32 C
Medan
Saturday, June 1, 2024

4 Bom Meledak, 4 Dijinakkan

Warga Medan Deli Diteror Usai Perayaan Maulid

MEDAN DELI- Ketenangan warga di Jalan Platina I Lingkungan X Gang Syukur Kelurahan Titipapan, Kecamatan Medan Deli mendadak terusik, Sabtu (2/2) dini hari kemarin. Dua dari tujuh unit bom aktif rakitan meledak di sekitar permukiman mereka. Meski tak ada korban jiwa, dampak dari dentuman bom berdaya ledak rendah (low exsplosive) itu masih menyisakan kepanikan bagi warga setempat.

BUKTI BOM: Polisi mengamankan bom rakitan  meledak  Jalan Platina I Kelurahan Titipapan, Medan Deli, Sabtu (2/2) dini hari.//fachrul rozi/sumut pos
BUKTI BOM: Polisi mengamankan bom rakitan yang meledak di Jalan Platina I Kelurahan Titipapan, Medan Deli, Sabtu (2/2) dini hari.//fachrul rozi/sumut pos

Bom yang sengaja diletakan oknum itu meledak sekira pukul 00.20 WIB. Kepanikan pun sontak mengganggu ketenangan ratusan Kepala Keluarga (KK) yang bermukim disekitar lingkungan itu.

“Ledakan itu terjadi sesaat setelah saya selesai Salat Tahajud, terdengar dua kali bunyi ledakan keras,” kata, Sawiyah (65), orang yang pertama kali mengetahui ledakan saat ditemui Sumut Pos di kediamannya.

Semburan api juga terlihat muncul di sekitar aliran drainase yang dipenuhi semak dan rerumputan, tempat bom. “Begitu ku buka pintu depan rumah semburan api sudah berkobar, dan para tetangga maupun warga disekitar sini sudah ramai berkumpul melihat kejadian ini. Jarak ledakan bom dari rumahku ada sekitar 12 meter,” ujar dia.

Sebelum bom meledak, sekitar pukul 23.30 WIB, Sawiyah masih berada di luar rumah dan berjalan menuju pulang seusai menghadiri peringatan Maulid Nabi di masjid disekitar lingkungan tersebut.

“Saat menuju pulang di depan rumah saya lihat memang sepi, tak ada seorang pun. Bahkan sebelum tidur saya sempat salat. Begitu selesai itulah ledakan terjadi, saya terkejut langsung keluar kamar dan mencampakan telekung yang dipakai,” ungkapnya.

Warga lainnya yang juga mendengar ledakan berhamburan keluar rumah. Dalam hitungan menit warga berkerumun menyaksikan kobaran api membumbung ke udara. Khawatir bakal muncul kembali ledakan susulan, warga bersama Kepala Lingkungan (Kepling) melaporkannya ke petugas Polsekta Medan Labuhan.

“Akibat ledakan bom ini, banyak warga memilih tidak tidur karena takut bakal terjadi ledakan lagi,” ucapnya.

Setelah berkoordinasi dengan Tim Penjinak Bom Gegana Polda Sumut, tujuh unit bom rakitan dikemas dalam tabung pipa PVC dimasukkan dalam karung itu diamankan ke Mapoldasu.

Pasca terjadinya ledakan, Wakapolda Sumut, Brigjen Cornelis Hutagaol sempat meninjau lokasi kejadian saat tim Jihandak Brimob Polda Sumut melakukan penyelidikan terhadap rangkaian bom yang telah meledak. “Benar, dua meledak. Posisi keseluruhan bom berada di parit berair,” ujar Cornelis.

Dari hasil penyelidikan awal sebut jenderal bintang satu ini, bom dimaksud diduga jenis low explosive dengan kandungan karbit dan tiga potongan senar nilon warna kuning mirip kabel tembaga untuk per unit bom. Satu unit bom rakitan itu berdiameter 10 centimeter (4 inch) dengan panjang 30 centimeter. Bom ini biasanya digunakan nelayan untuk berburu ikan.
“Efek ledakan jenis bom ini hanya menimbulkan suara keras,” kata Wakapolda.

Kapolsekta Medan Labuhan, Kompol Reza Fahlevi Lubis terkait atas peristiwa ledakan bom pihaknya saat ini telah memeriksa sebanyak tiga orang warga sebagai saksi, dan seorang diantaranya adalah, Sawiyah. “Kita masih mengumpulkan keterangan saksi, dan sejauh ini baru tiga yang telah dimintai keterangannya,” tandas, Reza.

Dua Pria tak Dikenal

Sehari sebelum ledakan mengejutkan warga, dua pria tak dikenal dan berboncengan diketahui sempat melintas mengendarai sepeda motor di sekitar pertigaan jalan tak jauh dari lokasi. Hal itu diungkapkan oleh sejumlah anak-anak disekitar lingkungan tersebut.

“Semalam memang ada abang-bang dua orang naik kereta, dan yang dibonceng memegang bungkusan. Tapi kami nggak tahu isinya apa,” kata, Ihsan (13) dan beberapa orang anak lainnya.

Mereka menyebutkan, dua pria berkulit hitam itu sebelumnya sempat berhenti di sekitar kuburan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari lokasi drainase tempat bom dimaksud meledak. “Keduanya sempat berhenti dekat kuburan sambil melihat-lihat,” sebutnya.

Terpisah, Lurah Titipapan Kecamatan Medan Deli, H Thamrin Lubis mengimbau warganya tetap tenang. Meski demikian dia juga meminta masyarakat untuk lebih mewaspadai dan memperhatikan setiap orang-orang tak dikenal yang masuk ke lingkungan tersebut.

“Selama ini kondisi di lingkungan aman-aman saja, bahkan Keplingnya selalu berkoordinasi dengan kelurahan soal keamanan di lingkungan. Begitupun kita minta warga memperhatikan setiap pendatang penghuni rumah sewa,” ungkapnya.

Selain kondisi kemasyarakatan, hubungan antar OKP (Organisasi Kemasyarakatan Pemuda) diketahuinya selama ini juga tidak ada mengalami gejolak.”Setahu saya selama ini kondusif, bahkan hubungan antar OKP disini tidak ada masalah,” lanjut dia.
Dengan terjadinya ledakan bom di wilayah kelurahannya itu memang sempat membuat dirinya terkejut dan tak habis pikir.”Tadi malam memang ada kegiatan maulid di masjid, disekitar lingkungan tersebut. Sepulang dari situ sekitar pukul 01.00 Wib saya dihubungi, lalu saya keluar bersama isteri saya untuk menuju lokasi, saya sempat termenung begitu melihat api berkobar,” tuturnya.

Sementara itu, Mabes Polri menilai ledakan bom tak terkait jejaring terorisme. Analisa tim laboratorium forensik, bom itu diduga kuat sebagai bom ikan. “Betul, belum ada dugaan terorisme,” ujar Kadivhumas Polri Irjen Suhardi Alius di Jakarta kemarin. “Kita bersyukur tidak ada korban jiwa, ini tetap diselidiki,” kata mantan Wakapolda Metro Jaya itu.

“Daerah tersebut dekat dengan pantai dan jauh dari mana-mana. Tak ada gereja atau apa pun. Mungkin pas merakit, lalu meledak,”kata mantan Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri ini.

Menurut laporan ke Mabes, barang bukti yang disita adalah bahan peledak dalam sebuah karung goni nilon warna putih dalam keadaan basah di tepi jalan yang sebelumnya berada di dalam sebuah parit. Kemudian, delapan pipa paralon pvcm Panjang pipa bervariasi antara 25-30 cm dan berdiameter 10 cm. Empat bahan peledak sudah meledak dan empat lainnya belum meledak.

Secara terpisah, seorang penyidik di lingkungan anti teror menjelaskan, jejak Santoso, DPO kasus terorisme Poso makin jelas. Tim optimistis, buronan itu akan segera diringkus.”Kita berburu dengan waktu karena kelompok ini juuga dinamis sekali. Doakan secepatnya,” katanya.

Jejak itu makin terang setelah Polri menemukan 12 bom siap ledak di di area pegunungan Mungko, Poso, Sulawesi Tengah Jumat (01/02) pagi. Polri menemukan bom itu dari laporan warga yang melintas di sekitar area perkebunan
Setelah melakukan pemeriksaan sekira dua jam, 12 bom pipa tersebut langsung diamankan ke Polres Poso untuk penyelidikan lebih lanjut. Hingga saat ini, perburuan terhadap DPO Santoso alias Abu Wardah menjadi prioritas utama tim anti teror kepolisian.

Selain Santoso, ada nama Hendro yang ahli menembak, lalu ahli bom bernama Taupik Bulaga alias Upik Lawanga, dan Mamat.
Yang lainnya adalah Herman alias David asal Bima, Fadlun, Faris asal Bima, Anto, Sugiatno, Can alias Fajar asal Bima, Ambo Intan, Ali, Imron, Azis alias Papa Sifa, Sugir alias Yanto asal Bima, dan Busro alias Atif asal Bima.

Juga ada Maskoro alias Daeng Koro asal Kota Makasar, Joko alias Kadir asal Bima, Samil alias Nunung, Bogar asal Makasar, Hadit asal Bima, Salahudin alias Jon asal Bima, dan Ambo asal Sulawesi Selatan. Mereka diduga terlibat serangkaian kasus teror mulai dari bom Kawua, pembunuhan dua anggota polisi, bom pos lalu-lintas, penembakan personil Brimob, dan penembakan anggota polisi di Bank BCA Palu. (mag-17/rdl/jpnn)

Warga Medan Deli Diteror Usai Perayaan Maulid

MEDAN DELI- Ketenangan warga di Jalan Platina I Lingkungan X Gang Syukur Kelurahan Titipapan, Kecamatan Medan Deli mendadak terusik, Sabtu (2/2) dini hari kemarin. Dua dari tujuh unit bom aktif rakitan meledak di sekitar permukiman mereka. Meski tak ada korban jiwa, dampak dari dentuman bom berdaya ledak rendah (low exsplosive) itu masih menyisakan kepanikan bagi warga setempat.

BUKTI BOM: Polisi mengamankan bom rakitan  meledak  Jalan Platina I Kelurahan Titipapan, Medan Deli, Sabtu (2/2) dini hari.//fachrul rozi/sumut pos
BUKTI BOM: Polisi mengamankan bom rakitan yang meledak di Jalan Platina I Kelurahan Titipapan, Medan Deli, Sabtu (2/2) dini hari.//fachrul rozi/sumut pos

Bom yang sengaja diletakan oknum itu meledak sekira pukul 00.20 WIB. Kepanikan pun sontak mengganggu ketenangan ratusan Kepala Keluarga (KK) yang bermukim disekitar lingkungan itu.

“Ledakan itu terjadi sesaat setelah saya selesai Salat Tahajud, terdengar dua kali bunyi ledakan keras,” kata, Sawiyah (65), orang yang pertama kali mengetahui ledakan saat ditemui Sumut Pos di kediamannya.

Semburan api juga terlihat muncul di sekitar aliran drainase yang dipenuhi semak dan rerumputan, tempat bom. “Begitu ku buka pintu depan rumah semburan api sudah berkobar, dan para tetangga maupun warga disekitar sini sudah ramai berkumpul melihat kejadian ini. Jarak ledakan bom dari rumahku ada sekitar 12 meter,” ujar dia.

Sebelum bom meledak, sekitar pukul 23.30 WIB, Sawiyah masih berada di luar rumah dan berjalan menuju pulang seusai menghadiri peringatan Maulid Nabi di masjid disekitar lingkungan tersebut.

“Saat menuju pulang di depan rumah saya lihat memang sepi, tak ada seorang pun. Bahkan sebelum tidur saya sempat salat. Begitu selesai itulah ledakan terjadi, saya terkejut langsung keluar kamar dan mencampakan telekung yang dipakai,” ungkapnya.

Warga lainnya yang juga mendengar ledakan berhamburan keluar rumah. Dalam hitungan menit warga berkerumun menyaksikan kobaran api membumbung ke udara. Khawatir bakal muncul kembali ledakan susulan, warga bersama Kepala Lingkungan (Kepling) melaporkannya ke petugas Polsekta Medan Labuhan.

“Akibat ledakan bom ini, banyak warga memilih tidak tidur karena takut bakal terjadi ledakan lagi,” ucapnya.

Setelah berkoordinasi dengan Tim Penjinak Bom Gegana Polda Sumut, tujuh unit bom rakitan dikemas dalam tabung pipa PVC dimasukkan dalam karung itu diamankan ke Mapoldasu.

Pasca terjadinya ledakan, Wakapolda Sumut, Brigjen Cornelis Hutagaol sempat meninjau lokasi kejadian saat tim Jihandak Brimob Polda Sumut melakukan penyelidikan terhadap rangkaian bom yang telah meledak. “Benar, dua meledak. Posisi keseluruhan bom berada di parit berair,” ujar Cornelis.

Dari hasil penyelidikan awal sebut jenderal bintang satu ini, bom dimaksud diduga jenis low explosive dengan kandungan karbit dan tiga potongan senar nilon warna kuning mirip kabel tembaga untuk per unit bom. Satu unit bom rakitan itu berdiameter 10 centimeter (4 inch) dengan panjang 30 centimeter. Bom ini biasanya digunakan nelayan untuk berburu ikan.
“Efek ledakan jenis bom ini hanya menimbulkan suara keras,” kata Wakapolda.

Kapolsekta Medan Labuhan, Kompol Reza Fahlevi Lubis terkait atas peristiwa ledakan bom pihaknya saat ini telah memeriksa sebanyak tiga orang warga sebagai saksi, dan seorang diantaranya adalah, Sawiyah. “Kita masih mengumpulkan keterangan saksi, dan sejauh ini baru tiga yang telah dimintai keterangannya,” tandas, Reza.

Dua Pria tak Dikenal

Sehari sebelum ledakan mengejutkan warga, dua pria tak dikenal dan berboncengan diketahui sempat melintas mengendarai sepeda motor di sekitar pertigaan jalan tak jauh dari lokasi. Hal itu diungkapkan oleh sejumlah anak-anak disekitar lingkungan tersebut.

“Semalam memang ada abang-bang dua orang naik kereta, dan yang dibonceng memegang bungkusan. Tapi kami nggak tahu isinya apa,” kata, Ihsan (13) dan beberapa orang anak lainnya.

Mereka menyebutkan, dua pria berkulit hitam itu sebelumnya sempat berhenti di sekitar kuburan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari lokasi drainase tempat bom dimaksud meledak. “Keduanya sempat berhenti dekat kuburan sambil melihat-lihat,” sebutnya.

Terpisah, Lurah Titipapan Kecamatan Medan Deli, H Thamrin Lubis mengimbau warganya tetap tenang. Meski demikian dia juga meminta masyarakat untuk lebih mewaspadai dan memperhatikan setiap orang-orang tak dikenal yang masuk ke lingkungan tersebut.

“Selama ini kondisi di lingkungan aman-aman saja, bahkan Keplingnya selalu berkoordinasi dengan kelurahan soal keamanan di lingkungan. Begitupun kita minta warga memperhatikan setiap pendatang penghuni rumah sewa,” ungkapnya.

Selain kondisi kemasyarakatan, hubungan antar OKP (Organisasi Kemasyarakatan Pemuda) diketahuinya selama ini juga tidak ada mengalami gejolak.”Setahu saya selama ini kondusif, bahkan hubungan antar OKP disini tidak ada masalah,” lanjut dia.
Dengan terjadinya ledakan bom di wilayah kelurahannya itu memang sempat membuat dirinya terkejut dan tak habis pikir.”Tadi malam memang ada kegiatan maulid di masjid, disekitar lingkungan tersebut. Sepulang dari situ sekitar pukul 01.00 Wib saya dihubungi, lalu saya keluar bersama isteri saya untuk menuju lokasi, saya sempat termenung begitu melihat api berkobar,” tuturnya.

Sementara itu, Mabes Polri menilai ledakan bom tak terkait jejaring terorisme. Analisa tim laboratorium forensik, bom itu diduga kuat sebagai bom ikan. “Betul, belum ada dugaan terorisme,” ujar Kadivhumas Polri Irjen Suhardi Alius di Jakarta kemarin. “Kita bersyukur tidak ada korban jiwa, ini tetap diselidiki,” kata mantan Wakapolda Metro Jaya itu.

“Daerah tersebut dekat dengan pantai dan jauh dari mana-mana. Tak ada gereja atau apa pun. Mungkin pas merakit, lalu meledak,”kata mantan Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri ini.

Menurut laporan ke Mabes, barang bukti yang disita adalah bahan peledak dalam sebuah karung goni nilon warna putih dalam keadaan basah di tepi jalan yang sebelumnya berada di dalam sebuah parit. Kemudian, delapan pipa paralon pvcm Panjang pipa bervariasi antara 25-30 cm dan berdiameter 10 cm. Empat bahan peledak sudah meledak dan empat lainnya belum meledak.

Secara terpisah, seorang penyidik di lingkungan anti teror menjelaskan, jejak Santoso, DPO kasus terorisme Poso makin jelas. Tim optimistis, buronan itu akan segera diringkus.”Kita berburu dengan waktu karena kelompok ini juuga dinamis sekali. Doakan secepatnya,” katanya.

Jejak itu makin terang setelah Polri menemukan 12 bom siap ledak di di area pegunungan Mungko, Poso, Sulawesi Tengah Jumat (01/02) pagi. Polri menemukan bom itu dari laporan warga yang melintas di sekitar area perkebunan
Setelah melakukan pemeriksaan sekira dua jam, 12 bom pipa tersebut langsung diamankan ke Polres Poso untuk penyelidikan lebih lanjut. Hingga saat ini, perburuan terhadap DPO Santoso alias Abu Wardah menjadi prioritas utama tim anti teror kepolisian.

Selain Santoso, ada nama Hendro yang ahli menembak, lalu ahli bom bernama Taupik Bulaga alias Upik Lawanga, dan Mamat.
Yang lainnya adalah Herman alias David asal Bima, Fadlun, Faris asal Bima, Anto, Sugiatno, Can alias Fajar asal Bima, Ambo Intan, Ali, Imron, Azis alias Papa Sifa, Sugir alias Yanto asal Bima, dan Busro alias Atif asal Bima.

Juga ada Maskoro alias Daeng Koro asal Kota Makasar, Joko alias Kadir asal Bima, Samil alias Nunung, Bogar asal Makasar, Hadit asal Bima, Salahudin alias Jon asal Bima, dan Ambo asal Sulawesi Selatan. Mereka diduga terlibat serangkaian kasus teror mulai dari bom Kawua, pembunuhan dua anggota polisi, bom pos lalu-lintas, penembakan personil Brimob, dan penembakan anggota polisi di Bank BCA Palu. (mag-17/rdl/jpnn)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/