26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Listrik Padam, Rumah Warga Terbakar

MEDAN-Pemadaman listrik secara bergilir tidak hanya menganggu aktivitas warga. Setidaknya kemarin, pemadaman mengakibatkan kebakaran. Pertama terjadi di Tebingtinggi dan yang teranyar tadi malam kebakaran terjadi di Medan.

KEBAKARAN:  Satu unit rumah permanen  Jalan Bahbolon Kota Tebingtinggi ludes terbakar akibat api lilin saat listrik padam, Selasa (2/4).//sopian/SUMUT POS
KEBAKARAN: Satu unit rumah permanen di Jalan Bahbolon Kota Tebingtinggi ludes terbakar akibat api lilin saat listrik padam, Selasa (2/4).//sopian/SUMUT POS

Adalah sebuah rumah di Jalan Mawar Raya Perumnas Helvetia, Kelurahan Helvetia Tengah, Kecamatan Medan Helvetia Ludes terbakarn
Selasa (2/4) malam sekitar pukul 21.15 WIB. Penyebab kebakaran diduga dari lilin yang dipasang pemilik rumah saat terjadi pemadaman listrik.

Menurut data yang dihimpun Sumut Pos dilokasi menyebutkan, pemilik rumah yang ludes terbakar ini bernama Maruli Siregar (36). Saat itu sedang terjadi pedaman listrik bergilir yang dilakukan PLN. Nah, karena kondisi rumah gelap, Maruli memasang lilin sebagai alat penerangan. Lilin tersebut diletakkan di atas meja tamu.

Namun sayang, lilin tersebut lepas dari pantauan penghuni rumah yang juga dijadikan tempat usaha jahit. Lilin dalam kondisi menyala tiba-tiba saja jatuh di ambal. Api dengan cepat membakar ambal tersebut. Maruli yang sedang berada di dalam kamar langsung keluar mencoba memadamkan api, namun tidak bisa dijinakkan, malah Maruli mengalami luka bakar.

“Diduga lilin yang terbakar kena ambal rumah di ruang tamu, sedang mati lampu ini,”ucap Usman kerabat tetanga Maruli di lokasi kejadian.

Melihat Maruli mengalami luka bakar dibantu warga membawa pemilik rumah ini ke klinik terdekat untuk mengobati luka bakar yang dialami ini. Atas kejadian, sedikitnya 8 unit armada dari Dinas Pencegahan dan pemadaman kebakaran (DP2K) Kota Medan dan sebuah mobil ambulans milik Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan terjun ke lokasi kejadian. Petugas dibantu warga mencoba mengevakuasi barang-barang korban kebakaran ini. Petugas dengan waktu sekitar 25 menit berhasil menjinak si jago merah yang melalap habis tempat usaha konveksi ini.

Sebelumnya, gara-gara pemadaman listrik oleh PT PLN secara bergilir di Kota Tebingtinggi, satu unit rumah permanen milik Maruhun Sirait (53) warga Jalan Sei Bahbolon Lingkungan III Kelurahan Durian Kota Tebingtinggi ludes terbakar, Selasa (2/4) sekira pukul 05.30 WIB.

Tidak ada korban jiwa tetapi kerugian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah, penyebab kebakaran diduga pemilik rumah kurang hati-hati ketika terjadi pemadaman listrik menggunakan penerangan lilin sambil menuangkan bensin dagangannya ke dalam jeriken yang diecer di depan rumah.
Keterangan istri korban, Ani Br Siregar (52) menuturkan sebelum terjadinya kebakaran itu dia bangun pagi seperti biasa membuka warung dagangan menjual makanan ringan (warung). Karena pagi itu terjadi pemadaman listrik, Ani mengambil lilin sebagai alat penerangan kemudian menuangkan bensin ke jeriken kecil untuk dijual ecer di depan rumah.

“Usai membuka pintu depan dengan maksud membuka warung, api lilin tiba-tiba menyambar jeriken berisi bahan bakar bensin dengan sekejap kobaran api membesar,”jelas Ani.

Api terus membesar hingga menyambar rumah. Sementara suaminya yang sakit stroke masih berada dalam rumah. “Warga langsung memecahkan kaca jendela, suami saya berhasil diselamatkan warga dari kobaran api. Kalau tidak ada warga entah apa jadinya terhadap dia,” tangis Ani sambil melihat rumahnya sudah menjadi arang.

Warga sekitar, Br Sitanggang mengeluhkan pihak PLN selama empat hari belakangan selalu memadamkan arus listrik dengan tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu kepada pelanggannya. Bahkan, pemadaman bisa berlangsung lama hingga mencapai 4 jam per hari. “Kenapa PLN tidak berikan informasi kalau ada pemadaman listrik secara bergilir, kalau begini warga (pelanggan) yang dibuat susah. Apa dikarenakan PT PLN akan menaikan tarif pada bulan April ini?”keluh warga di sana.

Kepala cabang ranting PT PLN Kota Tebingtinggi, H Purba menegaskan pihaknya sampai sekarang tidak pernah menerima salinan atau pemberitahuan dari pihak PT PLN wilayah Sumbagut (sumatera bagian utara) terkait pemadamam listrik secara bergilir terhadap konsumen. “Pemadaman yang dilakukan PT PLN di sektor pembangkit tergantung tingginya beban daya pemakaian di suatu daerah. Satu hari pemadaman yang dilakukan diperkirakan bisa dua kali, apabila beban daya normal, maka akan dihidupkan kembali,” jelas H Purba.

Pemadaman Bergilir Dipertanyakan

Terkait dengan itu, Bendahara Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumatera Utara, Brilian Moktar, mengatakan pemadaman listrik yang terjadi di Sumut belakangan ini menjadi tanda tanya besar. “DPR RI perlu memanggil Dirut PLN. Paling tidak Komisi D DPRD SU memangil pihak PLN Sumut untuk mengetahui penyebabnya,” tegasnya.

Dirinya mengatakan audit dan investigasi itu diperlukan apalagi jika melihat pemadaman dilakukan sejak 18 Maret 2013. “Padahal sudah banyak agenda penting yang menanti, termasuk ujian nasional bagi pelajar. PLN harus dapat mempercepat pembangunan dan pengoperasionalan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang sedang dibangun,” jelasnya.

Pihaknya menyayangkan pejabat PLN selalu memberikan alasan klasik yang kurang dapat diterima, terutama oleh masyarakat yang membutuhkan energi listrik. Dari laporan yang diterima dari sejumlah sumber terpercaya, cukup banyak masalah yang meliputi PLN di Sumut yang menyebabkan kinerja BUMN itu jauh dari harapan masyarakat.

“Kemudian, masalah yang terjadi dalam sistem pembangkit listrik di Sumut adalah kurangnya dilakukan pemeliharaan mesin sesuai dengan kebutuhan atau permintaan mesin. Padahal 60 persen mesin pembangkit milik PLN di Sumut yang membutuhkan perawatan secara maksimal dan 40 persen merupakan sewaan dari pihak ketiga. Demikian juga dengan pembangkit untuk wilayah NAD yang terinterkoneksi ke Sumut 90 persen diantaranya mesin sewa dan hanya 10 persen milik PLN. Apakah PLN kedepan hanya mengharapkan mesin sewaan, tanpa menyediakan mesin pembangkit sendiri?” ujarnya.
Adapun untuk solusi jangka pendek, PLN perlu menambah mesin pembangkit tenaga diesel (PLTD) untuk mengganti mesin pembangkit yang mengalami kerusakan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal, PLN harus memperhatikan kesejahteraan tenaga kerjanya, bila perlu memutuskan kerja sama dengan perusahaan outsourcing yang tidak sanggup mendului gaji tenaga kerjanya. Atau pekerja outsourcing itu diangkat sebagai karyawan tetap. “Jangan karena Dahlan Iskan menjadi Menteri BUMN, fondasi yang dibuat selama ini menjadi rapuh,” katanya.
Sementar itu, untuk memenuhi kebutuhan akan listrik, Pemerintah Sumatera Utara (Pemprovsu) berencana untuk membangun PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) Asahan 3 yang saat ini sedang dikelola oleh PLN. Rencananya, sumber ini akan mulai dibangun pada 2014, dan dari hasil studi dapat menghasilkan listrik sebesar 2×87 MW. “Kalau saat ini, kita sudah selesai mempelajari studi tentang Asahan 3. Saat ini, proses yang kita laksanakan adalah pembebasan lahan,” ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) SU, Riadik Akhir Lubis di acara Pra Musrembang di hotel Santika Medan.

Selain itu, direncanakan akan membangun Asahan 4 dan Asahan 5. Walaupun listrik yang dihasilkan tidak akan sebesar Asahan 3. “Kalau semakin menurun akan semakin rendah pula energi yang akan dihasilkannya,” tambahnya.

Sumber energi listrik yang akan dibangun pada tahun depan adalah PLTA Batangtoru, yang saat ini sedang dalam tahap studi. Diperkirakan, PLTA ini akan menghasilkan 500 MW, atau sama seperti Sigura-gura. Sedangkan untuk kelas menengah mikro, direncanakan akan dilakukan Pembangkit Listrik Tenaga Surga (PLTS) seperti yang saat ini ada di Kabupaten Pakpak Bharat.

Rencana lain, penghasil listrik dengan menggunakan air sungai. Direncanakan pembangkin ini, untuk kawasan di desa-desa. “Kalau yang ini, salah satunya sudah tersedia di Kabupaten Deliserdang. Listrik desanya berasal dari aliran sungai,” ungkapnya. (gus/mag-12/ian/far/ram)

MEDAN-Pemadaman listrik secara bergilir tidak hanya menganggu aktivitas warga. Setidaknya kemarin, pemadaman mengakibatkan kebakaran. Pertama terjadi di Tebingtinggi dan yang teranyar tadi malam kebakaran terjadi di Medan.

KEBAKARAN:  Satu unit rumah permanen  Jalan Bahbolon Kota Tebingtinggi ludes terbakar akibat api lilin saat listrik padam, Selasa (2/4).//sopian/SUMUT POS
KEBAKARAN: Satu unit rumah permanen di Jalan Bahbolon Kota Tebingtinggi ludes terbakar akibat api lilin saat listrik padam, Selasa (2/4).//sopian/SUMUT POS

Adalah sebuah rumah di Jalan Mawar Raya Perumnas Helvetia, Kelurahan Helvetia Tengah, Kecamatan Medan Helvetia Ludes terbakarn
Selasa (2/4) malam sekitar pukul 21.15 WIB. Penyebab kebakaran diduga dari lilin yang dipasang pemilik rumah saat terjadi pemadaman listrik.

Menurut data yang dihimpun Sumut Pos dilokasi menyebutkan, pemilik rumah yang ludes terbakar ini bernama Maruli Siregar (36). Saat itu sedang terjadi pedaman listrik bergilir yang dilakukan PLN. Nah, karena kondisi rumah gelap, Maruli memasang lilin sebagai alat penerangan. Lilin tersebut diletakkan di atas meja tamu.

Namun sayang, lilin tersebut lepas dari pantauan penghuni rumah yang juga dijadikan tempat usaha jahit. Lilin dalam kondisi menyala tiba-tiba saja jatuh di ambal. Api dengan cepat membakar ambal tersebut. Maruli yang sedang berada di dalam kamar langsung keluar mencoba memadamkan api, namun tidak bisa dijinakkan, malah Maruli mengalami luka bakar.

“Diduga lilin yang terbakar kena ambal rumah di ruang tamu, sedang mati lampu ini,”ucap Usman kerabat tetanga Maruli di lokasi kejadian.

Melihat Maruli mengalami luka bakar dibantu warga membawa pemilik rumah ini ke klinik terdekat untuk mengobati luka bakar yang dialami ini. Atas kejadian, sedikitnya 8 unit armada dari Dinas Pencegahan dan pemadaman kebakaran (DP2K) Kota Medan dan sebuah mobil ambulans milik Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan terjun ke lokasi kejadian. Petugas dibantu warga mencoba mengevakuasi barang-barang korban kebakaran ini. Petugas dengan waktu sekitar 25 menit berhasil menjinak si jago merah yang melalap habis tempat usaha konveksi ini.

Sebelumnya, gara-gara pemadaman listrik oleh PT PLN secara bergilir di Kota Tebingtinggi, satu unit rumah permanen milik Maruhun Sirait (53) warga Jalan Sei Bahbolon Lingkungan III Kelurahan Durian Kota Tebingtinggi ludes terbakar, Selasa (2/4) sekira pukul 05.30 WIB.

Tidak ada korban jiwa tetapi kerugian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah, penyebab kebakaran diduga pemilik rumah kurang hati-hati ketika terjadi pemadaman listrik menggunakan penerangan lilin sambil menuangkan bensin dagangannya ke dalam jeriken yang diecer di depan rumah.
Keterangan istri korban, Ani Br Siregar (52) menuturkan sebelum terjadinya kebakaran itu dia bangun pagi seperti biasa membuka warung dagangan menjual makanan ringan (warung). Karena pagi itu terjadi pemadaman listrik, Ani mengambil lilin sebagai alat penerangan kemudian menuangkan bensin ke jeriken kecil untuk dijual ecer di depan rumah.

“Usai membuka pintu depan dengan maksud membuka warung, api lilin tiba-tiba menyambar jeriken berisi bahan bakar bensin dengan sekejap kobaran api membesar,”jelas Ani.

Api terus membesar hingga menyambar rumah. Sementara suaminya yang sakit stroke masih berada dalam rumah. “Warga langsung memecahkan kaca jendela, suami saya berhasil diselamatkan warga dari kobaran api. Kalau tidak ada warga entah apa jadinya terhadap dia,” tangis Ani sambil melihat rumahnya sudah menjadi arang.

Warga sekitar, Br Sitanggang mengeluhkan pihak PLN selama empat hari belakangan selalu memadamkan arus listrik dengan tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu kepada pelanggannya. Bahkan, pemadaman bisa berlangsung lama hingga mencapai 4 jam per hari. “Kenapa PLN tidak berikan informasi kalau ada pemadaman listrik secara bergilir, kalau begini warga (pelanggan) yang dibuat susah. Apa dikarenakan PT PLN akan menaikan tarif pada bulan April ini?”keluh warga di sana.

Kepala cabang ranting PT PLN Kota Tebingtinggi, H Purba menegaskan pihaknya sampai sekarang tidak pernah menerima salinan atau pemberitahuan dari pihak PT PLN wilayah Sumbagut (sumatera bagian utara) terkait pemadamam listrik secara bergilir terhadap konsumen. “Pemadaman yang dilakukan PT PLN di sektor pembangkit tergantung tingginya beban daya pemakaian di suatu daerah. Satu hari pemadaman yang dilakukan diperkirakan bisa dua kali, apabila beban daya normal, maka akan dihidupkan kembali,” jelas H Purba.

Pemadaman Bergilir Dipertanyakan

Terkait dengan itu, Bendahara Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumatera Utara, Brilian Moktar, mengatakan pemadaman listrik yang terjadi di Sumut belakangan ini menjadi tanda tanya besar. “DPR RI perlu memanggil Dirut PLN. Paling tidak Komisi D DPRD SU memangil pihak PLN Sumut untuk mengetahui penyebabnya,” tegasnya.

Dirinya mengatakan audit dan investigasi itu diperlukan apalagi jika melihat pemadaman dilakukan sejak 18 Maret 2013. “Padahal sudah banyak agenda penting yang menanti, termasuk ujian nasional bagi pelajar. PLN harus dapat mempercepat pembangunan dan pengoperasionalan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang sedang dibangun,” jelasnya.

Pihaknya menyayangkan pejabat PLN selalu memberikan alasan klasik yang kurang dapat diterima, terutama oleh masyarakat yang membutuhkan energi listrik. Dari laporan yang diterima dari sejumlah sumber terpercaya, cukup banyak masalah yang meliputi PLN di Sumut yang menyebabkan kinerja BUMN itu jauh dari harapan masyarakat.

“Kemudian, masalah yang terjadi dalam sistem pembangkit listrik di Sumut adalah kurangnya dilakukan pemeliharaan mesin sesuai dengan kebutuhan atau permintaan mesin. Padahal 60 persen mesin pembangkit milik PLN di Sumut yang membutuhkan perawatan secara maksimal dan 40 persen merupakan sewaan dari pihak ketiga. Demikian juga dengan pembangkit untuk wilayah NAD yang terinterkoneksi ke Sumut 90 persen diantaranya mesin sewa dan hanya 10 persen milik PLN. Apakah PLN kedepan hanya mengharapkan mesin sewaan, tanpa menyediakan mesin pembangkit sendiri?” ujarnya.
Adapun untuk solusi jangka pendek, PLN perlu menambah mesin pembangkit tenaga diesel (PLTD) untuk mengganti mesin pembangkit yang mengalami kerusakan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal, PLN harus memperhatikan kesejahteraan tenaga kerjanya, bila perlu memutuskan kerja sama dengan perusahaan outsourcing yang tidak sanggup mendului gaji tenaga kerjanya. Atau pekerja outsourcing itu diangkat sebagai karyawan tetap. “Jangan karena Dahlan Iskan menjadi Menteri BUMN, fondasi yang dibuat selama ini menjadi rapuh,” katanya.
Sementar itu, untuk memenuhi kebutuhan akan listrik, Pemerintah Sumatera Utara (Pemprovsu) berencana untuk membangun PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) Asahan 3 yang saat ini sedang dikelola oleh PLN. Rencananya, sumber ini akan mulai dibangun pada 2014, dan dari hasil studi dapat menghasilkan listrik sebesar 2×87 MW. “Kalau saat ini, kita sudah selesai mempelajari studi tentang Asahan 3. Saat ini, proses yang kita laksanakan adalah pembebasan lahan,” ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) SU, Riadik Akhir Lubis di acara Pra Musrembang di hotel Santika Medan.

Selain itu, direncanakan akan membangun Asahan 4 dan Asahan 5. Walaupun listrik yang dihasilkan tidak akan sebesar Asahan 3. “Kalau semakin menurun akan semakin rendah pula energi yang akan dihasilkannya,” tambahnya.

Sumber energi listrik yang akan dibangun pada tahun depan adalah PLTA Batangtoru, yang saat ini sedang dalam tahap studi. Diperkirakan, PLTA ini akan menghasilkan 500 MW, atau sama seperti Sigura-gura. Sedangkan untuk kelas menengah mikro, direncanakan akan dilakukan Pembangkit Listrik Tenaga Surga (PLTS) seperti yang saat ini ada di Kabupaten Pakpak Bharat.

Rencana lain, penghasil listrik dengan menggunakan air sungai. Direncanakan pembangkin ini, untuk kawasan di desa-desa. “Kalau yang ini, salah satunya sudah tersedia di Kabupaten Deliserdang. Listrik desanya berasal dari aliran sungai,” ungkapnya. (gus/mag-12/ian/far/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/