30.1 C
Medan
Tuesday, June 25, 2024

PRT Menghilang, Ibunya Guling-guling di Rumah Majikan

Foto: Robert/PM Iwar, ibu Siska, PRT yang menghilang, histeris dan berguling-guling di halaman rumah majikan putrinya, Senin (2/2/2015).
Foto: Robert/PM
Iwar, ibu Siska, PRT yang menghilang, histeris dan berguling-guling di halaman rumah majikan putrinya, Senin (2/2/2015).

SUNGGAL, SUMUTPOS.CO – Iwar (60) histeris di kediaman Drs. Ramzi di Jl. Kenanga Raya Pasar VI Kel. Tanjungsari, Kec. Medan Selayang, Senin 2/2) pagi. Dia tak terima sikap istri Ramzi yang tak mau menemuinya. Padahal putrinya, Siska (22) tak diketahui keberadaanya.

Kedatangan Iwar dari Pagurawan, Kab. Batubara, awalnya untuk menjemput Siska yang baru 2 minggu jadi pembantu di kediaman itu. Pasalnya, Siska mengaku tak betah di sana. Kepada Iwar, Siska mengaku tak diperbolehkan berhenti kerja sebelum penggantinya ada. Juga mengaku jarang makan selama kerja.

Nah, saat akan menjemput Siska, Iwar justru dihalangi Sorik (55), penjaga rumah tersebut. Itulah yang membuat Iwar histeris dan akhirnya mengundang kedatangan warga dan polisi, termasuk aparat pemerintahan setempat.

“Memang udah keluar tadi pagi dek dua perempuan PRT sini, tapi kalau naik apa mereka pergi saya gak tau lah. Soalnya saat mereka udah pergi keluar rumah dengan membawa tas, langsung saya tutup pintu rumah ini,” terang Sorik kepada petugas dan wartawan.

Mendengar itu, Iwar marah. “Gak betul itu, udah lain keterangan yang bapak berikan sama kami. Tadi ngakunya pemilik rumah dan melihat Siska, tapi sekarang lain lagi keterangannya sama polisi dan wartawan,” jerit Iwar, yang mengaku Minggu (1/2) siang sekira pukul 14.00 berangkat dari kampung dan tiba di Medan Senin (2/2) pagi sekira pukul 06.00 Wib.

Suasana pun sempat tegang antara Sorik selaku security dengan keluarga korban, petugas, serta wartawan dihalaman rumah mewah tersebut. Keadaan sempat mereda setelah Kapolsek Sunggal, Kompol Aldi Subartono, memberikan arahan dan masukan kepada dua belah pihak. Lalu menyuruh Sorik untuk memanggil ibu majikan yang berada di dalam rumah.

Namun, usaha tersebut sia-sia. Seakan menghindar, Sorik pun menjelaskan pesan dari majikannya bahwa Siska dan temannya sudah pergi sejak pagi tadi dan diberikan ongkos oleh majikannya. “Ibu cuma berpesan kalau Siska dan temannya itu udah di pulangkan tadi pagi jam 10, dikasi ongkos juga kok pak. Tapi kalau mereka pergi kemana ia gak tau lagi. Yang terpenting sudah dikasi pulang kata ibu,” terang Sorik.

Keluarga Siska pun kembali menjerit histeris, hingga ibu Siska berguling – guling dan tertidur di taman rumah pria yang diketahui warga sebagai pengusaha itu. “Mana anakku? Mana anakku?” teriaknya. Butuh beberapa menit, hingga akhirnya Lilik selaku Lurah Tanjungsari mencoba masuk dan menemui ibu majikan Siska. Hasilnya sama. Majikannya membenarkan kepulangan Siska dan tak ingin keluar dari dalam rumahnya seakan terkesan menghindar dari petugas dan orangtua korban.

“Bu, masih dengan keterangan yang sama dari ibu itu di dalam. Memang anak ibu sudah dari tadi pagi pulang dan dikasi ongkos juga. Jadi, untuk memastikan dirinya dimana coba koordinasi sama si Butet yang membawa dia kes ini bu. Coba telfon dia,” terang Lilik kepada orangtua Siska.

Lagi – lagi Iwar tetap ngotot ingin bertemu langsung untuk berbicara dengan pemilik rumah selaku majikan Siska. Namun, usaha tersebut tak berhasil lantaran dihalangi security dan polisi guna menghindari hal-hal yang tak diinginkan. “Intinya, kami selaku petugas kepolisian disaksikan oleh wartawan dan Lurah sudah sama-sama mendengarkan pengakuan majikannya. Mungkin Siska masih dalam perjalanan. Pokoknya jika 1×24 jam anak ibu tak kunjung pulang dan terjadi hal – hal seperti penyiksaan, silahkan ibu laporkan kepada kami petugas Polsek Sunggal, maupun Polresta Medan,” ungkap Aldi kepada Iwar.

“Anakku nelfon kemarin, dibilangnya dia udah gak tahan, gak dikasi keluar-keluar rumah. Hp nya udah ditahan sama majikannya, itu kemarin dia menghubungi saya pake hp majikannya. Dicuri-curinya lah hp majikannya itu agar dia bisa menghubungi saya nak, bukan mencuri tapi dia cari cara agar bisa menghubungi saya dengan cara memakai hp majikannya itu, karena udah di sita hp nya,” terang Iwar.

Mendengar keluhan anaknya itu, nenek 7 cucu ini pun tak langsung menggubrisnya. Hingga akhirnya, saat cucu dari putri bungsunya itu sakit dan ditambah dengan usaha Siska yang kembali menghubunginya dan mendesak untuk dijemput. “Jemput aku Mak, udah gak tahan aku di sini. Udah 3 hari aku gak makan, gak bisa masuk makanan itu, gak ada majikanku di sini,” keluh Siska, diulang Iwar. Inilah yang membuat Iwar bersama dengan kemenakannya berniat untuk ke Medan dan menjemput putrinya itu.

Sebelumnya, Iwar sempat menghubungi Butet yang dikenal sebagai penyalur yang memang sudah sering merekrut para pekerja PRT di daerah Pagurawan. Namun, Butet yang belakang diketahui beralamat didaerah Delitua, Simpang Manggis, ini menolak untuk menjemput Siska dan hanya memberikan alamat majikan Siska yang palsu. Akibatnya, Iwar dan kemenakannya sempat kesulitan mendapatkan alamat tersebut, hingga akhirnya sekitar pukul 13.00 WIB, mereka menemukan alamat tempat Siska bekerja.

“Si Butet itu udah sering disini mencari pembantu nak, gak pernah bermasalah kok. Tapi aku heran, kok giliran anakku ini lah bermasalah? Padahal di daerah kami itulah lahan dia mencari nafkah dengan merekrut para PRT yang dikirim ke Medan. Kami ajak dia menjemput si Siska, tapi gak mau dia. Dikasinya pulaklah alamat palsu sama kami, sampai berjam – jam kami keliling mencari,” jelasnya. “Setelah kami desak, barulah si Butet ngasi alamat yang jelas dengan dibantu pihak kelurahan dan masyarakat juga kami berhasil mendapatkan alamt itu,” terang Iwar.

“Gak percaya aku kalau anakku udah pulang, karena kami udah menghubungi ke rumah, kata bapaknya belum nyampe Siska dirumah. Lihatlah, gak berani keluar majikannya itu dari dalam rumah, security nya ini juga ngasi keterangan bertele-tele,” beber Iwar sambil menjerit.(cr2/trg)

Foto: Robert/PM Iwar, ibu Siska, PRT yang menghilang, histeris dan berguling-guling di halaman rumah majikan putrinya, Senin (2/2/2015).
Foto: Robert/PM
Iwar, ibu Siska, PRT yang menghilang, histeris dan berguling-guling di halaman rumah majikan putrinya, Senin (2/2/2015).

SUNGGAL, SUMUTPOS.CO – Iwar (60) histeris di kediaman Drs. Ramzi di Jl. Kenanga Raya Pasar VI Kel. Tanjungsari, Kec. Medan Selayang, Senin 2/2) pagi. Dia tak terima sikap istri Ramzi yang tak mau menemuinya. Padahal putrinya, Siska (22) tak diketahui keberadaanya.

Kedatangan Iwar dari Pagurawan, Kab. Batubara, awalnya untuk menjemput Siska yang baru 2 minggu jadi pembantu di kediaman itu. Pasalnya, Siska mengaku tak betah di sana. Kepada Iwar, Siska mengaku tak diperbolehkan berhenti kerja sebelum penggantinya ada. Juga mengaku jarang makan selama kerja.

Nah, saat akan menjemput Siska, Iwar justru dihalangi Sorik (55), penjaga rumah tersebut. Itulah yang membuat Iwar histeris dan akhirnya mengundang kedatangan warga dan polisi, termasuk aparat pemerintahan setempat.

“Memang udah keluar tadi pagi dek dua perempuan PRT sini, tapi kalau naik apa mereka pergi saya gak tau lah. Soalnya saat mereka udah pergi keluar rumah dengan membawa tas, langsung saya tutup pintu rumah ini,” terang Sorik kepada petugas dan wartawan.

Mendengar itu, Iwar marah. “Gak betul itu, udah lain keterangan yang bapak berikan sama kami. Tadi ngakunya pemilik rumah dan melihat Siska, tapi sekarang lain lagi keterangannya sama polisi dan wartawan,” jerit Iwar, yang mengaku Minggu (1/2) siang sekira pukul 14.00 berangkat dari kampung dan tiba di Medan Senin (2/2) pagi sekira pukul 06.00 Wib.

Suasana pun sempat tegang antara Sorik selaku security dengan keluarga korban, petugas, serta wartawan dihalaman rumah mewah tersebut. Keadaan sempat mereda setelah Kapolsek Sunggal, Kompol Aldi Subartono, memberikan arahan dan masukan kepada dua belah pihak. Lalu menyuruh Sorik untuk memanggil ibu majikan yang berada di dalam rumah.

Namun, usaha tersebut sia-sia. Seakan menghindar, Sorik pun menjelaskan pesan dari majikannya bahwa Siska dan temannya sudah pergi sejak pagi tadi dan diberikan ongkos oleh majikannya. “Ibu cuma berpesan kalau Siska dan temannya itu udah di pulangkan tadi pagi jam 10, dikasi ongkos juga kok pak. Tapi kalau mereka pergi kemana ia gak tau lagi. Yang terpenting sudah dikasi pulang kata ibu,” terang Sorik.

Keluarga Siska pun kembali menjerit histeris, hingga ibu Siska berguling – guling dan tertidur di taman rumah pria yang diketahui warga sebagai pengusaha itu. “Mana anakku? Mana anakku?” teriaknya. Butuh beberapa menit, hingga akhirnya Lilik selaku Lurah Tanjungsari mencoba masuk dan menemui ibu majikan Siska. Hasilnya sama. Majikannya membenarkan kepulangan Siska dan tak ingin keluar dari dalam rumahnya seakan terkesan menghindar dari petugas dan orangtua korban.

“Bu, masih dengan keterangan yang sama dari ibu itu di dalam. Memang anak ibu sudah dari tadi pagi pulang dan dikasi ongkos juga. Jadi, untuk memastikan dirinya dimana coba koordinasi sama si Butet yang membawa dia kes ini bu. Coba telfon dia,” terang Lilik kepada orangtua Siska.

Lagi – lagi Iwar tetap ngotot ingin bertemu langsung untuk berbicara dengan pemilik rumah selaku majikan Siska. Namun, usaha tersebut tak berhasil lantaran dihalangi security dan polisi guna menghindari hal-hal yang tak diinginkan. “Intinya, kami selaku petugas kepolisian disaksikan oleh wartawan dan Lurah sudah sama-sama mendengarkan pengakuan majikannya. Mungkin Siska masih dalam perjalanan. Pokoknya jika 1×24 jam anak ibu tak kunjung pulang dan terjadi hal – hal seperti penyiksaan, silahkan ibu laporkan kepada kami petugas Polsek Sunggal, maupun Polresta Medan,” ungkap Aldi kepada Iwar.

“Anakku nelfon kemarin, dibilangnya dia udah gak tahan, gak dikasi keluar-keluar rumah. Hp nya udah ditahan sama majikannya, itu kemarin dia menghubungi saya pake hp majikannya. Dicuri-curinya lah hp majikannya itu agar dia bisa menghubungi saya nak, bukan mencuri tapi dia cari cara agar bisa menghubungi saya dengan cara memakai hp majikannya itu, karena udah di sita hp nya,” terang Iwar.

Mendengar keluhan anaknya itu, nenek 7 cucu ini pun tak langsung menggubrisnya. Hingga akhirnya, saat cucu dari putri bungsunya itu sakit dan ditambah dengan usaha Siska yang kembali menghubunginya dan mendesak untuk dijemput. “Jemput aku Mak, udah gak tahan aku di sini. Udah 3 hari aku gak makan, gak bisa masuk makanan itu, gak ada majikanku di sini,” keluh Siska, diulang Iwar. Inilah yang membuat Iwar bersama dengan kemenakannya berniat untuk ke Medan dan menjemput putrinya itu.

Sebelumnya, Iwar sempat menghubungi Butet yang dikenal sebagai penyalur yang memang sudah sering merekrut para pekerja PRT di daerah Pagurawan. Namun, Butet yang belakang diketahui beralamat didaerah Delitua, Simpang Manggis, ini menolak untuk menjemput Siska dan hanya memberikan alamat majikan Siska yang palsu. Akibatnya, Iwar dan kemenakannya sempat kesulitan mendapatkan alamat tersebut, hingga akhirnya sekitar pukul 13.00 WIB, mereka menemukan alamat tempat Siska bekerja.

“Si Butet itu udah sering disini mencari pembantu nak, gak pernah bermasalah kok. Tapi aku heran, kok giliran anakku ini lah bermasalah? Padahal di daerah kami itulah lahan dia mencari nafkah dengan merekrut para PRT yang dikirim ke Medan. Kami ajak dia menjemput si Siska, tapi gak mau dia. Dikasinya pulaklah alamat palsu sama kami, sampai berjam – jam kami keliling mencari,” jelasnya. “Setelah kami desak, barulah si Butet ngasi alamat yang jelas dengan dibantu pihak kelurahan dan masyarakat juga kami berhasil mendapatkan alamt itu,” terang Iwar.

“Gak percaya aku kalau anakku udah pulang, karena kami udah menghubungi ke rumah, kata bapaknya belum nyampe Siska dirumah. Lihatlah, gak berani keluar majikannya itu dari dalam rumah, security nya ini juga ngasi keterangan bertele-tele,” beber Iwar sambil menjerit.(cr2/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/