29 C
Medan
Thursday, May 23, 2024

Ngaku Sakit, Poldasu Gagal Limpahkan Kasmin

Foto: Net/Ken Girsang/Kombinasi Bupati Tobasa, Kasmin Simanjuntak (kiri) dan klinik kecil tempatnya berobat di Klinik Gading Utama Jakarta.
Foto: Net/Ken Girsang/Kombinasi
Bupati Tobasa, Kasmin Simanjuntak (kiri) dan klinik kecil tempatnya berobat di Klinik Gading Utama Jakarta.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bupati Tobasa, Pandapotan Kasmin Simanjuntak, batal dilimpahkan penyidik Subdit III Tipikor Dit Reskrimsus Poldasu ke kejaksaan, Senin (2/2). Lewat surat, Kasmin disebutkan sakit dan butuh istirahat 7 hari.

“Dalam surat (berkop Klinik Gading Utama Jakarta) itu diterangkan kalau sedang sakit dan meminta istrahat selama 7 hari. Tadi pagi suratnya sampai sama kita,” terang Dir Reskrimsus Poldasu, Kombes Ahmad Haydar.

Terkait isi surat itu, pihaknya akan berikan kelonggaran sesuai dengan waktu istrahat yang diminta. “Kalau tidak juga datang, kita juga kan punya langkah-langkah selanjutnya. Dan kita juga belum tahu jenis penyakitnya. Karena tidak tertulis dalam surat itu. Alasan kesehatan kita terima, namun, kan ada batas waktunya,” tandasnya.

Lanjutnya, tidak ada perlakuan khusus kepada Kasmin. “Hanya karena alasan kesehatan itu saja. Kita tetap koordinasi dengan kejaksaan. Kita tunggu saja batas waktu surat sakitnya, dan kita tentunya mempunyai langkah-langkah sesuai prosedur hukum. Kita tunggu saja ya,” tuturnya.

Begitu juga Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati Sumut, Chandra Purnama mengatakan, memang mendengar informasi Kasmin sakit sehingga tak dilimpahkan berkasnya. “Kita dengar informasinya juga begitu, tapi kita tunggulah sampai jam kerja sore nanti,” jelasnya, Senin (2/2) siang.

“Kalau soal dia sakit apa atau gimana, ya kita tidak tahu. Itu di Polda, kita kan hanya menunggu berkas,” ujarnya. Namun hingga sore pihaknya belum ada menerima berkas pelimpahan. “Hingga sekarang belum ada tanda-tanda akan dilimpahkan ke Kejati Sumut,” ungkapnya.

Tapi, klinik yang disebut-sebut menerbitkan surat sakit terhadap Kasmin hanya berupa bangunan ruko berukuran 4×12 meter. Terletak persis di tengah-tengah kota satelit, Kelapa Gading. Persisnya di samping kanan Wisma Gading Permai, berdempetan dengan toko Photo Centre, yang memasarkan mesin cetak foto merek tertentu, di sebelah kanan dan ruko kosong di sebelah kiri.

Foto: Ken Girsang/JPNN Plang ruko klinik tempat Kasmin berobat, yakni Klinik Gading Utama Jakarta.
Foto: Ken Girsang/JPNN
Plang ruko klinik tempat Kasmin berobat, yakni Klinik Gading Utama Jakarta.

Di depannya, terdapat papan merek bertuliskan “Klinik dan Apotik Gading Utama”, dengan lahan parkir yang hanya muat dua mobil minibus. Begitu memasuki klinik, yang ditutup dengan pintu dorong berbahan kaca tebal. Di bagian depan pengunjung langsung berhadapan dengan satu etalase berisi obat-obatan dan seorang penjaga wanita paruh baya, berseragam merah jambu. Persis di dinding belakang wanita tersebut terdapat, papan petunjuk yang menyatakan apoteker dari apotik tersebut bernama Erlia Anggraini.

Etalase obat-obatan hampir memenuhi lebar gedung dengan panjang sekitar dua meter. Setelah itu terlihat sekat membentuk sebuah kamar berukuran kecil, tempat praktik dokter menerima pasien. Di depannya terdapat beberapa bangku kosong.

Saat wartawan menyambangi ruko tersebut, hanya terlihat seorang pria paruh baya menanti giliran untuk diperiksa. “Di sini tidak ada yang rawat inap. Ini kan klinik. Kalau untuk rawat inap harus ke rumah sakit,” ujar wanita menjawab pertanyaan apakah Kasmin benar dirawat di klinik tersebut.

Menurutnya, praktik dokter yang ada di klinik tersebut memang biasa menerima pasien dari Pukul 07.00 WIB hingga 21.00 WIB. Namun untuk rawat inap, tidak dibolehkan. Saat kembali ditanyakan apakah benar Kasmin mendapat perawatan dari salah satu dokter yang berpraktik di tempat tersebut, wanita yang tak ingin menyebutkan namanya tersebut, mengaku tidak mengetahuinya. Karena dirinya hanya bertugas melayani pembeli obat.“Tapi kalau di sini memang tidak ada rawat inap,” katanya kembali mengulang pernyataan sebelumnya. Koran ini pun mencoba menunggu hingga sekitar dua jam di sekitar klinik bercat coklat muda, berlantai tiga tersebut. Namun hanya terlihat dua pasien yang terlihat datang berobat. Kebanyakan pasien datang untuk berbelanja obat.

“Ya sehari-harinya memang seperti ini mas. Ada beberapa pasien yang datang berobat, tapi tak pernah ada yang rawat inap. Itu biasanya mereka datang untuk berobat ke dokter Hendra,” ujar penjaga ruko toko Photo Centre.

Menurut pria muda berlogat khas Jawa Tengah ini, Klinik Gading Utama hanya salah satu tempat praktik dokter Hendra. Karena itu tidak heran jika biasanya dokter Hendra baru datang sekitar Pukul 16.00 WIB atau lebih. “Kayaknya enggak ada kok ruangan rawat inapnya. Di atas juga enggak ada. Makanya kalau ke sini dari dulu enggak mungkin ada yang rawat inap. Mungkin di tempat lain kali,” katanya.

Sebelumnya, pelimpahan Kasmin tertunda lantaran Bupati sedang menghadiri pertemuan Bupati dan Walikota se Indonesia di Bogor. Lantas, setelah pertemuan itu, Bupati sakit, dan rencana pelimpahan, Senin (2/2) batal.

“Terkait pelimpahan berkas, kami kurang paham. Namun dalam rencana kerja Pak Bupati, pada Kamis lalu beliau mengahadiri pertemuan di Bogor. Setelah itu beliau sakit, dan saat ini berada di Jakarta,” aku Kabag Humas Pemkab Tobasa melalui selulernya, Senin (2/2).(gib/bay/gir/smg/jpnn/trg)

Foto: Net/Ken Girsang/Kombinasi Bupati Tobasa, Kasmin Simanjuntak (kiri) dan klinik kecil tempatnya berobat di Klinik Gading Utama Jakarta.
Foto: Net/Ken Girsang/Kombinasi
Bupati Tobasa, Kasmin Simanjuntak (kiri) dan klinik kecil tempatnya berobat di Klinik Gading Utama Jakarta.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bupati Tobasa, Pandapotan Kasmin Simanjuntak, batal dilimpahkan penyidik Subdit III Tipikor Dit Reskrimsus Poldasu ke kejaksaan, Senin (2/2). Lewat surat, Kasmin disebutkan sakit dan butuh istirahat 7 hari.

“Dalam surat (berkop Klinik Gading Utama Jakarta) itu diterangkan kalau sedang sakit dan meminta istrahat selama 7 hari. Tadi pagi suratnya sampai sama kita,” terang Dir Reskrimsus Poldasu, Kombes Ahmad Haydar.

Terkait isi surat itu, pihaknya akan berikan kelonggaran sesuai dengan waktu istrahat yang diminta. “Kalau tidak juga datang, kita juga kan punya langkah-langkah selanjutnya. Dan kita juga belum tahu jenis penyakitnya. Karena tidak tertulis dalam surat itu. Alasan kesehatan kita terima, namun, kan ada batas waktunya,” tandasnya.

Lanjutnya, tidak ada perlakuan khusus kepada Kasmin. “Hanya karena alasan kesehatan itu saja. Kita tetap koordinasi dengan kejaksaan. Kita tunggu saja batas waktu surat sakitnya, dan kita tentunya mempunyai langkah-langkah sesuai prosedur hukum. Kita tunggu saja ya,” tuturnya.

Begitu juga Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati Sumut, Chandra Purnama mengatakan, memang mendengar informasi Kasmin sakit sehingga tak dilimpahkan berkasnya. “Kita dengar informasinya juga begitu, tapi kita tunggulah sampai jam kerja sore nanti,” jelasnya, Senin (2/2) siang.

“Kalau soal dia sakit apa atau gimana, ya kita tidak tahu. Itu di Polda, kita kan hanya menunggu berkas,” ujarnya. Namun hingga sore pihaknya belum ada menerima berkas pelimpahan. “Hingga sekarang belum ada tanda-tanda akan dilimpahkan ke Kejati Sumut,” ungkapnya.

Tapi, klinik yang disebut-sebut menerbitkan surat sakit terhadap Kasmin hanya berupa bangunan ruko berukuran 4×12 meter. Terletak persis di tengah-tengah kota satelit, Kelapa Gading. Persisnya di samping kanan Wisma Gading Permai, berdempetan dengan toko Photo Centre, yang memasarkan mesin cetak foto merek tertentu, di sebelah kanan dan ruko kosong di sebelah kiri.

Foto: Ken Girsang/JPNN Plang ruko klinik tempat Kasmin berobat, yakni Klinik Gading Utama Jakarta.
Foto: Ken Girsang/JPNN
Plang ruko klinik tempat Kasmin berobat, yakni Klinik Gading Utama Jakarta.

Di depannya, terdapat papan merek bertuliskan “Klinik dan Apotik Gading Utama”, dengan lahan parkir yang hanya muat dua mobil minibus. Begitu memasuki klinik, yang ditutup dengan pintu dorong berbahan kaca tebal. Di bagian depan pengunjung langsung berhadapan dengan satu etalase berisi obat-obatan dan seorang penjaga wanita paruh baya, berseragam merah jambu. Persis di dinding belakang wanita tersebut terdapat, papan petunjuk yang menyatakan apoteker dari apotik tersebut bernama Erlia Anggraini.

Etalase obat-obatan hampir memenuhi lebar gedung dengan panjang sekitar dua meter. Setelah itu terlihat sekat membentuk sebuah kamar berukuran kecil, tempat praktik dokter menerima pasien. Di depannya terdapat beberapa bangku kosong.

Saat wartawan menyambangi ruko tersebut, hanya terlihat seorang pria paruh baya menanti giliran untuk diperiksa. “Di sini tidak ada yang rawat inap. Ini kan klinik. Kalau untuk rawat inap harus ke rumah sakit,” ujar wanita menjawab pertanyaan apakah Kasmin benar dirawat di klinik tersebut.

Menurutnya, praktik dokter yang ada di klinik tersebut memang biasa menerima pasien dari Pukul 07.00 WIB hingga 21.00 WIB. Namun untuk rawat inap, tidak dibolehkan. Saat kembali ditanyakan apakah benar Kasmin mendapat perawatan dari salah satu dokter yang berpraktik di tempat tersebut, wanita yang tak ingin menyebutkan namanya tersebut, mengaku tidak mengetahuinya. Karena dirinya hanya bertugas melayani pembeli obat.“Tapi kalau di sini memang tidak ada rawat inap,” katanya kembali mengulang pernyataan sebelumnya. Koran ini pun mencoba menunggu hingga sekitar dua jam di sekitar klinik bercat coklat muda, berlantai tiga tersebut. Namun hanya terlihat dua pasien yang terlihat datang berobat. Kebanyakan pasien datang untuk berbelanja obat.

“Ya sehari-harinya memang seperti ini mas. Ada beberapa pasien yang datang berobat, tapi tak pernah ada yang rawat inap. Itu biasanya mereka datang untuk berobat ke dokter Hendra,” ujar penjaga ruko toko Photo Centre.

Menurut pria muda berlogat khas Jawa Tengah ini, Klinik Gading Utama hanya salah satu tempat praktik dokter Hendra. Karena itu tidak heran jika biasanya dokter Hendra baru datang sekitar Pukul 16.00 WIB atau lebih. “Kayaknya enggak ada kok ruangan rawat inapnya. Di atas juga enggak ada. Makanya kalau ke sini dari dulu enggak mungkin ada yang rawat inap. Mungkin di tempat lain kali,” katanya.

Sebelumnya, pelimpahan Kasmin tertunda lantaran Bupati sedang menghadiri pertemuan Bupati dan Walikota se Indonesia di Bogor. Lantas, setelah pertemuan itu, Bupati sakit, dan rencana pelimpahan, Senin (2/2) batal.

“Terkait pelimpahan berkas, kami kurang paham. Namun dalam rencana kerja Pak Bupati, pada Kamis lalu beliau mengahadiri pertemuan di Bogor. Setelah itu beliau sakit, dan saat ini berada di Jakarta,” aku Kabag Humas Pemkab Tobasa melalui selulernya, Senin (2/2).(gib/bay/gir/smg/jpnn/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/