SUMUTPOS.CO – TIDAK meratanya infrastruktur membuat buramnya dunia pendidikan di Tanah Air, khususnya Sumatera Utara. Kondisi ini dirasakan para pelajar di Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Karo. Mereka harus menentang alam untuk mengenyam pendidikan demi masa depan yang lebih cerah.
Para pelajar itu merupakan siswa tingkat sekolah dasar di SD Negeri 115501 Desa Ulu Mahuam, Kecamatan Silangkitang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
Mereka harus melalui derasnya arus sungai Mahuam untuk sampai ke sekolah.
Selain melalui sungai itu, para bocah itu juga harus menumpuh jarak sekitar empat kilometer untuk sampai ke sekolah.
Sungai Mahuam merupakan jalan alternatif bagi anak-anak itu untuk dapat tiba di sekolah. Bila tidak, jalan yang mereka tempuh akan kian panjang; menjadi enam kilometer, dengan medan terjal tanpa transportasi umum.
Di tengah buruknya infrastruktur di daerah ini, ada sosok heroik. Dia adalah Zulkarnaen Siregar. Bapak tujuh anak itu, dengan ikhlas menyeberangkan para murid SD dari sungai agar mereka tidak terseret derasnya arus sungai.
Dengan modal seutas tali tambang yang diikatkan dari ujung seberang sungai ke seberang lainnya, Zulkarnaen menggendong para pelajar yang ingin menyeberang Sungai yang lebarnya sekitar 15 meter. Itu dilakukan secara ikhlas oleh Zulkarnaen dengan tujuan agar anak-anak tersebut untuk tetap selamat tiba di sekolah.
“Kalau airnya meluap karena musim hujan, ya harus dibantu supaya anak-anak ini biar nggak terlambat ke sekolah. Andaipun tidak seperti itu, saya tiap hari juga membantu mereka,” sebut Zulkarnaen, Selasa (2/5).
Di Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) kemarin (2/5), Zulkarnaen mengharapkan Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Pemerintah Provinsi dan Pusat untuk memperhatikan infrastruktur yang baik dan merata di daerah ini.