MEDAN, SUMUTPOS.CO – Proses evakuasi Roymardo Sah Siregar, yang diamankan rekan-rekannya di toilet Gedung E, Fakultas Ekonomi UMSU usai menghabisi nyawa dosennya, berakhir ricuh. Ratusan mahasiswa berusaha menghadang dan saling dorong dengan polisi. Mahasiswa berdalih ingin menyelesaikan kasus tersebut dengan cara mereka sendiri.
“Keluar kalian polisi anjxxx, ini kampus, polisi dilarang masuk ke kampus,” teriak mahasiswa. Meski dihalangi, polisi tetap bersikeras mengevakuasi tersangka. Alhasil, para mahasiwa pun memberikan perlawanan dengan cara mendorong-dorong petugas.
Karena situasi tak kondusif, Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, Kasat Reskrim Kompol Aldi Subartono dan Kasat Sabhara Kompol Siswandi terpaksa turun ke universitas yang berada di Jalan Mukhtar Basri Medan Timur itu.
Meski begitu, para mahasiswa tetap memberi perlawanan dengan dengan memasang blokade untuk menghakangi polisi masuk ke lingkungan kampus. Bukan hanya itu saja, Kasat Reskrim dan Kasat Sabhara juga sempat dorong-dorongan dengan para mahasiswa yang tak terima jika tersangka dibawa ke kantor polisi. Sikap ini pula yang memaksa polisi bertindak tegas dengan mengamankan 3 mahasiswa yang dianggap biang kericuhan ke Polresta Medan.
Setelah berpeluh kesah, polisi akhirnya berhasil menerobos blokade mahasiswa dan mengamankan tersangka. Namun, para mahasiswa yang tak terima berusaha mengejar petugas.
Bukan itu saja, kaca majalah dingding (mading) yang ada di Gedung E pecah lantaran mahasiswa berdesakan keluar dari gedung untuk mengejar polisi. Para mahasiswa yang kesal juga sempat melempari petugas dengan batu. Untuk meredam situasi, polisi sempat melepaskan tembakan sebanyak 5 kali ke udara. Namun para mahasiswa tak gentar.
Untuk membubarkan massa, petugas menembakkan gas air mata sebanyak 2 kali. Tak lama setelah itu, personel Sabhara langsung membuat blokade untuk menghalau para mahasiswa yang ingin mengejar tersangka yang akan dibawa ke kantor polisi.
INGIN HAKIMI TERSANGKA
Kapolresta Medan, Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihanantoyang ditemui di lokasi mengatakan, bentrok terjadi karena para mahasiswa ingin menghakimi tersangka. “Sore sekitar pukul 16.30 WIB, kita mendapat informasi telah terjadi tindak penganiayaan terhadap dosen UMSU yang dilakukan mahasiswa,” kata Mardiaz.