25.6 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Indonesia Positif Covid-19, 2 Warga Depok Tertular WN Jepang

KOORDINASI : Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto didampingi Wali Kota Depok Mohammad Idris dan unsur Forkopimda berkoordinasi terkait warga Depok yang terjangkit Virus Corona di RS Mitra Keluarga, Senin (2/3).
KOORDINASI : Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto didampingi Wali Kota Depok Mohammad Idris dan unsur Forkopimda berkoordinasi terkait warga Depok yang terjangkit Virus Corona di RS Mitra Keluarga, Senin (2/3).

SUMUTPOS.CO – Indonesia menjadi negara ke-65 yang melaporkan kasus Covid-19. Kemarin (2/3), Presiden Joko Widodo mengumumkan dua orang yang menjadi pasien Covid-19 pertama di Indonesia. 62 hari sejak kasus pertama ditemukan di Wuhan, Tiongkok, 31 Desember lalu. Kedua pasien kini menjalani isolasi di RS Pusat Infeksi Sulianti Saroso Jakarta.

KEDUA pasien Covid-19 itu melakukan kontak langsung dengan WNA Jepang yang datang ke Indonesia pertengahan Februari lalu. WNA Jepang itu dinyatakan positif Covid-19 saat berada di Malaysia setelah berkunjung ke Indonesia. Dari situ, pemerintah langsung melakukan surveillance tracking berdasarkan penjelasan dari yang bersangkutan. Tentang siapa saja orang yang berhubungan dengan dia selama berada di Indonesia.

Hasilnya, ada dua orang yang sempat melakukan close contact (interaksi jarak dekat) dengan WNA Jepang itu. Yakni, seorang ibu berusia 64 tahun dan anak perempuannya yang berusia 31 tahun, keduanya warga kota Depok, Jawa Barat. Saat dicek, mereka dalam kondisi sakit. ’’Dan tadi pagi saya mendapatkan laporan dari Pak Menkes bahwa ibu ini dan putrinya positif Korona,’’ terang Presiden Joko Widodo dalam sesi keterangan pers di Istana Merdeka, kemarin.

Atas kondisi tersebut, Presiden menyatakan, sejak awal pemerintah sudah mengikuti protocol WHO secara ketat. Juga bekerja sama dengan perwakilan WHO di Jakarta. Begitu pula saat mengevakuasi WNI dari episentrum seperti Wuhan dan kapal Diamond Princess, bahkan kapal World Dream.

Pemerintah juga mengawasi 135 pintu masuk ke Indonesia baik drat, laut, maupun udara, secara ketat. Peralatan yang sesuai standar WHO disediakan, meskipun dalam praktiknya pemeriksaan juga tidak mudah. ’’Karena ngecek dengan yang namanya thermal scanner itu kadang-kadang keakuratannya juga tidak bsia dijamin 100 persen,’’ lanjutnya.

Ada lebih dari 100 RS yang disiapkan dan sudah memiliki ruangan isolasi untuk Covid-19 dengan standar yang baik. Sejak awal juga sudah dibentuk tim gabungan TNI, Polri, dan sipil dalam penanganan Covid-19. Juga SOP yang standarnya sama dengan standar internasional. ’’Kita juga memiliki anggaran, anggarannya ada dan ini juga diprioritaskan untuk menangani ini (Covid-19),’’ tambah Presiden.

Sementara itu, Menkes Terawan Agus Putranto kemarin langsung membesuk kedua pasien di RSPI Sulianti Saroso. Dia melihat pasien dari luar ruang isolasi, di area yang aman. ’’Kondisinya (paseian) baik banget. Sebenarnya kalau mau dipulangkan ya dipulangkan,’’ ujarnya.

Namun, Kemenkes perlu mengecek ulang kondisi mereka. Karena itulah keduanya tetap diisolasi. ’’Biasanya setelah lima hari kita swab ulang sesuai dengan ketentuan WHO. Biasanya negatif kalau sudah dalam perawatan,’’ lanjut mantan Direktur RSPAD Gatot Soebroto itu. Perawatan dilakukan sebagaimana merawat pasien influenza. Pasien diberikan vitamin dan makanan sehat. Fokusnya adalah menaikkan imunitas pasien. Bila imunitas sudah naik, maka pasien akan sembuh dengan sendirinya. Istilah medisnya, self limited disease.

Terawan menuturkan, kedua pasien bisa sampai berinteraksi dekat dengan WNA jepang itu karena mereka memang teman dekat. Keduanya sempat berlatih dansa di kawasan Jakarta Selatan sebelum sang WNA terbang ke Malaysia. Yang tertular lebih dahulu adalah pasien berusia 31 tahun. setelah itu baru ibunya yang berusia 64 tahun.

Di kediaman pasien, terangnya, secara total ada empat orang yang tinggal. Dua orang lainnya sama sekali tidak menunjukkan gejala. ’’Tetapi kami minta untuk ke sini (RSPI),’’ ujar terawan. Mereka sudah pula melaksanakan pemeriksaan menyeluruh. Hasilnya, mereka dinyatakan tidak sakit sehingga tidak ikut diisolasi.

Mantan Direktur Utama RSPAD itu mengungkapkan, bahwa tak semua orang yang kontak dinyatakan positif. Bisa jadi, karena memiliki imunitas tinggi maka tidak sampai tertular. Dia mencontohkan pada kasus ABK World Dream. Menurut dia, dengan pekerjaan mereka sebagai ABK tentu risiko kontak jauh lebih besar. “Setelah diperiksa hasilnya negative semua,” ungkapnya. Oleh sebab itu, dia kembali menekankan soal pentingnya menjaga imunitas dengan menerapkan pola hidup sehat dan bersih.

Terawan juga memastikan bahwa kedua pasien tidak termasuk dalam daftar orang-orang yang dicek sebelumnya. Mereka yang dicek di laboratoorium itu seluruhnya sudah dinyatrakan negatif Covid-19. Terawan juga menegaskan bahwa yang diisolasi hanya yang positif. Sementara mereka yang sudah dinyatakan negatif tentu saja tidak diisolasi.

Fasilitas di RSPI, tuturnya, sudah sesuai dengan standar WHO. Penanganan terhadap pasien juga dilakukan sesuai dengan simulasi yang dijalankan selama ini. Hanya saja, kondisi pasien lebih ringan dibandingkan yang selama ini disimulasikan.

Terawan meminta masyarakat percaya kepada pemerintah. temuan dua kasus menunjukkan bahwa pemeriksaan yang selama ini dilakukan sudah tepat dan disampaikan apa adanya. ’’Kalau negatif ya dibilang negatif. Kalau positif, ya disampaikan,’’ tuturnya. tidak ada yang ditutupi.

Selain itu, Indonesia sudah tercatat di WHO sebagai negara yang telah menggunakan JEE (Joint External Evaluation) tool dari WHO. Sejak 2017, Indonesia masuk jajaran negara-negara yang oleh WHO dinyatakan siap menghadapi wabah.

Disinggung mengenai lolosnya WNA Jepang itu masuk ke Indonesia, menurut Terawan bukan berarti alatnya thermal scanner tidak berfungsi. Prosedur di pintu-pintu masuk sudah dicek langsung oleh WHO dan dinyatakan sesuai dengan protokol. Semua yang datang dari luar negeri tetap melalui thermal scanner otomatis. Lalu, bila ada yang dicurigai, akan ditarik dan dicek ulang menggunakan thermal gun.

Terawan juga memastikan semua orang yang berhubungan dengan pasien beberapa hari belakangan sedang dicari. Pemerintah menggunakan metode surveillance tracking untuk mencari tahu siapa saja yang berhubungan atau berinteraksi dengan mereka secara dekat. ’’Kami hubungi satu persatu,’’ tambah Terawan.

Wali Kota Depok Mohammad Idris dalam keterangannya kemarin membeberkan kronologi sakitnya kedua pasien itu. kedua pasien awalnya mengeluh flu dan sesak napas pada pertengahan Februari lalu. Kemudian pasien tersebut memeriksakan diri ke Rumah Sakit Mitra Keluarga.

Pasien menceritakan bahwa pada 14 Februari lalu dia menerima tamu WNA Jepang dari Malaysia. Pekerjaannya sebagai pendamping dansa di entertainment. Lalu setelah itu dia mendapat informasi di Malaysia bahwa WNA Jepang tersebut positif Corona. ’’Dia kembali lagi ke RS Mitra Keluarga. Dia khawatir terkena Corona,” kata Idris di Balaikota Depok, kemarin.

Setelah melakukan pengecekan dan observasi, benar saja, diketahui jika pasien tersebut positif Virus Corona. Dua pasien langsung dirujuk ke RS Sulianti Saroso. Menurut Idris, selain dua pasien yang positif itu, ada lebih dari 50 perawat Rumah Sakit Mitra Keluarga yang diduga sakit. ’’Mereka sakit dengan gejala yang sama dengan penyakit dari virus Corona,’’ lanjutnya.

Pihaknya juga telah mengeluarkan surat edaran untuk waspada terhadap penyebaran penyakit ini. Surat edaran tersebut juga sudah disebarluaskan. “Intinya jangan panik. Lakukan tindakan antisipasi seperti cuci tangan. Sistem imun kita menurun karena merokok. Kalau bisa sementara stop merokok. Virus ini akan menyerang saat tubuh kita lemah. Makan juga yang sehat,” jelas dia.

Selain itu, langkah antisipasi juga telah disiapkan. Salah satu yang mungkin dilakukan ialah meliburkan aktivitas belajar mengajar di sekolah. “Kita akan diskusikan minta pelaku-pelaku pendidikan, anak-anak sekolah kita liburkan dalam kondisi seperti ini,” ucap dia.

Kemarin, polisi mensterilisasi rumah pasien. Puluhan aparat keamanan menjaga ketat dan memasang garis polisi. Kapolsek Sukmajaya AKP Ibrahim mengatakan, pihaknya melakukan upaya pencegahan terhadap kemungkinan adanya warga yang mendekat ke rumah pasien. ’’Karena info dari Dinkes Depok itu harus steril 20 meter dari ruangan yang terkahir dia datangani,” ucap dia.

Pihaknya berharap warga sekitar tetap menjauh dari rumah pasien yang terjangkit virus Corona ini. Nantinya anggotanya tetap menjaga di lokasi. “Kami all-out untuk menjaga di lokasi. Diharapkan warga radius dalam jarak 20 meter dilarang mendekat, atau bahkan tidak sama sekali kesini,” terang dia.

Terpisah, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyambangi Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok. Kedatangannya itu, ditunjukan untuk melihat secara langsung rumah sakit yang disebut meliburkan 73 karyawannya karena bersentuhan langsung dengan korban.

Menurut Terawan, langkah yang diambil manajemen rumah sakit itu merupakan tindakan berlebihan dan paranoid. “Iya itu paranoid, berlebihan. Tapi kita kasih tau kayak gini kan jadi sadar mereka,” ucap di RS Mitra Keluarga.

Terawan mengatakan, jika melakukan pengawasan kepada rumah sakit. “Itu berlebihan lah. Mereka ini kan orang dengan pengawasan (ODP) yang sebenarnya bisa beraktivitas normal (bekerja),” kata dia.

Pemantauan jarak jauh kata dia justru tidak efektif. Malah, jika ODP atau pemantauan tersebut tetap beraktivitas kerja seperti biasa, akan memudahkan pihak rumah sakit dalam melakukan pemantauan. “Jadi harusnya sih tidak perlu itu (diistirahatkan di rumah),” kata dia.

Dia juga menyebutkan, ada yang harus diluruskan dari pemberitaan soal Corona. “Saya datang untuk luruskan berita dan apa yang kita lakukan sesuai standar WHO,” ucapnya.

Selain itu, kata Terawan, pemakaian masker hanya digunakan bagi mereka yang sakit. Sedangkan bagi yang sehat tidak dianjurkan memakai masker. “Jadi bisa dibedakan dan jangan dijadikan public enemy bagi yang memakai masker,” ucap dia.

Selain Terawan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga hadir untuk melihat situasi Kota Depok. Ridwan telah mengungumkan status siaga satu di Jawa Barat sejak dua Minggu lalu. “Kita dapat berita yang langsung diumumkan presiden terkait positif covid 19 atau virus corona. Kita bicara fakta dulu, saya sudah koordinasi dengan Menkes, pertama lokus terinfeksinya di Jakarta. Jadi belum ada bukti fakta bahwa lokus terinfeksinya di Kota Depok,” jelas dia.

Ridwan pun mengimbau agar masyarakat tidak panik dan tetap tenang. Pihaknya akan terus memantau semua perkembangan yang ada. “Dari Pak Menteri juga sebagai referensi kami itu virusnya tidak menempel di benda mati, hanya melalui kontak langsung,” jelas dia.

Di sisi lain, Kemenkes bergerak cepat melakukan surveillance menyikapi terdeteksinya dua orang warga Depok yang positif SARS-CoV-2. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Anung Sugihantono menyampaikan, tindakan ini berupa penelusuran kontak yang mungkin sebelumnya dilakukan oleh index case 1 dan 2.

Untuk sementara, pihaknya sudah mengantongi 48 nama. Daftar tersebut masuk kategori kontak erat, kontak dekat, dan kontak satu area. Kemenkes juga telah melakukan clustering untuk mengetahui attack risk dari kontak yang terjadi.

“Tidak boleh diumumkan siapa dan di mana. Saya tahu (nama 48 orang tersebu, red). Tapi saya gak mau mengumumkan,” tegasnya.

Semuanya dalam tahap pengawasan, tapi tidak semuanya akan diswab. Dia menjelaskan, pemeriksaan laboratorium akan diwajibkan bagi mereka yang masuk kategori kontak erat. Misalnya, telah melakukan sentuhan badan. Pemeriksaan ini guna memastikan apakah yang bersangkutan terinfeksi SARS-CoV-2 atau tidak.

Beda lagi dengan kontak dekat. Apabila ada yang melakukan kontak dekat dengan orang yang dinyatakan positif, maka yang bersangkutan berada dalam proses pemantauan. Jika jumlahnya lebih dari satu, maka pemantauan ini bisa dilakukan pengambilan sampel secara acak untuk kemudian dilakukan pemeriksaan.

Sementara, untuk orang yang masuk kategori berada dalam satu ruangan atau area dengan orang yang terinfeksi SARS-CoV-2 juga akan dipantau kondisinya. Tapi tidak semua diswab. Yang bersangkutan diminta segera memeriksakan atau melapor jika muncul gejala. “Kita sudah kantongi namanya dan kita pantau,” tegasnya.

Disinggung soal kemungkinan sterilisasi lokasi, baik kediaman, tempat latihan dansa, hingga rumah sakit, Anung mengaku belum sampai tahap sana. Kemenkes baru pada tahap menelusuri close contact.

Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes Bambang Wibowo menambakan, bahwa sudah ada 100 rs rujukan yang disiapkan untuk menangani kasus Covid-2019. Semua Rs tersebut pun sudah disosialisasikan mengenai protocol penanganan, pengambilan specimen, hingga soal sistem rujukan. “Jumlah tersebut akan ditambah 32 Rs lagi, sedang disiapkan,” katanya.

Sementara itu, hingga kemarin tercatat sudah 153 kasus orang dalam pengawasan yang spesimennya diperiksa oleh Balitbangkes. Dari jumlah tersebut, dua dinyatakan positif. “Seperti yang diumumkan pak Presiden sebelumnya. Dua positif,” ujar Kepala Badan Litbangkes Siswanto. Jumlah tersebut diluar 188 orang ABK Kapal Wolrd Dream yang juga telah dinyatakan negative.

Disinggung soal specimen ABK Diamond Princess, Siswanto mengaku masih dalam proses pengerjaan. Spesimen baru masuk tadi pagi ke pihaknya.

Untuk kasus positif, hasil laboratorium pemeriksaan spesimen kedua pasien telah diketahui sejak Minggu, 1 Maret 2020 pukul 18.00 WIB. Pria yang akrab disapa Sis itu mengatakan, pemeriksaan langsung menggunakan primer SARS-COV Tipe 2 menggunakan PCR. Pihaknya melakukan validasi 3 kali untuk konfirm memang positif. (byu/bry/mia/jpg)

KOORDINASI : Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto didampingi Wali Kota Depok Mohammad Idris dan unsur Forkopimda berkoordinasi terkait warga Depok yang terjangkit Virus Corona di RS Mitra Keluarga, Senin (2/3).
KOORDINASI : Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto didampingi Wali Kota Depok Mohammad Idris dan unsur Forkopimda berkoordinasi terkait warga Depok yang terjangkit Virus Corona di RS Mitra Keluarga, Senin (2/3).

SUMUTPOS.CO – Indonesia menjadi negara ke-65 yang melaporkan kasus Covid-19. Kemarin (2/3), Presiden Joko Widodo mengumumkan dua orang yang menjadi pasien Covid-19 pertama di Indonesia. 62 hari sejak kasus pertama ditemukan di Wuhan, Tiongkok, 31 Desember lalu. Kedua pasien kini menjalani isolasi di RS Pusat Infeksi Sulianti Saroso Jakarta.

KEDUA pasien Covid-19 itu melakukan kontak langsung dengan WNA Jepang yang datang ke Indonesia pertengahan Februari lalu. WNA Jepang itu dinyatakan positif Covid-19 saat berada di Malaysia setelah berkunjung ke Indonesia. Dari situ, pemerintah langsung melakukan surveillance tracking berdasarkan penjelasan dari yang bersangkutan. Tentang siapa saja orang yang berhubungan dengan dia selama berada di Indonesia.

Hasilnya, ada dua orang yang sempat melakukan close contact (interaksi jarak dekat) dengan WNA Jepang itu. Yakni, seorang ibu berusia 64 tahun dan anak perempuannya yang berusia 31 tahun, keduanya warga kota Depok, Jawa Barat. Saat dicek, mereka dalam kondisi sakit. ’’Dan tadi pagi saya mendapatkan laporan dari Pak Menkes bahwa ibu ini dan putrinya positif Korona,’’ terang Presiden Joko Widodo dalam sesi keterangan pers di Istana Merdeka, kemarin.

Atas kondisi tersebut, Presiden menyatakan, sejak awal pemerintah sudah mengikuti protocol WHO secara ketat. Juga bekerja sama dengan perwakilan WHO di Jakarta. Begitu pula saat mengevakuasi WNI dari episentrum seperti Wuhan dan kapal Diamond Princess, bahkan kapal World Dream.

Pemerintah juga mengawasi 135 pintu masuk ke Indonesia baik drat, laut, maupun udara, secara ketat. Peralatan yang sesuai standar WHO disediakan, meskipun dalam praktiknya pemeriksaan juga tidak mudah. ’’Karena ngecek dengan yang namanya thermal scanner itu kadang-kadang keakuratannya juga tidak bsia dijamin 100 persen,’’ lanjutnya.

Ada lebih dari 100 RS yang disiapkan dan sudah memiliki ruangan isolasi untuk Covid-19 dengan standar yang baik. Sejak awal juga sudah dibentuk tim gabungan TNI, Polri, dan sipil dalam penanganan Covid-19. Juga SOP yang standarnya sama dengan standar internasional. ’’Kita juga memiliki anggaran, anggarannya ada dan ini juga diprioritaskan untuk menangani ini (Covid-19),’’ tambah Presiden.

Sementara itu, Menkes Terawan Agus Putranto kemarin langsung membesuk kedua pasien di RSPI Sulianti Saroso. Dia melihat pasien dari luar ruang isolasi, di area yang aman. ’’Kondisinya (paseian) baik banget. Sebenarnya kalau mau dipulangkan ya dipulangkan,’’ ujarnya.

Namun, Kemenkes perlu mengecek ulang kondisi mereka. Karena itulah keduanya tetap diisolasi. ’’Biasanya setelah lima hari kita swab ulang sesuai dengan ketentuan WHO. Biasanya negatif kalau sudah dalam perawatan,’’ lanjut mantan Direktur RSPAD Gatot Soebroto itu. Perawatan dilakukan sebagaimana merawat pasien influenza. Pasien diberikan vitamin dan makanan sehat. Fokusnya adalah menaikkan imunitas pasien. Bila imunitas sudah naik, maka pasien akan sembuh dengan sendirinya. Istilah medisnya, self limited disease.

Terawan menuturkan, kedua pasien bisa sampai berinteraksi dekat dengan WNA jepang itu karena mereka memang teman dekat. Keduanya sempat berlatih dansa di kawasan Jakarta Selatan sebelum sang WNA terbang ke Malaysia. Yang tertular lebih dahulu adalah pasien berusia 31 tahun. setelah itu baru ibunya yang berusia 64 tahun.

Di kediaman pasien, terangnya, secara total ada empat orang yang tinggal. Dua orang lainnya sama sekali tidak menunjukkan gejala. ’’Tetapi kami minta untuk ke sini (RSPI),’’ ujar terawan. Mereka sudah pula melaksanakan pemeriksaan menyeluruh. Hasilnya, mereka dinyatakan tidak sakit sehingga tidak ikut diisolasi.

Mantan Direktur Utama RSPAD itu mengungkapkan, bahwa tak semua orang yang kontak dinyatakan positif. Bisa jadi, karena memiliki imunitas tinggi maka tidak sampai tertular. Dia mencontohkan pada kasus ABK World Dream. Menurut dia, dengan pekerjaan mereka sebagai ABK tentu risiko kontak jauh lebih besar. “Setelah diperiksa hasilnya negative semua,” ungkapnya. Oleh sebab itu, dia kembali menekankan soal pentingnya menjaga imunitas dengan menerapkan pola hidup sehat dan bersih.

Terawan juga memastikan bahwa kedua pasien tidak termasuk dalam daftar orang-orang yang dicek sebelumnya. Mereka yang dicek di laboratoorium itu seluruhnya sudah dinyatrakan negatif Covid-19. Terawan juga menegaskan bahwa yang diisolasi hanya yang positif. Sementara mereka yang sudah dinyatakan negatif tentu saja tidak diisolasi.

Fasilitas di RSPI, tuturnya, sudah sesuai dengan standar WHO. Penanganan terhadap pasien juga dilakukan sesuai dengan simulasi yang dijalankan selama ini. Hanya saja, kondisi pasien lebih ringan dibandingkan yang selama ini disimulasikan.

Terawan meminta masyarakat percaya kepada pemerintah. temuan dua kasus menunjukkan bahwa pemeriksaan yang selama ini dilakukan sudah tepat dan disampaikan apa adanya. ’’Kalau negatif ya dibilang negatif. Kalau positif, ya disampaikan,’’ tuturnya. tidak ada yang ditutupi.

Selain itu, Indonesia sudah tercatat di WHO sebagai negara yang telah menggunakan JEE (Joint External Evaluation) tool dari WHO. Sejak 2017, Indonesia masuk jajaran negara-negara yang oleh WHO dinyatakan siap menghadapi wabah.

Disinggung mengenai lolosnya WNA Jepang itu masuk ke Indonesia, menurut Terawan bukan berarti alatnya thermal scanner tidak berfungsi. Prosedur di pintu-pintu masuk sudah dicek langsung oleh WHO dan dinyatakan sesuai dengan protokol. Semua yang datang dari luar negeri tetap melalui thermal scanner otomatis. Lalu, bila ada yang dicurigai, akan ditarik dan dicek ulang menggunakan thermal gun.

Terawan juga memastikan semua orang yang berhubungan dengan pasien beberapa hari belakangan sedang dicari. Pemerintah menggunakan metode surveillance tracking untuk mencari tahu siapa saja yang berhubungan atau berinteraksi dengan mereka secara dekat. ’’Kami hubungi satu persatu,’’ tambah Terawan.

Wali Kota Depok Mohammad Idris dalam keterangannya kemarin membeberkan kronologi sakitnya kedua pasien itu. kedua pasien awalnya mengeluh flu dan sesak napas pada pertengahan Februari lalu. Kemudian pasien tersebut memeriksakan diri ke Rumah Sakit Mitra Keluarga.

Pasien menceritakan bahwa pada 14 Februari lalu dia menerima tamu WNA Jepang dari Malaysia. Pekerjaannya sebagai pendamping dansa di entertainment. Lalu setelah itu dia mendapat informasi di Malaysia bahwa WNA Jepang tersebut positif Corona. ’’Dia kembali lagi ke RS Mitra Keluarga. Dia khawatir terkena Corona,” kata Idris di Balaikota Depok, kemarin.

Setelah melakukan pengecekan dan observasi, benar saja, diketahui jika pasien tersebut positif Virus Corona. Dua pasien langsung dirujuk ke RS Sulianti Saroso. Menurut Idris, selain dua pasien yang positif itu, ada lebih dari 50 perawat Rumah Sakit Mitra Keluarga yang diduga sakit. ’’Mereka sakit dengan gejala yang sama dengan penyakit dari virus Corona,’’ lanjutnya.

Pihaknya juga telah mengeluarkan surat edaran untuk waspada terhadap penyebaran penyakit ini. Surat edaran tersebut juga sudah disebarluaskan. “Intinya jangan panik. Lakukan tindakan antisipasi seperti cuci tangan. Sistem imun kita menurun karena merokok. Kalau bisa sementara stop merokok. Virus ini akan menyerang saat tubuh kita lemah. Makan juga yang sehat,” jelas dia.

Selain itu, langkah antisipasi juga telah disiapkan. Salah satu yang mungkin dilakukan ialah meliburkan aktivitas belajar mengajar di sekolah. “Kita akan diskusikan minta pelaku-pelaku pendidikan, anak-anak sekolah kita liburkan dalam kondisi seperti ini,” ucap dia.

Kemarin, polisi mensterilisasi rumah pasien. Puluhan aparat keamanan menjaga ketat dan memasang garis polisi. Kapolsek Sukmajaya AKP Ibrahim mengatakan, pihaknya melakukan upaya pencegahan terhadap kemungkinan adanya warga yang mendekat ke rumah pasien. ’’Karena info dari Dinkes Depok itu harus steril 20 meter dari ruangan yang terkahir dia datangani,” ucap dia.

Pihaknya berharap warga sekitar tetap menjauh dari rumah pasien yang terjangkit virus Corona ini. Nantinya anggotanya tetap menjaga di lokasi. “Kami all-out untuk menjaga di lokasi. Diharapkan warga radius dalam jarak 20 meter dilarang mendekat, atau bahkan tidak sama sekali kesini,” terang dia.

Terpisah, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyambangi Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok. Kedatangannya itu, ditunjukan untuk melihat secara langsung rumah sakit yang disebut meliburkan 73 karyawannya karena bersentuhan langsung dengan korban.

Menurut Terawan, langkah yang diambil manajemen rumah sakit itu merupakan tindakan berlebihan dan paranoid. “Iya itu paranoid, berlebihan. Tapi kita kasih tau kayak gini kan jadi sadar mereka,” ucap di RS Mitra Keluarga.

Terawan mengatakan, jika melakukan pengawasan kepada rumah sakit. “Itu berlebihan lah. Mereka ini kan orang dengan pengawasan (ODP) yang sebenarnya bisa beraktivitas normal (bekerja),” kata dia.

Pemantauan jarak jauh kata dia justru tidak efektif. Malah, jika ODP atau pemantauan tersebut tetap beraktivitas kerja seperti biasa, akan memudahkan pihak rumah sakit dalam melakukan pemantauan. “Jadi harusnya sih tidak perlu itu (diistirahatkan di rumah),” kata dia.

Dia juga menyebutkan, ada yang harus diluruskan dari pemberitaan soal Corona. “Saya datang untuk luruskan berita dan apa yang kita lakukan sesuai standar WHO,” ucapnya.

Selain itu, kata Terawan, pemakaian masker hanya digunakan bagi mereka yang sakit. Sedangkan bagi yang sehat tidak dianjurkan memakai masker. “Jadi bisa dibedakan dan jangan dijadikan public enemy bagi yang memakai masker,” ucap dia.

Selain Terawan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga hadir untuk melihat situasi Kota Depok. Ridwan telah mengungumkan status siaga satu di Jawa Barat sejak dua Minggu lalu. “Kita dapat berita yang langsung diumumkan presiden terkait positif covid 19 atau virus corona. Kita bicara fakta dulu, saya sudah koordinasi dengan Menkes, pertama lokus terinfeksinya di Jakarta. Jadi belum ada bukti fakta bahwa lokus terinfeksinya di Kota Depok,” jelas dia.

Ridwan pun mengimbau agar masyarakat tidak panik dan tetap tenang. Pihaknya akan terus memantau semua perkembangan yang ada. “Dari Pak Menteri juga sebagai referensi kami itu virusnya tidak menempel di benda mati, hanya melalui kontak langsung,” jelas dia.

Di sisi lain, Kemenkes bergerak cepat melakukan surveillance menyikapi terdeteksinya dua orang warga Depok yang positif SARS-CoV-2. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Anung Sugihantono menyampaikan, tindakan ini berupa penelusuran kontak yang mungkin sebelumnya dilakukan oleh index case 1 dan 2.

Untuk sementara, pihaknya sudah mengantongi 48 nama. Daftar tersebut masuk kategori kontak erat, kontak dekat, dan kontak satu area. Kemenkes juga telah melakukan clustering untuk mengetahui attack risk dari kontak yang terjadi.

“Tidak boleh diumumkan siapa dan di mana. Saya tahu (nama 48 orang tersebu, red). Tapi saya gak mau mengumumkan,” tegasnya.

Semuanya dalam tahap pengawasan, tapi tidak semuanya akan diswab. Dia menjelaskan, pemeriksaan laboratorium akan diwajibkan bagi mereka yang masuk kategori kontak erat. Misalnya, telah melakukan sentuhan badan. Pemeriksaan ini guna memastikan apakah yang bersangkutan terinfeksi SARS-CoV-2 atau tidak.

Beda lagi dengan kontak dekat. Apabila ada yang melakukan kontak dekat dengan orang yang dinyatakan positif, maka yang bersangkutan berada dalam proses pemantauan. Jika jumlahnya lebih dari satu, maka pemantauan ini bisa dilakukan pengambilan sampel secara acak untuk kemudian dilakukan pemeriksaan.

Sementara, untuk orang yang masuk kategori berada dalam satu ruangan atau area dengan orang yang terinfeksi SARS-CoV-2 juga akan dipantau kondisinya. Tapi tidak semua diswab. Yang bersangkutan diminta segera memeriksakan atau melapor jika muncul gejala. “Kita sudah kantongi namanya dan kita pantau,” tegasnya.

Disinggung soal kemungkinan sterilisasi lokasi, baik kediaman, tempat latihan dansa, hingga rumah sakit, Anung mengaku belum sampai tahap sana. Kemenkes baru pada tahap menelusuri close contact.

Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes Bambang Wibowo menambakan, bahwa sudah ada 100 rs rujukan yang disiapkan untuk menangani kasus Covid-2019. Semua Rs tersebut pun sudah disosialisasikan mengenai protocol penanganan, pengambilan specimen, hingga soal sistem rujukan. “Jumlah tersebut akan ditambah 32 Rs lagi, sedang disiapkan,” katanya.

Sementara itu, hingga kemarin tercatat sudah 153 kasus orang dalam pengawasan yang spesimennya diperiksa oleh Balitbangkes. Dari jumlah tersebut, dua dinyatakan positif. “Seperti yang diumumkan pak Presiden sebelumnya. Dua positif,” ujar Kepala Badan Litbangkes Siswanto. Jumlah tersebut diluar 188 orang ABK Kapal Wolrd Dream yang juga telah dinyatakan negative.

Disinggung soal specimen ABK Diamond Princess, Siswanto mengaku masih dalam proses pengerjaan. Spesimen baru masuk tadi pagi ke pihaknya.

Untuk kasus positif, hasil laboratorium pemeriksaan spesimen kedua pasien telah diketahui sejak Minggu, 1 Maret 2020 pukul 18.00 WIB. Pria yang akrab disapa Sis itu mengatakan, pemeriksaan langsung menggunakan primer SARS-COV Tipe 2 menggunakan PCR. Pihaknya melakukan validasi 3 kali untuk konfirm memang positif. (byu/bry/mia/jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/