26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Waspadai Puting Beliung dan Banjir Bandang

Foto: Bambang/Sumut Pos Sebuah rumah rusak dan atapnya diterbangkan angin puting beliung di Binjai, Sabtu (28/5/2016) lalu. Menurut BMKG, cuaca di Sumut masih ekstrim hingga awal Juli.
Foto: Bambang/Sumut Pos
Sebuah rumah rusak dan atapnya diterbangkan angin puting beliung di Binjai, Sabtu (28/5/2016) lalu. Menurut BMKG, cuaca di Sumut masih ekstrim hingga awal Juli.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Memasuki bulan Juni 2016, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan memperkirakan kondisi cuaca di sejumlah wilayah Sumatera Utara (Sumut) masih ekstrem.

Hal inipun ditandai dengan beberapa peristiwa yang terjadi sebelumnya hingga mengambil korban jiwa, seperti banjir bandang di Air Terjun Dua Warna Sibolangit dan Kolam Abad Pelaruga Langkat. Selain itu, terjadi pula angin puting beliung pada kawasan di Kecamatan Namorambe, Deli Serdang.

“Diingatkan kepada masyarakat agar terus waspada dan berhati-hati. Sebab, kondisi cuaca di Sumut memang masih ekstrem,” ujar Kepala Bidang Informasi dan Data BMKG Wilayah I Medan yang dihubungi, Kamis (2/6).

Diutarakannya, diperkirakan pada bulan Juni ini sampai dengan minggu pertama masih berpotensi hujan ringan hingga sedang. Lalu, memasuki minggu kedua bulan atau pada dekade tanggal belasan hingga akhir diprediksi curah hujannya menurun. Selanjutnya, pada bulan Juli memasuki musim kemarau.

“Hujan ini masih tetap disertai angin. Oleh karena itu, berpotensi juga angin puting beliung. Sebab, saat ini masih masa perubahan atau transisi dari musim hujan ke musim kemarau,” jelasnya.

Menurut Sunardi, ekstremnya cuaca ditandai dengan tingginya curah hujan dan kencangnya hembusan angin. Walaupun, terkadang bersifat lokal. Saat ini kecepatan angin di darat dan laut sekitar Sumut mencapai 20 knot. Sedangkan, tinggi gelombang laut di perairan Nias atau Sibolga mencapai 4 meter.

“Dihimbau kepada masyarakat yang mata pencahariannya sebagai nelayan untuk berhati-hati ketika mencari ikan di laut. Bahkan, kalau perlu tidak melaut dulu bagi kapal-kapal kecil,” tuturnya.

Foto: Bambang/Sumut Pos Sebuah rumah rusak dan atapnya diterbangkan angin puting beliung di Binjai, Sabtu (28/5/2016) lalu. Menurut BMKG, cuaca di Sumut masih ekstrim hingga awal Juli.
Foto: Bambang/Sumut Pos
Sebuah rumah rusak dan atapnya diterbangkan angin puting beliung di Binjai, Sabtu (28/5/2016) lalu. Menurut BMKG, cuaca di Sumut masih ekstrim hingga awal Juli.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Memasuki bulan Juni 2016, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan memperkirakan kondisi cuaca di sejumlah wilayah Sumatera Utara (Sumut) masih ekstrem.

Hal inipun ditandai dengan beberapa peristiwa yang terjadi sebelumnya hingga mengambil korban jiwa, seperti banjir bandang di Air Terjun Dua Warna Sibolangit dan Kolam Abad Pelaruga Langkat. Selain itu, terjadi pula angin puting beliung pada kawasan di Kecamatan Namorambe, Deli Serdang.

“Diingatkan kepada masyarakat agar terus waspada dan berhati-hati. Sebab, kondisi cuaca di Sumut memang masih ekstrem,” ujar Kepala Bidang Informasi dan Data BMKG Wilayah I Medan yang dihubungi, Kamis (2/6).

Diutarakannya, diperkirakan pada bulan Juni ini sampai dengan minggu pertama masih berpotensi hujan ringan hingga sedang. Lalu, memasuki minggu kedua bulan atau pada dekade tanggal belasan hingga akhir diprediksi curah hujannya menurun. Selanjutnya, pada bulan Juli memasuki musim kemarau.

“Hujan ini masih tetap disertai angin. Oleh karena itu, berpotensi juga angin puting beliung. Sebab, saat ini masih masa perubahan atau transisi dari musim hujan ke musim kemarau,” jelasnya.

Menurut Sunardi, ekstremnya cuaca ditandai dengan tingginya curah hujan dan kencangnya hembusan angin. Walaupun, terkadang bersifat lokal. Saat ini kecepatan angin di darat dan laut sekitar Sumut mencapai 20 knot. Sedangkan, tinggi gelombang laut di perairan Nias atau Sibolga mencapai 4 meter.

“Dihimbau kepada masyarakat yang mata pencahariannya sebagai nelayan untuk berhati-hati ketika mencari ikan di laut. Bahkan, kalau perlu tidak melaut dulu bagi kapal-kapal kecil,” tuturnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/