Almarhumah Nuraini yang tewas mengenaskan di tangan mahasiswanya sendiri, ternyata merupakan sosok hebat dan pengayom. Ia juga dikenal supel bergaul dilingkup civitas akademika FKIP khususnya, dan UMSU pada umumnya. Dekan FKIP UMSU dua periode ini juga dikenal sebagai sosok guru sejati.
—————-
Dosen Fisipol UMSU Shohibul Anshor Siregar, yang ditanya soal sosok Nuraini mengatakan, almarhuma merupakan orang baik, ceria, profesional dan berprestasi dilingkup FKIP UMSU. Shohibul mengaku sangat terkejut dengan kepergian Bunda (begitu ia sering disapa), dengan cara tragis seperti itu.
“Saya jarang ketemu belakangan ini sama beliau. Mendengar kabar duka itu saya sangat-sangat terkejut dan sangat berduka atas kepergiannya,” ujar Shohibul kepada Sumut Pos, tadi malam.
Menurut Shohibul, setiap dosen yang mengenal Nuraini pasti punya kesan baik. Nuraini dimatanya merupakan sosok yang bertanggungjawab dan berwawasan luas.
“Bagaimana kami bisa menyangka beliau (Nuraini) pergi dengan cara seperti itu. Ini pukulan telak bagi segenap civitas akademika UMSU,” tutur akademisi yang juga pengamat politik dan sosial di Sumut ini.
Sedangkan mengenai sosok pelaku, diakui Shohibul tidak begitu mengenalnya. Bahkan saat memberi ceramah dan berdiskusi dengan tokoh-tokoh mahasiswa UMSU, ia mengakui tidak tahu sepak terjang si mahasiswa. Atas kejadian ini, ia berharap khalayak tidak menghakimi UMSU dari kasus ini saja.
“Saya tidak kenal anak (pelaku, Red) ini. Padahal saya banyak mengenal tokoh mahasiswa misalnya UKM Teropong, seni, Mapala, dan senat-senat. Tapi nggak tahu soal si anak itu. Untuk pelaku, biar hukum saja yang berbicara dia pantas dihukum. Tapi memang tega betul dia sama ibunya seperti itu. Apalagi sudah tiga tahun dia itu kami bina. Mungkin dia khilaf,” tukas Shohibul.
Dosen FKIP UMSU Arifin Saleh Siregar mengenal baik sosok Nuraini. “Ibu orangnya disiplin. Apalagi soal busana saat datang ke biro untuk urusan administrasi. Kebetulan istri saya juga dosen di FKIP, beliau selalu menegur cara berpakaiannya. Dia bilang kalau di biro itu tidak boleh pakai kaos dan celana jeans. Jadi beliau benar-benar sosok pendidik dan guru sejati,” ungkap Arifin.
Arifin mengaku terkejut dengan kepergian mantan pimpinannya itu, apalagi dengan cara sangat tragis. Di mata Arifin, Nuraini adalah sosok yang dikenal senang berdiskusi dan mau belajar. Dia juga seorang yang berkarakter dan tegas.
“Yang paling saya ingat sama beliau itu, pada jam malam saat mata kuliah Belajar Pembelajaran, saya diminta menggantikannya karena tak bisa mengajar malam. Ada selama satu semester saya menggantikan mata kuliah bu Nuraini,” ujar mantan jurnalis Sumut Pos ini.