi II DPRD Medan, Afif Abdillah mengaku, bahagia mendengar kabar tersebut. Dia menegaskan, sudah seharusnya Pemerintah melindungi dan memelihara warga miskin ataupun warga telantar.

“Ke depannya kami harapkan, semua yang telantar dapat dikembalikan kepada keluarganya,” harapnya.

Sedangkan untuk warga miskin ataupun telantar lainnya yang tidak memiliki keluarga, sehingga tidak tahu akan dikembalikan kepada siapa, Pemerintah wajib menampungnya dan memeliharanya dengan memberikan tempat tinggal berupa tempat penampungan yang layak, dan memberikan kebutuhan pokoknya seperti makanan dan pakaian yang layak.

“Jadi apa yang dilakukan oleh Dinas Sosial Medan itu sudah benar. Kami apresiasi untuk hal itu,” pungkas Afif. (map/saz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masyarakat Kota Medan tentu masih ingat dengan kakek tua yang ditemukan telantar di Halte Bus Jalan Sisingamangaraja Kota Medan, tepatnya di depan Fly Over Amplas, pada 16 November 2020 lalu. Saat ini, pria yang diketahui bernama Hasan Basri Naibaho (70) itu telah diantar kepada keluarganya di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Dia disebut akan tinggal di rumah keluarga dari istrinya, karena mengaku tak lagi memiliki keluarga.

ANTAR: Jajaran Dinsos Kota Medan saat mengantar Hasan Basri Naibaho ke keluarganya di Desa Tongging, Merek, Karo, Selasa (1/12).
ANTAR: Jajaran Dinsos Kota Medan saat mengantar Hasan Basri Naibaho ke keluarganya di Desa Tongging, Merek, Karo, Selasa (1/12).

“Alhamdulillah tadi pagi (kemairn, red) pukul 09.30 WIB, pihak keluarga sudah menerima Hasan Basri untuk dirawat dan tinggal bersama mereka. Saat penyerahan turut dihadiri kepala desa setempat dan dibuat berita acara penyerahan. Itu rumah keluarga istrinya, istrinya sendiri sudah meninggal,” ungkap Kepala Dinas Sosial Kota Medan, Endar Lubis, Selasa (1/12).

Dalam kesempatan itu, Endar pun menjelaskan duduk persoalan yang terjadi, termasuk soal tersiarnya kabar, pria uzur itu sempat ditemukan telantar di kawasan Kabupaten Simalungun, tepatnya di Jalinsum Parapat.

“Kami jelaskan, yang bersangkutan ini awalnya ada laporan dari masyarakat kepada kami pada Senin, 16 November. Ada seorang warga telantar di halte bus dekat Fly Over Amplas,” tuturnya.

Berdasarkan laporan tersebut, lanjut Endar, petugas Dinas Sosial Kota Medan pun melakukan penjemputan bersama Lurah Timbangdeli, untuk dibawa dan dirawat ke RS Bina Kasih Kota Medan. Setelah mendapatkan perawatan, pada 17 November, pihak RS Bina Kasih menghubungi Dinas Sosial Kota Medan untuk melakukan penjemputan, karena sudah selesai dilakukan operasi dan perawatan.

“Petugas kami selanjutnya mengecek, ternyata secara kasat mata belum sehat betul. Sehingga belum bisa dibawa. Pada 27 November pihak rumah sakit kembali menghubungi kami, agar yang bersangkutan dijemput. Berdasarkan keterangan Hasan Basri, dia tidak memiliki keluarga dan meminta diantar kembali ke halte bus dekat Fly Over Amplas,” katanya.

Menurut keterangan Hasan Basri, ada tukang becak yang akan menjemputnya. Petugas Dinas Sosial Kota Medan pun menunggunya sampai pukul 24.00 WIB, namun yang ditunggu tak kunjung datang. Saat ingin membawa Hasan Basri ke tempat penampungan sementara, dia pun menolaknya dan memilih bertahan di halte.

“Rupanya besoknya pegawai mengecek lagi ke situ, tapi tetap belum ketemu. Belakangan dengar kabar, Hasan Basri telantar di Simalungun. Kami bingung, kenapa sudah sampai sana dan siapa yang membawanya ke sana?” ujar Endar lagi.

Endar pun ingin menegaskan, jika informasi yang menyebutkan Dinas Sosial Kota Medan telah menelantarkan Hasan Basri adalah tidak benar. Begitu juga dengan informasi RS Bina Kasih telah menelantarkan Hasan Basri, juga merupakan kabar bohong.

“Kami mau meluruskan informasi yang menyebutkan Dinas Sosial menelantarkan Hasan Basri, itu tidak benar. Ada juga yang bilang RS Bina Kasih menelantarkan, itu juga tidak benar. RS Bina Kasih justru merawat yang bersangkutan dengan baik dan kami yang menjemputnya langsung dari sana. Lalu pagi tadi kami sudah mengantarkan Hasan Basri kepada keluarganya di Tongging,” jelasnya.

Terpisah, Anggota Komisi II DPRD Medan, Afif Abdillah mengaku, bahagia mendengar kabar tersebut. Dia menegaskan, sudah seharusnya Pemerintah melindungi dan memelihara warga miskin ataupun warga telantar.

“Ke depannya kami harapkan, semua yang telantar dapat dikembalikan kepada keluarganya,” harapnya.

Sedangkan untuk warga miskin ataupun telantar lainnya yang tidak memiliki keluarga, sehingga tidak tahu akan dikembalikan kepada siapa, Pemerintah wajib menampungnya dan memeliharanya dengan memberikan tempat tinggal berupa tempat penampungan yang layak, dan memberikan kebutuhan pokoknya seperti makanan dan pakaian yang layak.

“Jadi apa yang dilakukan oleh Dinas Sosial Medan itu sudah benar. Kami apresiasi untuk hal itu,” pungkas Afif. (map/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/