29 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Tuntutan Belum Terpenuhi, Pedagang Buku Enggan Pindah

MEDAN-Para pedagang buku yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Buku Lapangan Merdeka (ASPEBLAM) mengatakan enggan untuk pindah ke Jalan Pegadaian, sebelum tuntutan mereka dipenuhi Pemko Medan. Mereka dikatakan akan tetap bertahan di Lapangan Merdeka, sampai Pemko Medan memenuhi permintaan tersebut.

“Kita belum tahu kapan mulai menempati kios di Jalan Pegadaian itu, karena hingga kini tuntutan pedagang belum dipenuhi Pemko Medan. Kita akan pindah kalau tuntutan itu sudah dipenuhi,” ujar Ketua Harian ASPEBLAM, Donal Sitorus kepada Sumut Pos, Kamis (1/5).

Dijelaskan, adapun tuntutan mereka adalah, soal jaminan mereka tidak akan dipindahkan lagi dari Jalan Pegadaian. Ditambahkan, kios di Jalan Pegadaian itu dibangun di atas lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI). Nah, hal ini membuat pedagang buku merasa rawan bakal digusur lagi, bila nanti PT KAI membutuhkan lahan itu.

“Lahan itu milik PT KAI, dan Pemko Medan hanya menyewa. Jadi, kalau nanti pemiliknya membutuhkan, maka kami akan kembali dipindahkan. Nah, sampai sekarang Pemko Medan belum bisa menjamin kalau kami tidak akan dipindahkan lagi,” tegasnya.

Diungkapkan, masalah sewa kios di Jalan Pegadaian juga belum tercapai. Pedagang dibebankan untuk membayar uang sewa kios sebesar Rp 850 per tahun. Situasi ini tidak sesuai dengan tuntutan pedagang buku, yang ingin sewa kios digratiskan. “Kalau membayar uang sampah, uang listrik dan yang lain seperti retribusi, kita masih mau. Tapi kalau dibebankan sewa sebesar itu, kita tidak mampu,” ungkapnya.

Selain itu, kondisi kios tersebut juga dinilai belum layak, dimana ukurannya kecil dan bangunan asal-asalan. Ditambah lagi keinginan Pemko Medan untuk memanfaatkan beberapa kios. Hal ini membuat pedagang mengaku keberatan. “Kiosnya belum layak, tapi yang paling penting, Pemko Medan juga ingin memanfaatkan beberapa kios, ini jelas kita tolak. Kio situ harus semuanya untuk pedagang buku,” paparnya.

Donal menegaskan, bila tuntutan mereka tidak terpebuhi, maka pedagang akan tetap bertahan di Lapangan Merdeka. Meskipun bakal digusur paksa, mereka dikatakan tidak goyah. “Pemko Medan sudah berjanji bakal mengusahan yang terbaik bagi pedagang buku. Tapi, dengan situasi ini bukan yang terbaik, karena itu kita tetap akan bertahan,” ucapnya.

Sementara itu, Walikota Medan Drs H Rahudman Harahap MM ketika dikomfirmasi di Tapian Daya mengatakan, pembangunan skybridge Lapangan Merdeka terkendala oleh pedagang buku. Karena itu, pihaknya mengimbau agar para pedagang buku segera pindah ke Jalan Pegadaian. “Kalau pedagang buku itu pindah, skybridge itu segara dibangun kembali,” katanya.

Disinggung bahwa para pedagang tidak mau pindah bila tuntutannya tidak terpenuhi, Walikota mengatakan bahwa pedagang buku itu sebelumnya sudah bersedia pindah. Dan, bila pedagang buku memiliki tuntutan lain, Pemko Medan dikatakan akan kembali melakukan musyawarah. “Kalau ada tuntutan lain, segera kita cari solusianya,” ucapnya singkat. (mag-7)

MEDAN-Para pedagang buku yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Buku Lapangan Merdeka (ASPEBLAM) mengatakan enggan untuk pindah ke Jalan Pegadaian, sebelum tuntutan mereka dipenuhi Pemko Medan. Mereka dikatakan akan tetap bertahan di Lapangan Merdeka, sampai Pemko Medan memenuhi permintaan tersebut.

“Kita belum tahu kapan mulai menempati kios di Jalan Pegadaian itu, karena hingga kini tuntutan pedagang belum dipenuhi Pemko Medan. Kita akan pindah kalau tuntutan itu sudah dipenuhi,” ujar Ketua Harian ASPEBLAM, Donal Sitorus kepada Sumut Pos, Kamis (1/5).

Dijelaskan, adapun tuntutan mereka adalah, soal jaminan mereka tidak akan dipindahkan lagi dari Jalan Pegadaian. Ditambahkan, kios di Jalan Pegadaian itu dibangun di atas lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI). Nah, hal ini membuat pedagang buku merasa rawan bakal digusur lagi, bila nanti PT KAI membutuhkan lahan itu.

“Lahan itu milik PT KAI, dan Pemko Medan hanya menyewa. Jadi, kalau nanti pemiliknya membutuhkan, maka kami akan kembali dipindahkan. Nah, sampai sekarang Pemko Medan belum bisa menjamin kalau kami tidak akan dipindahkan lagi,” tegasnya.

Diungkapkan, masalah sewa kios di Jalan Pegadaian juga belum tercapai. Pedagang dibebankan untuk membayar uang sewa kios sebesar Rp 850 per tahun. Situasi ini tidak sesuai dengan tuntutan pedagang buku, yang ingin sewa kios digratiskan. “Kalau membayar uang sampah, uang listrik dan yang lain seperti retribusi, kita masih mau. Tapi kalau dibebankan sewa sebesar itu, kita tidak mampu,” ungkapnya.

Selain itu, kondisi kios tersebut juga dinilai belum layak, dimana ukurannya kecil dan bangunan asal-asalan. Ditambah lagi keinginan Pemko Medan untuk memanfaatkan beberapa kios. Hal ini membuat pedagang mengaku keberatan. “Kiosnya belum layak, tapi yang paling penting, Pemko Medan juga ingin memanfaatkan beberapa kios, ini jelas kita tolak. Kio situ harus semuanya untuk pedagang buku,” paparnya.

Donal menegaskan, bila tuntutan mereka tidak terpebuhi, maka pedagang akan tetap bertahan di Lapangan Merdeka. Meskipun bakal digusur paksa, mereka dikatakan tidak goyah. “Pemko Medan sudah berjanji bakal mengusahan yang terbaik bagi pedagang buku. Tapi, dengan situasi ini bukan yang terbaik, karena itu kita tetap akan bertahan,” ucapnya.

Sementara itu, Walikota Medan Drs H Rahudman Harahap MM ketika dikomfirmasi di Tapian Daya mengatakan, pembangunan skybridge Lapangan Merdeka terkendala oleh pedagang buku. Karena itu, pihaknya mengimbau agar para pedagang buku segera pindah ke Jalan Pegadaian. “Kalau pedagang buku itu pindah, skybridge itu segara dibangun kembali,” katanya.

Disinggung bahwa para pedagang tidak mau pindah bila tuntutannya tidak terpenuhi, Walikota mengatakan bahwa pedagang buku itu sebelumnya sudah bersedia pindah. Dan, bila pedagang buku memiliki tuntutan lain, Pemko Medan dikatakan akan kembali melakukan musyawarah. “Kalau ada tuntutan lain, segera kita cari solusianya,” ucapnya singkat. (mag-7)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/